HIV adalah
singkatan dari Human Immuno Dificiency
Virus yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh tetapi seseorang
tersebut masih merasa sehat dan kelihatan sehat sampai 5 hingga 10 tahun
(August Burns, 2005).
Acquired Immune Dificiency Syndroma (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala
panyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan tetapi didapat
dari hasil penularan yang disebabkan oleh Human
Immuno Dificiency Virus (HIV) (Widoyono, 2000).
Acquired Immune Dificiency Syndroma (AIDS) adalah nama yang diberikan kepada sekumpulan
penyakit yang menjangkiti orang yang HIV+. Ia berlaku apabila sistem daya tahan
badan orang tersebut menjadi semakin lemah dan tidak berupaya melawan penyakit
tersebut (Safri Ishmayana, 2005).
1. Cara Penularan HIV/AIDS
Menurut
Widoyono (2000). Penularan HIV/AIDS menular berbagai cara, antara lain melalui
cairan tubuh seperti darah, cairan genetalia dan ASI. Virus terdapat juga dalam air mata, saliva dan
urine (sangat rendah). HIV tidak dilaporkan dalam air mata dan keringat. Pria
yang sudah disunat memiliki risiko HIV yang lebih kecil di bandingkan dengan pria
yang tidak disunat.
Selain melalui cairan tubuh,
HIV juga ditularkan melalui :
a.
Ibu hamil : secara
intrauterin, intrapartum dan postpartum (ASI)
Bayi normal dengan ibu HIV bisa memperoleh antibodi HIV dari ibunya selama
6-15 bulan
b.
Jarum
suntik : biasanya
pada anak remaja penularannya melalui jarum suntik karena penyalah gunaan obat
c.
Transfusi
darah
d.
Hubungan
seksual : model penularan ini adalah tersering didunia
HIV dapat dijangkiti melalui
cara-cara berikut :
a.
Melalui
hubungan seks tidak selamat
Seks tidak selamat adalah seks
tanpa menggunakan kondom
b.
Melalui
perkongsian jarum suntik
c.
Melalui
ibu kepada bayinya semasa kehamilan, kelahiran atau menyusui
d.
HIV
hanya boleh berjangkit melalui darah, air mani, air mazi termasuk darah haid
Selain itu HIV tidak dapat dijangkit
melalui :
a.
Berjabat
tangan dan berpelukan ataupun berciuman
b.
Berkongsi
telepon, kolam renang
c.
Berkongsi
makanan dan alat dapur
d.
Berkongsi
tempat tinggal, bekerja sama, belajar bersama atau berkongsi tempat tidur
e.
Bersin,
batuk, air peluh atau air kencing
f.
Gigitan
serangga (termasuk gigitan nyamuk) atau binatang
g.
Menjaga
seseorang yang positif HIV (Arli Aditya, 2008).
2. Tanda dan Gejala HIV/AIDS
Adapun
tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS menurut Admin (2008)
diantaranya adalah seperti dibawah ini :
a.
Saluran
pernafasan
Penderita
mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam
seperti terserang infeksi virus lainnya (pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada
stadium awal penyakit HIV/AIDS diduga sebagai TBC
b.
Saluran
pencernaan
Penderita
penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan krongkongan, serta
mengalami diare yang kronik
c.
Berat
badan tubuh
Penderita
mengalami hal yang disebut juga warting
syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal
karena ganguan pada sistem protein dan energi di dalam tubuh seperti yang
dikenal sebagai malnutrisi termasuk juga karena ganguan absorbsi / penyerapan
makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diare kronik, kondisi lebih
dan lemah kurang bertenaga
d.
Sistem
persyarafan
Terjadinya
gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan. Sakit
kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota
gerak melambat. Pada sistem persyarafan yang akan menimbulkan nyeri dan
kesemutan pada telapak dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami
tensi darah rendah dan impoten
e.
Sistem
integument (jaringan kulit)
Penderita
mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau cacar api (herpes
zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada
jaringan kulit lainya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit.
Kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak)
f.
Saluran
kemih dan reproduksi pada wanita
Penderita
seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphilis dan
dibandingkan pria maka wanita lebih banyak yang jumlahnya yang menderita
penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami
peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah “pelvic Inflammatory
disease” (PID) dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal)
Ada beberapa gejala dan tanda
mayor (menurut WHO), antara lain :
a.
Masa
inkubasi 6 bulan – 5 tahun
b.
Window period selama 6 – 8 minggu, adalah waktu saat tubuh sudah
terinfeksi HIV tetapi belum terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium
c.
Seseorang
dengan HIV dapat bertahan sampai dengan 5 tahun. Jika tidak diobati, maka
penyakit ini akan bermanifestasi sebagai AIDS
d.
Kehilangan
berat badan (BB) > 10%
e.
Diare
kronik > 1 bulan
f.
Deman
> 1 bulan
Sedangkan tanda minornya
adalah
a.
Batuk
menetap (gatal)
b.
Herpes
zoster berulang
c.
Kandidiasis
orofaring
d.
Herpes
simplex yang meluas dan berat
e.
Limfadenopati
yang meluas
Metode yang umu untuk
menegakkan diagnosis HIV meliputi :
a.
ELISA
(Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay)
Sensivitasnya tinggi yaitu
sebesar 98,1 – 100%. Biasanya tes ini memberikan hasil positif 2 – 3 bulan
setelah infeksi.
b.
Western Blot
Spesifisitasnya tinggi yaitu
sebesar 99,6 – 100%. Pemeriksaannya cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu
sekitar 24 jam.
c.
PCR (Polymerase Chain Reaction)
Tes ini digunakan untuk tes
HIV pada bayi, karena zat anti maternal masih ada pada bayi yang dapat
menghambat pemeriksaan secara serologi. Seorang ibu yang menderita HIV akan
membentuk zat kekebalan untuk melawan penyakit tersebut. Zat kekebalan itulan
yang diturunkan pada bayi melalui plasenta yang akan mengaburkan hasil
pemeriksaan, seolah-olah sudah ada infeksi pada bayi tersebut. (catatan :
pemeriksaan HIV sering merupakan deteksi dari zat anti HIV bukan deteksi HIVnya
sendiri).
3. Pencegahan
Pencegahan
penyakit HIV/AIDS menurut Widoyono (2000) antara lain ;
a.
Menghindari
hubungan seksual dengan penderita AIDS atau tersangka penderita AIDS
b.
Mencegah
hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-gantian dengan orang yang
mempunyai banyak pasangan
c.
Menghindari
hubungan seksual dengan pecandu narkotika obat suntik
d.
Melarang
orang-orang yang termasuk kedalam kelompok beresiko untuk melakukan donor darah
e.
Memberikan
transfusi darah hanya untuk pasien yang benar-benar memerlukan
f.
Memastikan
sterilitas alat suntik
Pencegahan penyakit AIDS
menurut Ronald Hutapea (2003) antara lain ;
a.
Abstinensi (berpantang seks)
Berpantang
menikmati semua atau sebagian kesenangan tertentu, termasuk kehidupan asmara
dan seks
b.
Hubungan
monogami seumur hidup
Apabila
seseorang dapat membatasi kehidupan seksnya dengan berhubungan hanya dengan
seorang pasangan yang bebas HIV selama hidupnya maka dia akan aman dari ancaman
penularan HIV
c.
Seks
yang aman
1) Lebih berhati-hati memilih pasangan
2) Hindarkan gonta-ganti pasangan
3) Pakai pelindung (kondom)
4) Periksa organ seks pasangan anda
5)
Outercourse bukan
intercourse
Outercouse adalah
kegiatan seksual dimana tidak ada memasukkan sesuatu kepada pihak lain yaitu
tidak ada lidah, jari atau penis yang dimasukkan kedalam mulut, vagina atau
anus
6) Hindarkan seks
4. Pengobatan
Obat anti virus HIV/AIDS
adalah :
a.
Didanosin
(ddl)
Dosis : 2 x 100 mg, setiap 12 jam (BB <60 kg)
2 x 125 mg, setiap 12 jam (BB >60 kg)
b.
Zidovudin
(ZDV)
Dosis : 500 – 600 mg/hari,
pemebrian setiap 4 jam sebanyak 100 mg, pada saat penderita tidak tidur.
c.
Lamivudin
(3TC)
d.
Stavudin
(d4T)
Obat ARV (antiretrovirus)
merupaka terapi pilihan karena :
a.
Obat
ini aman, mudah dan tidak mahal
b.
Obat
ini bisa memperlambat progresivitas penyakit dan dapat memperpanjang daya tahan
tubuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar