Jumat, 04 Oktober 2013

HIV AIDS



HIV adalah singkatan dari Human Immuno Dificiency Virus yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh tetapi seseorang tersebut masih merasa sehat dan kelihatan sehat sampai 5 hingga 10 tahun (August Burns, 2005).
Acquired Immune Dificiency Syndroma (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala panyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil penularan yang disebabkan oleh Human Immuno Dificiency Virus (HIV) (Widoyono, 2000).
Acquired Immune Dificiency Syndroma (AIDS) adalah  nama yang diberikan kepada sekumpulan penyakit yang menjangkiti orang yang HIV+. Ia berlaku apabila sistem daya tahan badan orang tersebut menjadi semakin lemah dan tidak berupaya melawan penyakit tersebut (Safri Ishmayana, 2005).
1.       Cara Penularan HIV/AIDS
Menurut Widoyono (2000). Penularan HIV/AIDS menular berbagai cara, antara lain melalui cairan tubuh seperti darah, cairan genetalia dan ASI. Virus  terdapat juga dalam air mata, saliva dan urine (sangat rendah). HIV tidak dilaporkan dalam air mata dan keringat. Pria yang sudah disunat memiliki risiko HIV yang lebih kecil di bandingkan dengan pria yang tidak disunat.
Selain melalui cairan tubuh, HIV juga ditularkan melalui :
a.            Ibu hamil      :  secara intrauterin, intrapartum dan postpartum (ASI)
Bayi normal dengan ibu HIV bisa memperoleh antibodi HIV dari ibunya selama 6-15 bulan
b.            Jarum suntik :  biasanya pada anak remaja penularannya melalui jarum suntik karena penyalah gunaan obat
c.            Transfusi darah
d.           Hubungan seksual : model penularan ini adalah tersering didunia
HIV dapat dijangkiti melalui cara-cara berikut :
a.          Melalui hubungan seks tidak selamat
Seks tidak selamat adalah seks tanpa menggunakan kondom
b.         Melalui perkongsian jarum suntik
c.          Melalui ibu kepada bayinya semasa kehamilan, kelahiran atau menyusui
d.         HIV hanya boleh berjangkit melalui darah, air mani, air mazi termasuk darah haid
Selain itu HIV tidak dapat dijangkit melalui :
a.          Berjabat tangan dan berpelukan ataupun berciuman
b.         Berkongsi telepon, kolam renang
c.          Berkongsi makanan dan alat dapur
d.         Berkongsi tempat tinggal, bekerja sama, belajar bersama atau berkongsi tempat tidur
e.          Bersin, batuk, air peluh atau air kencing
f.          Gigitan serangga (termasuk gigitan nyamuk) atau binatang
g.         Menjaga seseorang yang positif HIV (Arli Aditya, 2008).
2.       Tanda dan Gejala HIV/AIDS
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS menurut Admin (2008) diantaranya adalah seperti dibawah ini :
a.          Saluran pernafasan
Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seperti terserang infeksi virus lainnya (pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV/AIDS diduga sebagai TBC
b.         Saluran pencernaan
Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual, muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan krongkongan, serta mengalami diare yang kronik
c.          Berat badan tubuh
Penderita mengalami hal yang disebut juga warting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena ganguan pada sistem protein dan energi di dalam tubuh seperti yang dikenal sebagai malnutrisi termasuk juga karena ganguan absorbsi / penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diare kronik, kondisi lebih dan lemah kurang bertenaga
d.         Sistem persyarafan
Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan. Sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada sistem persyarafan yang akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan impoten
e.          Sistem integument (jaringan kulit)
Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau cacar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit lainya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit. Kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak)
f.          Saluran kemih dan reproduksi pada wanita
Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphilis dan dibandingkan pria maka wanita lebih banyak yang jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah “pelvic Inflammatory disease” (PID) dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal)
Ada beberapa gejala dan tanda mayor (menurut WHO), antara lain :
a.          Masa inkubasi 6 bulan – 5 tahun
b.         Window period selama 6 – 8 minggu, adalah waktu saat tubuh sudah terinfeksi HIV tetapi belum terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium
c.          Seseorang dengan HIV dapat bertahan sampai dengan 5 tahun. Jika tidak diobati, maka penyakit ini akan bermanifestasi sebagai AIDS
d.         Kehilangan berat badan (BB) > 10%
e.          Diare kronik > 1 bulan
f.          Deman > 1 bulan
Sedangkan tanda minornya adalah
a.          Batuk menetap (gatal)
b.         Herpes zoster berulang
c.          Kandidiasis orofaring
d.         Herpes simplex yang meluas dan berat
e.          Limfadenopati yang meluas
Metode yang umu untuk menegakkan diagnosis HIV meliputi :
a.          ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay)
Sensivitasnya tinggi yaitu sebesar 98,1 – 100%. Biasanya tes ini memberikan hasil positif 2 – 3 bulan setelah infeksi.
b.         Western Blot
Spesifisitasnya tinggi yaitu sebesar 99,6 – 100%. Pemeriksaannya cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
c.          PCR (Polymerase Chain Reaction)
Tes ini digunakan untuk tes HIV pada bayi, karena zat anti maternal masih ada pada bayi yang dapat menghambat pemeriksaan secara serologi. Seorang ibu yang menderita HIV akan membentuk zat kekebalan untuk melawan penyakit tersebut. Zat kekebalan itulan yang diturunkan pada bayi melalui plasenta yang akan mengaburkan hasil pemeriksaan, seolah-olah sudah ada infeksi pada bayi tersebut. (catatan : pemeriksaan HIV sering merupakan deteksi dari zat anti HIV bukan deteksi HIVnya sendiri).
3.       Pencegahan
Pencegahan penyakit HIV/AIDS menurut Widoyono (2000) antara lain ;
a.          Menghindari hubungan seksual dengan penderita AIDS atau tersangka penderita AIDS
b.         Mencegah hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-gantian dengan orang yang mempunyai banyak pasangan
c.          Menghindari hubungan seksual dengan pecandu narkotika obat suntik
d.         Melarang orang-orang yang termasuk kedalam kelompok beresiko untuk melakukan donor darah
e.          Memberikan transfusi darah hanya untuk pasien yang benar-benar memerlukan
f.          Memastikan sterilitas alat suntik
Pencegahan penyakit AIDS menurut Ronald Hutapea (2003) antara lain ;
a.          Abstinensi (berpantang seks)
Berpantang menikmati semua atau sebagian kesenangan tertentu, termasuk kehidupan asmara dan seks
b.         Hubungan monogami seumur hidup
Apabila seseorang dapat membatasi kehidupan seksnya dengan berhubungan hanya dengan seorang pasangan yang bebas HIV selama hidupnya maka dia akan aman dari ancaman penularan HIV
c.          Seks yang aman
1)       Lebih berhati-hati memilih pasangan
2)       Hindarkan gonta-ganti pasangan
3)       Pakai pelindung (kondom)
4)       Periksa organ seks pasangan anda
5)       Outercourse bukan intercourse
Outercouse adalah kegiatan seksual dimana tidak ada memasukkan sesuatu kepada pihak lain yaitu tidak ada lidah, jari atau penis yang dimasukkan kedalam mulut, vagina atau anus
6)       Hindarkan seks
4.       Pengobatan
Obat anti virus HIV/AIDS adalah :
a.          Didanosin (ddl)
Dosis :     2 x 100 mg, setiap 12 jam (BB <60 kg)
                        2 x 125 mg, setiap 12 jam (BB >60 kg)
b.         Zidovudin (ZDV)
Dosis : 500 – 600 mg/hari, pemebrian setiap 4 jam sebanyak 100 mg, pada saat penderita tidak tidur.
c.          Lamivudin (3TC)
d.         Stavudin (d4T)
Obat ARV (antiretrovirus) merupaka terapi pilihan karena :
a.          Obat ini aman, mudah dan tidak mahal
b.         Obat ini bisa memperlambat progresivitas penyakit dan dapat memperpanjang daya tahan tubuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar