Jumat, 04 Oktober 2013

Status Gizi



Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bntuk variabel tertentu (Waryono, 2010).
Status gizi (Nutrition Status) adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bntu variabel tertentu (Supriasa, 2001).
1.      Penilaian Status Gizi
Menurut Supriasa, Bakri dan Fajar (2001) penilaian status gizi dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Adapun metode penilaian status gizi tersebut adalah sebagai berikut :








Bagan 2.1 metode penilaian status gizi
 
 








Metode penilaian secara langsung dapat dilakukan dengan cara pengukuran antropometri, biokimia, klinis dan biofisik. Sedangkan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara survey konsumsi, statistik vital dan faktor ekologi. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian dan penggunaan jenis-jenis pengukuran tersebut menurut Supriasa, Bakri, dan Fajar (2001).
a.       Penilaian status gizi secara langsung
1)   Antropometri
a)   Pengertian
Antropometri berasal dari kata antropos dan metros. Antropos artinya tubuh, dan metros artinya ukuran. Jadi Antropometri adalah ukuran dari tubuh. Dimasyarakat cara pengukuran yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Hal ini dikarenakan pengukuran menggunakan antropometri memiliki banyak keunggulan yaitu : alat murah, mudah didapatkan, mudah dibawa dan digunakan, prosedur sederhana, aman, dapat dilakukan dengan jumlah sampel yang besar, pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang  dengan obyektif, relative tidak membutuhkan tenaga ahli, metode yang kuat dan akurat, secara ilmiah diakui kebenarannya.

b)   Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energy. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
2)   Biokimia
a)   Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh  yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
b)   Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spsifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. 
3)   Klinis
a)   Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan  ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atas pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
b)   Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gisi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
4)   Biofisik
a)   Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penetuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khusus jaringan) dan melihat perubahan struktur jaringan.
b)   Penggunaan
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemic (epidemic of night blindness) cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. 

b.      Penilaian status gizi secara tidak langsung
1)   Survei konsumsi makanan
a)   Pengertian
Survei konsumsi makanan metode penentuan gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan zat gizi yang dikonsumsi.
b)   Penggunaan
Pengumpulan dan konsumsi makanan dapat memberikan tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2.      Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Memilih Metode Penilaian Status Gizi
Hal mendasar yang perlu diingat bahwa setiap metode penilaian status gizi mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dengan menyadari kelebihan dan kelemahan tiap-tiap metode, maka dalam menentukan diagnosis suatu penyakit perlu digunakan beberapa jenis metode. Penggunaan satu metode akan memberikan gambaran yang kurang komprehensif tentang suatu keadaan.


Beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menggunakan metod adalah sebagai berikut : 
a.       Tujuan
Tujuan pengukuran sangat perlu diperhatikan dalam memilih metode seperti tujuan ingin melihat fisik seorang, maka metode yang digunakan adalah antropometri
b.      Unit sampel yang akan diukur
Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengaruhi penggunaan metode penelitian status gizi. Jenis unit sampel yang akan diukur meliputi individual, rumah tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila unit sampel yang akan diukur adalah kelompok atau masyarakat metod antropomtri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah bisa dipertanggung jawabkan.
c.       Jenis informasi yang dibutuhkan
Pemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis informasi yang diberikan. Jenis informasi itu anatara lain : asupan makanan, berat dan tinggi badan, tingkat hemoglobin dan situasi social ekonomi. Membuat informasi tentang keadaan fisik seperti berat badan dan tinggi badan, sebaiknya menggunakan antropometri.
d.      Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan
Masing-masing metode penilaian status gizi mempunyai tingkat reliabilitas dan akurasi yang berbeda-beda.
e.       Tersedianya fasilitas dan peralatan
Berbagai jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi. Fasilitas tersebut ada yang mudah didapat dan ada pula yang sangat sulit diperoleh. Pada umumnya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi secara antropometri relative lebih mudah didapat disbanding dengan peralatan penentuan status gizi dengan biokimia.
f.       Tenaga
Ketersediaan tenaga, baik jumlah maupun mutunya sangat mempengaruhi penggunaan metode penilaian gizi. Jenis tenagan yang digunakan dalam pengumpulan data status gizi antara lain : ahli gizi, dokter, ahli kimia dan tenaga lain.
Penilaian status gizi secara antropometri, tidak memerlukan tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih beberapa hari saja sudah dapat menjalankan tugasnya. Kader gizi di Posyandu adalah tenaga gizi yang tidak ahli, tetapi dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Tugas utama kader gizi adalah melakukan pengukuran antropometri, seperti tinggi badan dan berat badan serta umur anak. Setelah mendapatkan data, mereka dapat memasukkan pada KMS dan langsung dapat menginterpretasi data tersebut.
g.      Waktu
Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempengaruhi metode yang akan digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanan dan tahunan. Apabila kita ingin menilai status gizi di suatu masyarakat dan waktu yang tersedia relative singkat, sebaiknya dengan menggunakan metode antropometri.
h.      Dana
Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk menilai status gizi. Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian status gizi.
Pemilihan metode penilaian status gizi harus selalu mempertimbangkan factor tersebut diatas (Supriasa, Bakri, dan Fajar, 2001).
Pemilihan metode penilaian status gizi harus selalu mempertimbangkan factor tersebut di atas. Factor-faktor ini tidak bisa berdiri sendiri, tetapi selalu saling mengait.
3.      Antropometri gizi
Antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometrigizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat usia dan tingkat gizi.
Antropometri sebagai indicator status gizi dapat silakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain adalah usia, berat badan, tinggi badan.
a.       Usia
Factor usia sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan usia akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan usia digunakan adalah tahun usia penuh (completed year) dan untuk anak usia 0 – 2 tahun digunakan bulan usia penuh (completed mounth)
Contoh   :     Bulan usia penuh (Completed mounth)
Usia        :     4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan
                     3 bulan 27 hari, dihitung, 3 bulan
b.      Berat badan
Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat alju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain :
1)   Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
2)   Membersihkan gambaran status gizi sekarang dan jika dilakukan secara periodik memberikan gambaran pertumbuhan.
3)   Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia
4)   Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur
5)   KMS (Kartu Menuju Sehat) digunakan sebagai alat yang baik untuk pendiidkan memonitor kesehatan anak mengguanakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya.
6)   Karena masalh usia merupakan factor penting untuk penilaian status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada usia.
7)   Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan denganketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan, sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan :
1)   Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain
2)   Mudah diperoleh dan relative murah harganya
3)   Skalanya mudah dibaca
4)   Cukup aman untuk menimbang anak balita
Alat yang dapat memenehui persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.
c.       Tinggi badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika usia tidak diketahui dengan tepat. Tinggi badan merupakan parameter yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (quack stick), factor usia dapat dikesampingka. Untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri, digunakan alat pengukuran panjang bayi (Supriasa, Bakri dan Fajar, 2001).



4.      Indeks Antropometri
Di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam negeri belum ada, maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunkan buku HARVARD. Dibeberapa indeks antropometri :
a.       Berat badan menurut (BB/U)
Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan kesehatan zat gizi terjamin, maka berat badan yang berkembang mengikuti pertambahan usia. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan, yaitu dapat berkembang dengan cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.
Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut usia digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan ini, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current national status).
b.      Tinggi badan menurut usia (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhna skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tubuh seiring dengan pertambahan usia, pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, realtif kurang sensitive terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak pada dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan karakteristik tersebut di atas, maka indeks ini menggambarakan status gizi masa lalu. Bearon dan Bengoa (1973), menyatakan bahwa indeks TB/U disamping memberikan gambaran status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status social-ekonomi.
c.       Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
Berat badan memiliki hubungan yang lintas dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Julliffe pada tahun1996 telah memperkenalkan indeks ini untuk mengidentifikasi status gizi. Indeks BB/TB merupakan indicator yang baik untuk menilai status gizi saat ini (sekarang). Indeks BB/TB adalah merupakan independen terhadap usia.
d.      Lingkar lengan atas menurut usia
Lingkar lengan atas sebagaimana dengan berat badan merupakan parameter yang labil, dapat berubah-ubah dengan cepat. Oleh karena itu, lingkar lengan merupakan indeks status gizi saat ini.



5.      Indeks Berat Badan Menurut Usia (BB/U)
Tabel 2.2 Indeks Berat Badan Menurut Usia
Usia
Standar indeks berat badan
(kg)
Indeks status gizi (kg)
Tahap
Bulan
80 %
60%
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
3,4
4,3
5,0
5,7
6,3
6,9
7,4
8,0
8,4
8,9
9,3
9,6
2,7
3,4
4,0
4,5
5,0
5,5
5,9
6,3
6,7
7,1
7,4
7,7
2,0
2,5
2,9
3,4
3,8
4,2
4,5
4,9
5,1
5,3
5,5
5,8
1
0
3
6
9
9,9
10,0
11,3
11,9
7,9
8,5
9,0
9,6
6,0
6,4
6,8
7,2
2
0
3
6
9
12,4
12,9
13,5
14,0
9,9
10,5
10,8
11,3
7,5
7,8
8,1
8,4
3
0
3
6
9
14,5
15,0
15,5
16,0
11,6
12,0
12,4
12,9
8,7
9,0
9,3
9,6
4
0
3
6
9
16,5
17,0
17,4
17,9
13,2
13,6
14,0
14,4
9,9
10,2
10,5
10,5
5
0
18,4
14,7
11,0

Sumber : Irianto (2007)




Tabel 2.3 Penilaian status gizi berdasarkan BB
Berat Badan
Status Gizi
>80 %
60%-80%
≤ 60%
Baik
Kurang
Buruk

Cara menilai status gizi anak digunakan rumus, yaitu :
BB / indeks BB/U (menurut table 2.2) X 100%







Tidak ada komentar:

Posting Komentar