Peran menunjukan kepada beberapa set perilaku yang
kurang lebih bersifat homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara
normatif dari seorang okupan dalam situasi sosial tertentu. Peran didasarkan
preskripsi dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus
lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka
sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut (Nye, 1976).
Peran adalah suatu pola tingkah laku, kepercayaan
nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat muncul dan menandai sifat dan
tindakan pemegang kedudukan (Sarwono, 1997)
Peran adalah pola, sikap, perilaku, nilai dan tujuan
yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Beck
dkk,1984; Keliat, 1992)
Peran adalah perilaku yang berkenaan dengan siapa yang
memegang suatu posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat
seseorang dalam suatu sistem sosial.
1)
Keluarga
Menurut Burgess dkk, 1976 membuat definisi yang
berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas:
a.
Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan ikatan
perkawinan, darah dan ikatan adopsi
b.
Para anggota keluaga
biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup
secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah
mereka
c.
Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu
sama yang lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan
ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari
d.
Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu
kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri
Menurut whall (!986) dalam analisa konsep tentang
keluarga sebagai unit yang perlu dirawat dalam perawatan, keluarga
didefinisikan sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan anggotanya
terdiri dari dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh
istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum,
tapi berfungsi berbagai macam sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai
anggota keluarga.
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga
dengan cara komprehensif yaitu sebagai dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman.
Menurut friedman (1998) keluarga didefinisikan dua
orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan
emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
2)
Peran keluarga
Peran keluarga adalah seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu (Effendy,1998).
Menurut Goldenberg dan Goldenberg (1980) dalam Shives
(1998) dikatakan peran keluarga dalam perawatan kesehatan meliputi: kemampuan
mengkomunikasikan gagasan dan perasaan menyusun dalam menentukan pembagian
tugas keluarga, saling berinteraksi, melindungi antara sesama anggota keluarga,
saling berpartisipasi untuk menolong anggota keluarga yang sakit.
1.
Macam-macam peran
1)
Peran formal
Berkaitan dengan setiap posisi formal keluarga adalah
peran-peran terkait, yaitu sejumlah perilaku yang bersifat homogen. Keluarga
membagi peran secara merata kepada para anggota keluarga seperti cara
masyarakat membagi peran-perannya menurut bagaimana pentingnya pelaksanaan
peran bagi berfungsinya suatu system.
Nye dan Gecas (1976) telah mengidentifikasikan enam
peran dasar yang membentuk posisi sosial Sebagai Suami-Ayah dan istri-ibu:
a.
Peran sebagai provider (penyedia)
b.
Peran sebagai pengatur rumah tangga
c.
Peran perawatan anak
d.
Peran sosialisasi anak
e.
Peran rekreasi
f.
Peran persaudaraan (kinship) yaitu memelihara hubungan
keluarga paternal dan maternal
g.
Peran terapeutik yaitu memenuhi kebutuhan afektif dari
pasangan
h.
Peran seksual
2)
Peran informal
Peran-peran informal bersifat implisit biasanya tidak
tampak pada ke permukaan dan dimainkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
emosional individual (Satir, 1967) dan/atau untuk menjaga keseimbangan
keluarga. Beberapa contoh peran-peran yang digambarkan literatur (Benne dan
Sheats,1948; Hartman dan Laird; 1983; Kantor dan Lehr, 1975; Satir, 1972; Vogel
dan Bell, !960)
a.
Pendorong
Pendorong memuji, setuju dengan, dan menerima kontribusi dari orang lain
dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk
didengar.
b.
Pengharmonis
Pengharmonis menengahi perbedaan yang terdapat di antara para anggota
menghibur menyatukan kembali perbedaan pendapat
c.
Inisiator-kontributor
Inisiator-kontributor mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara
mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok. Kantor dan Lehr
menyatakan tipe peran ini sebagai sebuah “penggerak” peran yang dicirikan oleh
inisiasi tindakan.
d.
Pendamai
Pendamai (compromiser) merupakan bagian dari konflik dan
ketidaksepakatan. Pendamai menyatakan posisinya dan mengakui kesalahannya, atau
menawarkan penyelesaian.
e.
Penghalang
Penghalang cenderung negatif terhadap semua ide yang ditolak tanpa
alasan. Kantor dan Lehr memberikan label kepada peran ini sebagai oposan.
f.
Dominator
Dominator cenderung memaksakan kekuasaan atau superioritas dengan
memanipulasi anggota kelompok tertentu dan membanggakan kekuasaannya dan bertindak seakan-akan ia mengetahui
segala-galanya dan tampil sempurna.
g.
Penyalah
Peran ini seperti penghalang dan dominator. Penyalah adalah seorang yang
suka mencari tahu kesalahan, diktator, dan seorang bos yang mengetahui
semuanya.
h.
Pengikut
Seorang pengikut terus mengikuti gerakan dari kelompok, menerima ide-ide
dari orang lain kurang lebih secara pasif, tampil sebagai pendengar dalam
diskusi kelompok dan keputusan kelompok
i.
Pencari pengakuan
Pencari pengakuan berupaya mencari cara apa saja yang tepat untuk menarik
perhatian kepada dirinya sendiri, perbuatannya, prestasi, dan masalah-masalah
lain.
j.
Martir
Martir tidak menginginkan apa saja untuk dirinya, ia hanya berkorban untuk anggota keluarga yang
lain.
k.
Keras hati
Orang yang memainkan peran ini menggambarkan secara terus menerus dan
aktif tentang semua hal yang “benar”, tidak ada bedanya dengan sebuah komputer.
Satir (1975) menamakan peran informal ini super
reasonable.
l.
Sahabat
Sahabat seorang teman bermain keluarga yang mengikuti kehendak pribadi
dan memaafkan perilaku keluarga tingkah lakunya sendiri tanpa melihat
konsekuensinya. Nampak ia tidak selalu relevan.
m.
Kambing hitam keluarga
Kambing hitam keluarga adalah masalah anggota keluarga yang telah
diidentifikasi dalam keluarga sebagai korban atau tempat pelampiasan ketegangan
dan rasa bermusuhan, baik secara jelas maupun tidak.
n.
Penghibur
Penghibur senantiasa mengagumkan dan mencoba menyenangkan, tidak pernah
tidak setuju.
o.
Perawat keluarga
Perawat keluarga adalah orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh
anggota keluarga lain yang membutuhkan.
p.
Pioner keluarga
Pioner keluarga membawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing dan dalam
pengalaman baru.
q.
Distraktor dan orang yang tidak relevan.
Ditraktor bersifat tidak relevan, dengan menunjukan perilaku yang menarik
perhatian, ia membantu keluarga menghindari atau melupakan persoalan-persoalan
yang menyedihkan dan sulit.
r.
Koordinator keluarga
Koordinator keluarga mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan
keluarga, yang berfungsi mengangkat keterikatan/keakraban dan memerangi
kepedihan.
s.
Penghubung keluarga
Perantara keluarga adalah penghubung, ia (biasanya ibu) mengirim dan
memonitor komunikasi dalam keluarga
t.
Saksi
Peran dari saksi sama dengan pengikut kecuali dalam beberapa hal, saksi
lebih pasif. Saksi hanya mengamati tidak melibatkan dirinya.
Menurut
Leuckenotte (2002) menambahkan peran yang potensial yang berpengaruh pada
lansia adalah:
a.
The primemover
b.
The scapegoat
c.
Pembuat keputusan
d.
Perawat kesehatan
e.
Pendamai
f.
The potstirerrer
g.
Kambing hitam
h.
The burden bearer
i.
The model child
j.
The escape
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peran.
a.
Faktor Internal
Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat berulang tahun (Elisabeth, B.H, 1996; Nursalam, 2001).
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang
lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya
(Huclok, 1998; Nursalam, 2001).
b.
Faktor Eskternal
1)
Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang berarti yang
diberikan seseorang terhadapa perkembangan orang lain menuju kearah suatu
cita-cita tertentu (Sarwono, 1997; Nursalam, 2001). Pendidikan diperlukan untuk
mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat
menigkatkan kualitas hidup.
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah
menerima infornasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Kuncoronigrat,1997; Nursalam,
2001)
2)
Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga (Thomas,
1997;Nursalam, 2001). Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan
(Erich, 1996; Nursalam 2001). Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarga (Markum, 1991; Nursalam, 2001).
3)
Status ekonomi
Status ekonomi adalah sebuah komponen social, mengacu
pada tingkat pendapatan keluarga dan sumber pendapatan, salah satu fungsi dasar
keluarga adalah tersedianya dukungan ekonomi yang memadai dan pengalokasian
sumber-sumber. Oleh sebab itu tidak hanya tingkat pendapatan yang
diperhitungkan tetapi juga pengeluaran dan pembelanjaan berpusat pada
penglokasian sumber.
Geismer dan La sorte (1964) membagi keluarga terdiri
dari 4 tingkat ekonomi.:
a)
Adekuat : menyatakan bahwa uang yang dibelanjakan atas
dasar suatu pemahaman bahwa pembiayaan-pembiayaan adalah tanggung jawab orang
tua.
b)
Marginal : sering terjadi perselisihan antar anggota
keluarga siapa yang seharusnya mengontrol pendapatan dan pengeluaran.
c)
Miskin
d)
Sangat miskin
4)
Budaya
Budaya menggambarkan dan memandu cara yang digunakan
oleh masyarakat, kelompok etnis untuk memecahkan masalah mereka dan mengambil
arti dari hidup mereka.
Kebudayaan didefinisikan sebagai sistem pola perilaku
yang ditransmisikan oleh masyarakat yang menghubungkan kelompok manusia dengan
lingkup lingkungan dan juga sebagai sistem-sistem perubahan sosial dan
organisasi yang bertindak sebagai penengah adaptasi sosial (Leininger, 1976;
Friedman, 1998). Dengan kata lain kebudayaan merupakan sebuah mal (cetakan)
yang darinya kita semua menjadi pelaku. Kebudayaan memaksa kita dan mengatur
perilaku, sikap dan nilai-nilai kita dalam cara-cara yang tidak kelihatan dan
tampak karena manusia mengandalkan perilaku atau budaya yang dipelajari untuk
kelangsungan hidupnya. Kebudayaan merupakan sumber utama adaptasi kita.
5)
Lingkungan
Lingkungan keluarga adalah apa saja yang ada diluar
keluarga tertentu, termasuk lingkungan fisik yang paling dekat, dimana keluarga
tersebut berada dan linkungan sosial keluarga. ruang lingkup dari suatu
keluarga dari suatu keluarga adalah luas dan lingkungan keluarga tidak hanya
terdiri dari perawatan medis, realita-realita konkret seperti pangan, sandang
dan papan, pekerjaan, keamanan, fisik, pendidikan dan rekreasi, tapi juga
memasukan realita-realita sosial dalam keluarga (Holman,1983; Friedman,
1998).
3.
Peran memberikan perawatan
Observasi klinis dan publikasi riset tahap lanjut
belakangan ini membuat para perawat keluarga lebih sadar akan isu-isu serius
yang dihadapi pemberi perawatan, karena banyak sekali orang-orang lansia lemah
dan sakit kronis yang menerima perawatan dirumah sekarang. Banyak studi yang
secara konsisten mendokumentasikan stres dan beban-beban yang dihadapi oleh keluarga,
khususnya oleh yang merawat ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga
lansia yang sakit kronis dan lemah tersebut. Pemberian perawatan di rumah yang
berkesinambungan ini dapat mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi negatif yang
serius bagi pemberi perawatan (Treas, J. dan Bengston, V. 1987).
Orang-orang lanjut usia lebih suka hidup di rumah
sendiri, ketika seorang lanjut usia meminta bantuan, maka harapannya adalah
pasangannya akan memberikan bantuan tersebut, pasangan yang memberikan perawatan
itu sendiri, yang biasanya orangtua itu sendiri, yang berisiko tinggi terhadap
masalah kesehatan atau memperburuk kondisi yang ada karena adanya stres akibat
memberikan perawatan dan karena usia mereka yang semakin lanjut (Blieszner dan
Alley, J.M., 1990).
4.
Perubahan peran selama sakit
Perubahan-perubahan peran karena hilangnya kemampuan
atau ketidakmampuan seorang anggota,
maka seringkali muncul konflik-konflik peran dan ketegangan peran, karena
anggota keluarga dipaksa untuk menerima peran-peran baru dan memiliki sedikit
kesempatan untuk mempelajari peran-peran ini serta mengatur kembali tanggung
jawab peran mereka yang lain. Tegangan atau stres akibat peran sering merupakan
hasil dari perubahan peran tersebut (Friedman, 1992).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar