ASI Eksklusif adalah pemberian ASI
tanpa cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan
tambahan makanan padat (Ambarwati, 2009).
ASI eksklusif adalah konsumsi dan
asupan bagi bayi, asupan makanan tersebut adalah ASI tanpa suplemen jenis
apapun baik itu air, juice, makanan dalam bentuk apapun (Sulistyawati, 2009).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI
tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0 sampai 6 bulan bahkan
air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini (Depkes RI, 2006).
ASI eksklusif adalah tidak
memberikan makanan atau minuman lain selain ASI, bayi juga seharusnya tidak
diberi empeng.
1. Komposisi
ASI
Air susu terdiri atas
kolostrum, air susu transisi/peralihan, dan air susu matur (Saleha, 2009).
a.
Kolostrum
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi daripada ASI sebenarnya,
khususnya kandungan imunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus
bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga membantu
dalam mencegah bayi mengalami alergi makanan.
Kolostrum
merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara. Kolostrum
mengandung jaringan debris dan material residual yang terdapat dalam alveoli Berta duktus dari kelenjar payudara sebelum dan
setelah masa puerperium.
Berikut
ini adalah manfaat dari kolostrum bagi bayi.
1)
Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat.
2)
Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.
3)
Merupakan cairan dengan viskositas kental berwarna kekuningkuningan,
lebih kuning dibandingkan dengan susu yang matur.
4)
Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekoneum dari usus
bayi yang barn lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi yang akan
datang.
5)
Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matur,
tetapi berlainan dengan ASI yang telah matur, pada kolostrum protein yang utama
adalah globulin (gamma globulin).
6)
Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan ASI yang matur,
sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai usia 6 bulan.
7)
Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan ASI matur.
8)
Mineral, terutama natrium, kalium, dan klorida lebih tinggi jika
dibandingkan dengan susu matur.
9)
Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matur, hanya 58
kal/ 100 ml kolostrum.
10)
Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan
ASI matur, sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih
rendah.
11)
Bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan ASI matur tidak.
12)
pH lebih alkalis dibandingkan dengan ASI matur.
13)
Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin dibandingkan
dengan ASI matur.
14)
Volume berkisar 150-300 ml/24 jam.
15)
Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein di dalam usus
bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah kadar antibodi pada bayi.
b.
Air
susu masa peralihan
Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah sebagai berikut.
1)
Merupakan
ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.
2)
Disekresi
dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula pendapat
yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu
ke-5.
3)
Kadar
protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.
4)
Volumenya
juga akan makin meningkat.
Tabel 2.1
Komposisi ASI menurut
penyelidikan dari I.S. Kleiner dan J.M Osten
Waktu
|
Protein
|
Karbohidrat
|
Lemak
|
Hari
ke-5
|
2,00
|
6,42
|
3,2
|
Hari
ke-9
|
1,73
|
6,73
|
3,7
|
Minggu
ke-34
|
1,30
|
7,11
|
4,0
|
Kadar diatas dalam satuan
gram/ 100 ml ASI
c. Air
susu matur
Adapun
ciri dari susu matur adalah sebagai berikut :
1)
Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi
ASI relatif konstan baru dimulai pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5).
2)
Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan tercukupi, ASI
ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai
usia 6 bulan.
3)
Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan
warns dari garam kalsium caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat di
dalamnya.
4)
Tidak menggumpal jika dipanaskan.
5)
Terdapat antimikrobial factor antara lain sebagai berikut.
a)
Antibodi terhadap bakteri dan virus.
b)
Sel (fagosit, granulosit, makrofag, dan limfosit tipe T).
c)
Enzim (lizisim, laktoperoksidase, lipase, katalase, fosfatase, amilase,
fosfodiesterase, dan alkalin fosfatase).
d)
Protein (laktoferin, B1, binding protein).
e)
Resistance factor terhadap stafilokokus.
f)
Komplemen.
g)
Interferron producing cell.
h)
Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan
adanya faktor bifidus.
i)
Hormon-hormon.
(Saleha,
2009)
d. Zat
kekebalan yang terkandung dalam ASI :
1) Faktor
bifidus
Mendukung
proses perkembangan bakteri yang “menguntungkan” dalam usus bayi, untuk
mencegah pertumbuhan bakteri yang merugikan.
2) Laktoferin
Mengikat
zat besi dalam ASI sehingga zat besi tidak digunakan oleh bakteri pathogen
untuk pertumbuhannya
3) Anti
alergi
4) Mengandung
zat anti virus polio
5) Membantu
pertumbuhan selaput usus bayi sebagai perisai untuk menghindari zat-zat
merugikan yang masuk ke dalam peredaran darah
2. Manfaat
Menyusui
Berikut
ini adalah manfaat yang didapatkan dengan menyusui bagi bayi, ibu, keluarga,
dan negara.
a.
Manfaat
bagi bayi
1) Komposisi sesuai kebutuhan.
2)
Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan.
3)
ASI
mengandung zat pelindung.
4)
Perkembangan
psikomotorik lebih cepat
|
|
|
|
Gambar 2.1
A. ASI mengandung zat pelindung. B. ASI menunjang perkembangan
kognitif bayi. C.Komposisi ASI sesuai dan
memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan.D. Memperkuat ikatan
batin antara
ibu dan anak
5) Menunjang perkembangan kognitif.
6) Menunjang perkembangan penglihatan.
7) Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.
8) Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.
9) Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri.
b.
Manfaat
bagi ibu
1) Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya
rahim ke bentuk semula.
2) Mencegah anemia defisiensi zat besi.
3) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.
4) Menunda kesuburan.
5) Menimbulkan perasaan dibutuhkan.
6) Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium.
Gambar 2.2.
Tumor pada
payudara
c.
Manfaat
bagi keluarga
1)
Mudah dalam
proses pemberiannya.
2)
Mengurangi
biaya rumah tangga.
3) Bayi
yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.
Gambar 2.3.
ASI dapat menghemat biaya rumah tangga dan pengobatan
ASI dapat menghemat biaya rumah tangga dan pengobatan
d.
Manfaat
bagi negara
1) Penghematan untuk subsidi anak sakit dan
pemakaian obatobatan.
2) Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula dan perlengkapan menyusui.
3) Mengurangi polusi.
4) Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
3. Pengelolaan
ASI
a. Cara
memperbanyak produksi ASI
1) Bayi
menyusu setiap 2 jam selama 10-15 menit disetiap payudara
2) Bangunkan
bayi, buka baju/ gendong yang membuat rasa gerah, duduklah selama menyusui
3) Pastikan
bayi menyusu dengan posisi yang baik (menempel pada ibunya) dan menelan secara
aktif
4) Susui
bayi ditempat yang tenang nyaman dan minumlah setiap kali menyusui
5) Tidur
bersebelahan/ dekat dengan bayi sehingga dapat menyusui setiap saat
6) Ibu
meningkatkan istirahat dan minum
(Kristyansari,
2009)
b. Cara
memeras ASI
Pengeluaran
ASI dapat dilakukan dengan dua cara (Ambarwati dkk, 2008) :
1) Memeras
ASI dengan Tangan
a) Tangan
dicuci sampai bersih
b) Siapkan
cangkir/ gelas bertutup yang telah dicuci dengan air mendidih
c) Payudara
dikompres dengan kain handuk yang hangat dan dimasase dengan kedua telapak
tangan dari pangkal ke arah kalang payudara. Ulangi pemijatan ini pada sekitar
payudara secara merata.
d) Dengan
ibu jari di sekitar kalang payudara bagian atas dan jari telunjuk pada sisi
yang lain, lalu daerah kalang payudara ditekan kearah dada
e) Daerah
kalang payudara diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk, jangan memijat/
menekan putting, karena dapat menyebabkan rasa nyeri/ lecet.
f) Ulangi
tekan-peras-lepas-tekan-peras-lepas, pada mulanya ASI tak keluar, setelah
beberapa kali maka ASI akan keluar.
g) Gerakan
ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua sisi agar yakin bahwa ASI
telah diperas dari semua segmen payudara.
1) Mengeluarkan
ASI dengan Pompa
a) Sterilkan
pompa ASI dengan merebusnya di dalam air
b) Setelah
dingin letakkan mulut corong ke payudara
c) Pastikan
bahwa areola dan puting berada di tengah corong
d) Biarkan
tepian mulut corong menempel rapat dengan kulit payudara. Hal ini untuk
mencegah udara masuk ke dalam pompa.
e) Tekan
bola karet sebanyak mungkin untuk menciptakan efek penyedotan
f) Lepaskan
tekanan untuk menciptakan tekanan negative sebagai hasilnya puting akan
tertarik ke liang sempit corong itu.
g) Ulangi
proses di atas beberapa kali sampai ASI terkumpul dalam cekungan pada ujung
corong.
2) Penyimpanan
dan pemberian ASI perah
a) Diudara
terbuka atau bebas 6-8 jam
b) Dilemari
es (40C) 24 jam
c) Dilemari
pendingin atau beku (-180C) 6 bulan
d) ASI
yang telah didinginkan bila akan dipakai tidak boleh direbus, karena kualitas
akan menurun yaitu unsure kekebalannya. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa
saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin, atau dapat pula direndam
di dalam wadah yang telah berisi air panas. Memberikan ASI perah dengan
menggunakan sendok (Kristiyansari, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar