Sabtu, 05 Oktober 2013

pERAN kELUARGA

Peran menunjukan kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari seorang okupan dalam situasi sosial tertentu. Peran didasarkan preskripsi dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut (Nye, 1976).
Peran adalah suatu pola tingkah laku, kepercayaan nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat muncul dan menandai sifat dan tindakan pemegang kedudukan (Sarwono, 1997)
Peran adalah pola, sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Beck dkk,1984; Keliat, 1992)      
Peran adalah perilaku yang berkenaan dengan siapa yang memegang suatu posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial.                       
1)      Keluarga
Menurut Burgess dkk, 1976 membuat definisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas:
a.       Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi
b.      Para anggota keluaga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka
c.       Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama yang lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari
d.      Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri
Menurut whall (!986) dalam analisa konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat dalam perawatan, keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi berfungsi berbagai macam sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai anggota keluarga.
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dengan cara komprehensif yaitu sebagai dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman.
Menurut friedman (1998) keluarga didefinisikan dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka  sebagai bagian dari keluarga.      
2)      Peran keluarga
Peran keluarga adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu (Effendy,1998).
Menurut Goldenberg dan Goldenberg (1980) dalam Shives (1998) dikatakan peran keluarga dalam perawatan kesehatan meliputi: kemampuan mengkomunikasikan gagasan dan perasaan menyusun dalam menentukan pembagian tugas keluarga, saling berinteraksi, melindungi antara sesama anggota keluarga, saling berpartisipasi untuk menolong anggota keluarga yang sakit.                                                 
1.      Macam-macam peran  
1)      Peran formal
Berkaitan dengan setiap posisi formal keluarga adalah peran-peran terkait, yaitu sejumlah perilaku yang bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggota keluarga seperti cara masyarakat membagi peran-perannya menurut bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu system.
Nye dan Gecas (1976) telah mengidentifikasikan enam peran dasar yang membentuk posisi sosial Sebagai Suami-Ayah dan istri-ibu:
a.       Peran sebagai provider (penyedia)
b.      Peran sebagai pengatur rumah tangga
c.       Peran perawatan anak
d.      Peran sosialisasi anak
e.       Peran rekreasi
f.       Peran persaudaraan (kinship) yaitu memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal
g.      Peran terapeutik yaitu memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan
h.      Peran seksual
2)      Peran informal
Peran-peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak pada ke permukaan dan dimainkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individual (Satir, 1967) dan/atau untuk menjaga keseimbangan keluarga. Beberapa contoh peran-peran yang digambarkan literatur (Benne dan Sheats,1948; Hartman dan Laird; 1983; Kantor dan Lehr, 1975; Satir, 1972; Vogel dan Bell, !960)
a.       Pendorong
Pendorong memuji, setuju dengan, dan menerima kontribusi dari orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengar.    
b.      Pengharmonis
Pengharmonis menengahi perbedaan yang terdapat di antara para anggota menghibur menyatukan kembali perbedaan pendapat
c.       Inisiator-kontributor
Inisiator-kontributor mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok. Kantor dan Lehr menyatakan tipe peran ini sebagai sebuah “penggerak” peran yang dicirikan oleh inisiasi tindakan.     
d.      Pendamai
Pendamai (compromiser) merupakan bagian dari konflik dan ketidaksepakatan. Pendamai menyatakan posisinya dan mengakui kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian. 
e.       Penghalang
Penghalang cenderung negatif terhadap semua ide yang ditolak tanpa alasan. Kantor dan Lehr memberikan label kepada peran ini sebagai oposan.    
f.       Dominator
Dominator cenderung memaksakan kekuasaan atau superioritas dengan memanipulasi anggota kelompok tertentu dan membanggakan kekuasaannya  dan bertindak seakan-akan ia mengetahui segala-galanya dan tampil sempurna. 



g.      Penyalah
Peran ini seperti penghalang dan dominator. Penyalah adalah seorang yang suka mencari tahu kesalahan, diktator, dan seorang bos yang mengetahui semuanya.    
h.      Pengikut
Seorang pengikut terus mengikuti gerakan dari kelompok, menerima ide-ide dari orang lain kurang lebih secara pasif, tampil sebagai pendengar dalam diskusi kelompok dan keputusan kelompok    
i.        Pencari pengakuan
Pencari pengakuan berupaya mencari cara apa saja yang tepat untuk menarik perhatian kepada dirinya sendiri, perbuatannya, prestasi, dan masalah-masalah lain.     
j.        Martir
Martir tidak menginginkan apa saja untuk dirinya, ia  hanya berkorban untuk anggota keluarga yang lain. 
k.      Keras hati
Orang yang memainkan peran ini menggambarkan secara terus menerus dan aktif tentang semua hal yang “benar”, tidak ada bedanya dengan sebuah komputer. Satir (1975) menamakan peran informal ini super reasonable.
l.        Sahabat
Sahabat seorang teman bermain keluarga yang mengikuti kehendak pribadi dan memaafkan perilaku keluarga tingkah lakunya sendiri tanpa melihat konsekuensinya. Nampak ia tidak selalu relevan.   
m.    Kambing hitam keluarga
Kambing hitam keluarga adalah masalah anggota keluarga yang telah diidentifikasi dalam keluarga sebagai korban atau tempat pelampiasan ketegangan dan rasa bermusuhan, baik secara jelas maupun tidak.    
n.      Penghibur
Penghibur senantiasa mengagumkan dan mencoba menyenangkan, tidak pernah tidak setuju.
o.      Perawat keluarga
Perawat keluarga adalah orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkan. 
p.      Pioner keluarga
Pioner keluarga membawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing dan dalam pengalaman baru.  
q.      Distraktor dan orang yang tidak relevan.
Ditraktor bersifat tidak relevan, dengan menunjukan perilaku yang menarik perhatian, ia membantu keluarga menghindari atau melupakan persoalan-persoalan yang menyedihkan dan sulit.
r.        Koordinator keluarga
Koordinator keluarga mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga, yang berfungsi mengangkat keterikatan/keakraban dan memerangi kepedihan.   
s.       Penghubung keluarga
Perantara keluarga adalah penghubung, ia (biasanya ibu) mengirim dan memonitor komunikasi dalam keluarga   
t.        Saksi   
Peran dari saksi sama dengan pengikut kecuali dalam beberapa hal, saksi lebih pasif. Saksi hanya mengamati tidak melibatkan dirinya.


                        Menurut Leuckenotte (2002) menambahkan peran yang potensial yang berpengaruh pada lansia adalah:
a.       The primemover
b.      The scapegoat
c.       Pembuat keputusan
d.      Perawat kesehatan     
e.       Pendamai
f.       The potstirerrer
g.      Kambing hitam
h.      The burden bearer
i.        The model child
j.        The escape
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi peran.
a.       Faktor Internal
Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun (Elisabeth, B.H, 1996; Nursalam, 2001). Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya (Huclok, 1998; Nursalam, 2001).          
b.      Faktor Eskternal
1)      Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang berarti yang diberikan seseorang terhadapa perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu (Sarwono, 1997; Nursalam, 2001). Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup.
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima infornasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Kuncoronigrat,1997; Nursalam, 2001)              
2)      Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga (Thomas, 1997;Nursalam, 2001). Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Erich, 1996; Nursalam 2001). Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga  (Markum, 1991; Nursalam, 2001).
3)      Status ekonomi
Status ekonomi adalah sebuah komponen social, mengacu pada tingkat pendapatan keluarga dan sumber pendapatan, salah satu fungsi dasar keluarga adalah tersedianya dukungan ekonomi yang memadai dan pengalokasian sumber-sumber. Oleh sebab itu tidak hanya tingkat pendapatan yang diperhitungkan tetapi juga pengeluaran dan pembelanjaan berpusat pada penglokasian sumber.
Geismer dan La sorte (1964) membagi keluarga terdiri dari  4 tingkat ekonomi.:
a)      Adekuat : menyatakan bahwa uang yang dibelanjakan atas dasar suatu pemahaman bahwa pembiayaan-pembiayaan adalah tanggung jawab orang tua.
b)      Marginal : sering terjadi perselisihan antar anggota keluarga siapa yang seharusnya mengontrol pendapatan dan pengeluaran.
c)      Miskin
d)     Sangat miskin    
4)      Budaya
Budaya menggambarkan dan memandu cara yang digunakan oleh masyarakat, kelompok etnis untuk memecahkan masalah mereka dan mengambil arti dari hidup mereka.
Kebudayaan didefinisikan sebagai sistem pola perilaku yang ditransmisikan oleh masyarakat yang menghubungkan kelompok manusia dengan lingkup lingkungan dan juga sebagai sistem-sistem perubahan sosial dan organisasi yang bertindak sebagai penengah adaptasi sosial (Leininger, 1976; Friedman, 1998). Dengan kata lain kebudayaan merupakan sebuah mal (cetakan) yang darinya kita semua menjadi pelaku. Kebudayaan memaksa kita dan mengatur perilaku, sikap dan nilai-nilai kita dalam cara-cara yang tidak kelihatan dan tampak karena manusia mengandalkan perilaku atau budaya yang dipelajari untuk kelangsungan hidupnya. Kebudayaan merupakan sumber utama adaptasi kita.                
5)      Lingkungan
Lingkungan keluarga adalah apa saja yang ada diluar keluarga tertentu, termasuk lingkungan fisik yang paling dekat, dimana keluarga tersebut berada dan linkungan sosial keluarga. ruang lingkup dari suatu keluarga dari suatu keluarga adalah luas dan lingkungan keluarga tidak hanya terdiri dari perawatan medis, realita-realita konkret seperti pangan, sandang dan papan, pekerjaan, keamanan, fisik, pendidikan dan rekreasi, tapi juga memasukan realita-realita sosial dalam keluarga (Holman,1983; Friedman, 1998).              
3.      Peran memberikan perawatan
Observasi klinis dan publikasi riset tahap lanjut belakangan ini membuat para perawat keluarga lebih sadar akan isu-isu serius yang dihadapi pemberi perawatan, karena banyak sekali orang-orang lansia lemah dan sakit kronis yang menerima perawatan dirumah sekarang. Banyak studi yang secara konsisten mendokumentasikan stres dan beban-beban yang dihadapi oleh keluarga, khususnya oleh yang merawat ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga lansia yang sakit kronis dan lemah tersebut. Pemberian perawatan di rumah yang berkesinambungan ini dapat mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi negatif yang serius bagi pemberi perawatan (Treas, J. dan Bengston, V. 1987).
Orang-orang lanjut usia lebih suka hidup di rumah sendiri, ketika seorang lanjut usia meminta bantuan, maka harapannya adalah pasangannya akan memberikan bantuan tersebut, pasangan yang memberikan perawatan itu sendiri, yang biasanya orangtua itu sendiri, yang berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan atau memperburuk kondisi yang ada karena adanya stres akibat memberikan perawatan dan karena usia mereka yang semakin lanjut (Blieszner dan Alley, J.M., 1990).


4.      Perubahan peran selama sakit
Perubahan-perubahan peran karena hilangnya kemampuan atau ketidakmampuan  seorang anggota, maka seringkali muncul konflik-konflik peran dan ketegangan peran, karena anggota keluarga dipaksa untuk menerima peran-peran baru dan memiliki sedikit kesempatan untuk mempelajari peran-peran ini serta mengatur kembali tanggung jawab peran mereka yang lain. Tegangan atau stres akibat peran sering merupakan hasil dari perubahan peran tersebut (Friedman, 1992).                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar