Sabtu, 05 Oktober 2013

ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tambahan makanan padat (Ambarwati, 2009).
ASI eksklusif adalah konsumsi dan asupan bagi bayi, asupan makanan tersebut adalah ASI tanpa suplemen jenis apapun baik itu air, juice, makanan dalam bentuk apapun (Sulistyawati, 2009).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0 sampai 6 bulan bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini (Depkes RI, 2006).
ASI eksklusif adalah tidak memberikan makanan atau minuman lain selain ASI, bayi juga seharusnya tidak diberi empeng.
1.      Komposisi ASI
Air susu terdiri atas kolostrum, air susu transisi/peralihan, dan air susu matur (Saleha, 2009).
a.       Kolostrum
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya kandungan imunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi makanan.
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara. Kolostrum mengandung jaringan debris dan material residual yang terdapat dalam alveoli Berta duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium.
Berikut ini adalah manfaat dari kolostrum bagi bayi.
1)      Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat.
2)      Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.
3)      Merupakan cairan dengan viskositas kental berwarna kekuning­kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu yang matur.
4)      Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekoneum dari usus bayi yang barn lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi yang akan datang.
5)      Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matur, tetapi berlainan dengan ASI yang telah matur, pada kolostrum protein yang utama adalah globulin (gamma globulin).
6)      Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan ASI yang matur, sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai usia 6 bulan.
7)      Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan ASI matur.
8)      Mineral, terutama natrium, kalium, dan klorida lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu matur.
9)      Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matur, hanya 58 kal/ 100 ml kolostrum.
10)  Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur, sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
11)  Bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan ASI matur tidak.
12)  pH lebih alkalis dibandingkan dengan ASI matur.
13)  Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin dibandingkan dengan ASI matur.
14)  Volume berkisar 150-300 ml/24 jam.
15)  Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah kadar antibodi pada bayi.
b.      Air susu masa peralihan
Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah sebagai berikut.
1)      Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.
2)      Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5.
3)      Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.
4)      Volumenya juga akan makin meningkat.
Tabel 2.1
Komposisi ASI menurut penyelidikan dari I.S. Kleiner dan J.M Osten
Waktu
Protein
Karbohidrat
Lemak
Hari ke-5
2,00
6,42
3,2
Hari ke-9
1,73
6,73
3,7
Minggu ke-34
1,30
7,11
4,0
                  Kadar diatas dalam satuan gram/ 100 ml ASI
c.       Air susu matur
Adapun ciri dari susu matur adalah sebagai berikut :
1)   Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru dimulai pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5).
2)   Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan tercukupi, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan.
3)   Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warns dari garam kalsium caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya.
4)   Tidak menggumpal jika dipanaskan.
5)   Terdapat  antimikrobial factor antara lain sebagai berikut.
a)         Antibodi terhadap bakteri dan virus.
b)        Sel (fagosit, granulosit, makrofag, dan limfosit tipe T).
c)         Enzim (lizisim, laktoperoksidase, lipase, katalase, fosfatase, amilase, fosfodiesterase, dan alkalin fosfatase).
d)        Protein (laktoferin, B1, binding protein).
e)         Resistance factor terhadap stafilokokus.
f)         Komplemen.
g)        Interferron producing cell.
h)        Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya faktor bifidus.
i)          Hormon-hormon.
(Saleha, 2009)
d.      Zat kekebalan yang terkandung dalam ASI :
1)      Faktor bifidus
Mendukung proses perkembangan bakteri yang “menguntungkan” dalam usus bayi, untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang merugikan.
2)      Laktoferin
Mengikat zat besi dalam ASI sehingga zat besi tidak digunakan oleh bakteri pathogen untuk pertumbuhannya
3)      Anti alergi
4)      Mengandung zat anti virus polio
5)      Membantu pertumbuhan selaput usus bayi sebagai perisai untuk menghindari zat-zat merugikan yang masuk ke dalam peredaran darah
2.      Manfaat Menyusui
Berikut ini adalah manfaat yang didapatkan dengan menyusui bagi bayi, ibu, keluarga, dan negara.
a.       Manfaat bagi bayi
1)      Komposisi sesuai kebutuhan.
2)      Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan.
3)      ASI mengandung zat pelindung.
4)      Perkembangan psikomotorik lebih cepat


A
 
B
 
C
 
D
 
 




Gambar 2.1
A. ASI mengandung zat pelindung. B. ASI menunjang perkembangan kognitif bayi. C.Komposisi ASI sesuai dan memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan.D. Memperkuat ikatan batin antara
ibu dan anak

5)      Menunjang perkembangan kognitif.
6)      Menunjang perkembangan penglihatan.
7)      Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.
8)      Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.
9)      Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri.

b.      Manfaat bagi ibu
1)      Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke bentuk semula.
2)      Mencegah anemia defisiensi zat besi.
3)      Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.
4)      Menunda kesuburan.
5)      Menimbulkan perasaan dibutuhkan.
6)      Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium.
_Pic1
 








Gambar 2.2.
Tumor pada payudara
c.       Manfaat bagi keluarga
1)        Mudah dalam proses pemberiannya.
2)        Mengurangi biaya rumah tangga.
3)      Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.



Gambar 2.3.
ASI dapat menghemat biaya rumah tangga dan pengobatan

d.      Manfaat bagi negara
1)   Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat­obatan.
2)   Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula dan perlengkapan menyusui.
3)   Mengurangi polusi.
4)   Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
3.      Pengelolaan ASI
a.       Cara memperbanyak produksi ASI
1)      Bayi menyusu setiap 2 jam selama 10-15 menit disetiap payudara
2)      Bangunkan bayi, buka baju/ gendong yang membuat rasa gerah, duduklah selama menyusui
3)      Pastikan bayi menyusu dengan posisi yang baik (menempel pada ibunya) dan menelan secara aktif
4)      Susui bayi ditempat yang tenang nyaman dan minumlah setiap kali menyusui
5)      Tidur bersebelahan/ dekat dengan bayi sehingga dapat menyusui setiap saat
6)      Ibu meningkatkan istirahat dan minum
(Kristyansari, 2009)
b.      Cara memeras ASI
Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara (Ambarwati dkk, 2008) :
1)      Memeras ASI dengan Tangan
a)      Tangan dicuci sampai bersih
b)      Siapkan cangkir/ gelas bertutup yang telah dicuci dengan air mendidih
c)      Payudara dikompres dengan kain handuk yang hangat dan dimasase dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke arah kalang payudara. Ulangi pemijatan ini pada sekitar payudara secara merata.
d)     Dengan ibu jari di sekitar kalang payudara bagian atas dan jari telunjuk pada sisi yang lain, lalu daerah kalang payudara ditekan kearah dada
e)      Daerah kalang payudara diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk, jangan memijat/ menekan putting, karena dapat menyebabkan rasa nyeri/ lecet.
f)       Ulangi tekan-peras-lepas-tekan-peras-lepas, pada mulanya ASI tak keluar, setelah beberapa kali maka ASI akan keluar.
g)      Gerakan ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua sisi agar yakin bahwa ASI telah diperas dari semua segmen payudara.
 1)      Mengeluarkan ASI dengan Pompa
a)      Sterilkan pompa ASI dengan merebusnya di dalam air
b)      Setelah dingin letakkan mulut corong ke payudara
c)      Pastikan bahwa areola dan puting berada di tengah corong
d)     Biarkan tepian mulut corong menempel rapat dengan kulit payudara. Hal ini untuk mencegah udara masuk ke dalam pompa.
e)      Tekan bola karet sebanyak mungkin untuk menciptakan efek penyedotan
f)       Lepaskan tekanan untuk menciptakan tekanan negative sebagai hasilnya puting akan tertarik ke liang sempit corong itu.
g)      Ulangi proses di atas beberapa kali sampai ASI terkumpul dalam cekungan pada ujung corong.
2)      Penyimpanan dan pemberian ASI perah
a)      Diudara terbuka atau bebas 6-8 jam
b)      Dilemari es (40C) 24 jam
c)      Dilemari pendingin atau beku (-180C) 6 bulan
d)     ASI yang telah didinginkan bila akan dipakai tidak boleh direbus, karena kualitas akan menurun yaitu unsure kekebalannya. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin, atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas. Memberikan ASI perah dengan menggunakan sendok (Kristiyansari, 2009)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar