Sabtu, 05 Oktober 2013
Konsep Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergatung dan berinteraksi. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain dan keluarga yang ada di sekitarnya (Meilani, 2009).
2. Bentuk tipe keluarga menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu anak
2) Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti
3) Keluarga (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
4) Keluarga duda atau janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5) Keluarga cabitas (cabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
6) Pemegang kekuasaan dalam keluarga menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin yakni sebagai berikut :
a. Patriakal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
b. Matriakal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu
c. Equalitation, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah dan ibu.
3. Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu
Menurut peranan dalam keluarga adalah :
a. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pencari nafkah, pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dan peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan, pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik, mental maupun spiritual.
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga
c. Fungsi sosial
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak
d. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untu kehidupan dewasa yang akan datang memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya
5. Gambaran keluarga sehat
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera. Palayanan kebidanan komunitas adalah bagian upaya kesehatan keluarga. Keluarga sehat adalah kondisi yang mendorong terwujudnya keluarga sejahtera.
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut :
Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial
a. Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga
b. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K
c. Selalu di rumah dan lingkungan yang sehat
d. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
C. Manajemen Kebidanan dan Komunitas
Dalam memecahkan masalah pasiennya bidan menggunakan manajemen yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah - langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Langkah-langkah kebidanan komunitas menurut J. H Sahlan (1996) adalah :
1. Pengkajian
Adalah sekumpulan tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk mengukur keadaan pasien/ keluarga dalam memakai norma-norma kesehatan pribadi maupun sosial, sistem integrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasi masalahnya. Dasar pemikiran dari pengkajian adalah perbandingan suatu ukuran atau suatu penilaian mengenai keadaan pasien / keluarga dengan menggunakan norma-norma yang diambildari kepercayaan nilai-nilai, prinsip atau aturan - aturan dan harapan-harapan, teori, konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh klien.
Bidan melakukan pengumpulan data, pengumpulan dilakukan secara langsung di masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif). Data subyektif dilakukan atau diperoleh dari informasi yang langsung diterima dari masyarakat melalui wawancara.
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya.
Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Identitas keluarga
b. Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang pernah dialami
c. Anggota keluarga
d. Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada
e. Keadaan keluarga meliputi : Biologis, Psikologis, sosial, Cultural,, Spiritual, Lngkungan, Data penunjang lainnya.
2. Analisa data
Seluruh data dikumpulkan yang relevan sebagai bahan analisis. Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari kaitan satu dengan yang lain sehingga ditemukan berbagai masalah.
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu :
a. Keadaan keluarga yang normal dari setiap anggota keluarga meliputi :
1) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota masyarakat
2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
a) Keadaan gizi anggota keluarga
b) Status imunisasi anggota keluarga
c) Kehamilan dan Keluarga Berencana
b. Keadaan rumah dan sanitasi, meliputi :
1) Rumah, meliputi : ventilasi, penerangan , kebersihan, konstruksi, luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dan sebagainya.
2) Sumber air minum
3) Jamban keluarga
a) Tempat pembuangan air limbah
b) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya.
c. Karakteristik keluarga
1) Sifat-sifat keluarga
2) Komunikai dalam keluarga
3) Interaksi antar anggota keluarga
4) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembagan anggota keluarga
5) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga
3. Perumusan masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisis. Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial yang didasarkan kepada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan keluarga.
4. Prioritas masalah
Setelah menentukan masalah langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan. Kriteria prioritas masalah dalam menyusun prioritas masalah kesehatan harus didasarkan kepada beberapa kriteria yaitu :
a. Sifat masalah dikelompokkan menjadi :
1) Ancaman kesehatan
2) Keadaan sakit atau kurang sehat
3) Situasi krisis
b. Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan keberhasialan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan kesehatan
c. Potensi masalah untuk diubah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatn
d. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan
Skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga.
Menurut Effendy (1995), untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun slaka prioritas menurut seperti berikut:
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat Masalah
Skala Ancaman kesehatan
Tidak / kurang sehat
Krisis
2
3
1 1
2 Kemungkinan masalah dapat diatasi
Skala Dengan mudah
Hanya sebagian
Tidak dapat
2
1
0 2
3 Potensi masalah untuk diubah
Skala Tinggi
Cukup
Rendah
3
2
1 1
4 Menonjolnya masalah
Skala Masalah berat harus ditangani
Masalah yg tdk perlu sgr ditangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0 1
Scoring
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
c. Jumlah skor untuk semua kriteria
d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
5. Rencana
Bila sudah diketahui masalah kesehatan ibu dan anak serta penyebabnya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Rencana merupakan rangsangan upaya yang disusun untuk mengetahui suatu masalah.
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak di komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi. Tujuan yang ditetapkan dalam penyusunan rencana mencakup keadaan yang diharapkan dapat dicapai, bila masalah telah terpecahkan.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga didasarka kepada rencan asuhan keperawatan yang telah disusun
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap ibu, anak balita dan lingkungan. Dalam pelaksanaaan dan tindakan tidak jarang ditemukan masalah dan hambatan. Bila ada masalah atau hambatan, segera dilakukan pengkajian untuk mengambil langkah mengatasinya. Kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi. Bidan melakukan observasi dan monitoring secara berkala, dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara tidak langsung misal melalui laporan dukun, kader kesehatan lain baik lisan maupun tercatat.
7. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasi yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu kegiatan dinyatakan berhasil bila hasil evaluasi menunjukkan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar