Status gizi adalah ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari nutriture
dalam bntuk variabel tertentu (Waryono, 2010).
Status gizi (Nutrition Status) adalah
ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau
perwujudan dari nutriture dalam bntu variabel tertentu (Supriasa, 2001).
1. Penilaian
Status Gizi
Menurut Supriasa, Bakri dan Fajar (2001)
penilaian status gizi dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung.
Adapun metode penilaian status gizi tersebut adalah sebagai berikut :
|
Metode penilaian secara langsung dapat dilakukan
dengan cara pengukuran antropometri, biokimia, klinis dan biofisik. Sedangkan
secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara survey konsumsi, statistik
vital dan faktor ekologi. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian dan penggunaan
jenis-jenis pengukuran tersebut menurut Supriasa, Bakri, dan Fajar (2001).
a. Penilaian
status gizi secara langsung
1) Antropometri
a) Pengertian
Antropometri berasal dari kata antropos dan
metros. Antropos artinya tubuh, dan metros artinya ukuran. Jadi
Antropometri adalah ukuran dari tubuh. Dimasyarakat cara pengukuran yang paling
sering digunakan adalah antropometri gizi. Pemantauan status gizi anak balita
menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Hal
ini dikarenakan pengukuran menggunakan antropometri memiliki banyak keunggulan
yaitu : alat murah, mudah didapatkan, mudah dibawa dan digunakan, prosedur
sederhana, aman, dapat dilakukan dengan jumlah sampel yang besar, pengukuran
dapat dilakukan berulang-ulang dengan
obyektif, relative tidak membutuhkan tenaga ahli, metode yang kuat dan akurat,
secara ilmiah diakui kebenarannya.
b) Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energy. Ketidakseimbangan ini terlihat
pada pola pertumbuhan dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan
jumlah air dalam tubuh.
2) Biokimia
a) Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah
pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh
yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot.
b) Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak
gejala klinis yang kurang spsifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
3) Klinis
a) Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat
penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat
dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti
kulit, mata, rambut dan mukosa oral atas pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
b) Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis
secara cepat (rapid clinical surveys). Survey ini dirancang untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gisi
seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan
gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
4) Biofisik
a) Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah
metode penetuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khusus jaringan)
dan melihat perubahan struktur jaringan.
b) Penggunaan
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu
seperti kejadian buta senja epidemic (epidemic of night blindness) cara
yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
b. Penilaian
status gizi secara tidak langsung
1) Survei
konsumsi makanan
a) Pengertian
Survei konsumsi makanan metode penentuan gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan zat gizi yang dikonsumsi.
b) Penggunaan
Pengumpulan dan konsumsi makanan dapat memberikan
tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu.
Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2. Faktor
yang Perlu Dipertimbangkan dalam Memilih Metode Penilaian Status Gizi
Hal mendasar yang perlu diingat bahwa setiap
metode penilaian status gizi mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Dengan menyadari kelebihan dan kelemahan tiap-tiap metode, maka dalam
menentukan diagnosis suatu penyakit perlu digunakan beberapa jenis metode.
Penggunaan satu metode akan memberikan gambaran yang kurang komprehensif
tentang suatu keadaan.
Beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam
memilih dan menggunakan metod adalah sebagai berikut :
a. Tujuan
Tujuan pengukuran
sangat perlu diperhatikan dalam memilih metode seperti tujuan ingin melihat
fisik seorang, maka metode yang digunakan adalah antropometri
b. Unit
sampel yang akan diukur
Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur
sangat mempengaruhi penggunaan metode penelitian status gizi. Jenis unit sampel
yang akan diukur meliputi individual, rumah tangga/keluarga dan kelompok rawan
gizi. Apabila unit sampel yang akan diukur adalah kelompok atau masyarakat
metod antropomtri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah bisa
dipertanggung jawabkan.
c. Jenis
informasi yang dibutuhkan
Pemilihan
metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis informasi yang
diberikan. Jenis informasi itu anatara lain : asupan makanan, berat dan tinggi
badan, tingkat hemoglobin dan situasi social ekonomi. Membuat informasi tentang
keadaan fisik seperti berat badan dan tinggi badan, sebaiknya menggunakan
antropometri.
d. Tingkat
reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan
Masing-masing metode penilaian status gizi mempunyai
tingkat reliabilitas dan akurasi yang berbeda-beda.
e. Tersedianya
fasilitas dan peralatan
Berbagai jenis fasilitas dan peralatan yang
dibutuhkan dalam penilaian status gizi. Fasilitas tersebut ada yang mudah
didapat dan ada pula yang sangat sulit diperoleh. Pada umumnya fasilitas dan
peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi secara antropometri
relative lebih mudah didapat disbanding dengan peralatan penentuan status gizi
dengan biokimia.
f. Tenaga
Ketersediaan tenaga, baik jumlah maupun mutunya
sangat mempengaruhi penggunaan metode penilaian gizi. Jenis tenagan yang
digunakan dalam pengumpulan data status gizi antara lain : ahli gizi, dokter,
ahli kimia dan tenaga lain.
Penilaian status gizi secara antropometri, tidak
memerlukan tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih beberapa hari saja
sudah dapat menjalankan tugasnya. Kader gizi di Posyandu adalah tenaga gizi
yang tidak ahli, tetapi dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Tugas utama
kader gizi adalah melakukan pengukuran antropometri, seperti tinggi badan dan
berat badan serta umur anak. Setelah mendapatkan data, mereka dapat memasukkan
pada KMS dan langsung dapat menginterpretasi data tersebut.
g. Waktu
Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi
sangat mempengaruhi metode yang akan digunakan. Waktu yang ada bisa dalam
mingguan, bulanan dan tahunan. Apabila kita ingin menilai status gizi di suatu
masyarakat dan waktu yang tersedia relative singkat, sebaiknya dengan
menggunakan metode antropometri.
h. Dana
Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode
yang akan digunakan untuk menilai status gizi. Penggunaan metode disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian status gizi.
Pemilihan metode penilaian status gizi harus
selalu mempertimbangkan factor tersebut diatas (Supriasa, Bakri, dan Fajar,
2001).
Pemilihan metode penilaian status gizi harus
selalu mempertimbangkan factor tersebut di atas. Factor-faktor ini tidak bisa
berdiri sendiri, tetapi selalu saling mengait.
3. Antropometri
gizi
Antropometri
adalah ukuran dari tubuh. Antropometrigizi adalah berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat usia
dan tingkat gizi.
Antropometri
sebagai indicator status gizi dapat silakukan dengan mengukur beberapa
parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain
adalah usia, berat badan, tinggi badan.
a. Usia
Factor usia sangat penting dalam penentuan status
gizi. Kesalahan penentuan usia akan menyebabkan interpretasi status gizi
menjadi salah. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan usia digunakan
adalah tahun usia penuh (completed year) dan untuk anak usia 0 – 2 tahun
digunakan bulan usia penuh (completed mounth)
Contoh : Bulan usia penuh (Completed mounth)
Usia :
4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan
3
bulan 27 hari, dihitung, 3 bulan
b. Berat
badan
Pada masa bayi-balita, berat badan dapat
dipergunakan untuk melihat alju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Berat
badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain :
1) Parameter
yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
2) Membersihkan
gambaran status gizi sekarang dan jika dilakukan secara periodik memberikan
gambaran pertumbuhan.
3) Merupakan
ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia
4) Ketelitian
pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur
5) KMS
(Kartu Menuju Sehat) digunakan sebagai alat yang baik untuk pendiidkan
memonitor kesehatan anak mengguanakan juga berat badan sebagai dasar
pengisiannya.
6) Karena
masalh usia merupakan factor penting untuk penilaian status gizi, berat badan
terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak
tergantung pada usia.
7) Alat
pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan denganketelitian yang tinggi dengan
menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.
Penentuan
berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan,
sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan :
1) Mudah digunakan
dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain
2) Mudah diperoleh
dan relative murah harganya
3) Skalanya mudah
dibaca
4) Cukup aman
untuk menimbang anak balita
Alat
yang dapat memenehui persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk
digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.
c. Tinggi
badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting
bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika usia tidak diketahui
dengan tepat. Tinggi badan merupakan parameter yang penting, karena dengan
menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (quack stick), factor
usia dapat dikesampingka. Untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri,
digunakan alat pengukuran panjang bayi (Supriasa, Bakri dan Fajar, 2001).
4. Indeks
Antropometri
Di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam negeri belum ada,
maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunkan buku HARVARD.
Dibeberapa indeks antropometri :
a.
Berat badan menurut (BB/U)
Berat badan adalah parameter antropometri yang
sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan kesehatan zat gizi terjamin, maka berat badan
yang berkembang mengikuti pertambahan usia. Sebaliknya dalam keadaan yang
abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan, yaitu dapat berkembang dengan
cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.
Berdasarkan karakteristik
berat badan ini, maka indeks berat badan menurut usia digunakan sebagai salah
satu cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan ini, maka
indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current national status).
b.
Tinggi badan menurut usia
(TB/U)
Tinggi badan merupakan
antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhna skeletal. Pada keadaan
normal, tinggi badan tubuh seiring dengan pertambahan usia, pertumbuhan tinggi
badan tidak seperti berat badan, realtif kurang sensitive terhadap masalah
kekurangan gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap
tinggi badan akan nampak pada dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan
karakteristik tersebut di atas, maka indeks ini menggambarakan status gizi masa
lalu. Bearon dan Bengoa (1973), menyatakan bahwa indeks TB/U disamping
memberikan gambaran status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan
status social-ekonomi.
c.
Berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB)
Berat badan memiliki
hubungan yang lintas dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan
berat badan dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Julliffe
pada tahun1996 telah memperkenalkan indeks ini untuk mengidentifikasi status
gizi. Indeks BB/TB merupakan indicator yang baik untuk menilai status gizi saat
ini (sekarang). Indeks BB/TB adalah merupakan independen terhadap
usia.
d. Lingkar
lengan atas menurut usia
Lingkar
lengan atas sebagaimana dengan berat badan merupakan parameter yang labil,
dapat berubah-ubah dengan cepat. Oleh karena itu, lingkar lengan merupakan
indeks status gizi saat ini.
5.
Indeks Berat Badan Menurut
Usia (BB/U)
Tabel 2.2 Indeks Berat Badan Menurut Usia
Usia
|
Standar indeks berat badan
(kg)
|
Indeks
status gizi (kg)
|
||
Tahap
|
Bulan
|
80
%
|
60%
|
|
0
|
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
3,4
4,3
5,0
5,7
6,3
6,9
7,4
8,0
8,4
8,9
9,3
9,6
|
2,7
3,4
4,0
4,5
5,0
5,5
5,9
6,3
6,7
7,1
7,4
7,7
|
2,0
2,5
2,9
3,4
3,8
4,2
4,5
4,9
5,1
5,3
5,5
5,8
|
1
|
0
3
6
9
|
9,9
10,0
11,3
11,9
|
7,9
8,5
9,0
9,6
|
6,0
6,4
6,8
7,2
|
2
|
0
3
6
9
|
12,4
12,9
13,5
14,0
|
9,9
10,5
10,8
11,3
|
7,5
7,8
8,1
8,4
|
3
|
0
3
6
9
|
14,5
15,0
15,5
16,0
|
11,6
12,0
12,4
12,9
|
8,7
9,0
9,3
9,6
|
4
|
0
3
6
9
|
16,5
17,0
17,4
17,9
|
13,2
13,6
14,0
14,4
|
9,9
10,2
10,5
10,5
|
5
|
0
|
18,4
|
14,7
|
11,0
|
Sumber
: Irianto (2007)
Tabel 2.3 Penilaian status gizi berdasarkan BB
Berat
Badan
|
Status
Gizi
|
>80
%
60%-80%
≤
60%
|
Baik
Kurang
Buruk
|
Cara menilai status gizi anak digunakan rumus,
yaitu :
BB / indeks BB/U (menurut table 2.2) X 100%
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar