Compres : a pad of cloth applied firmly to a part of the
body; compres may be dry or wet, cold or warm (Smith, 1996).
Berdasarkan definisi di atas bahwa kompres dapat diberikan dalam
keadaan kering atau basah dan dingin atau hangat. Kompres menggunakan media
panas dapat berupa kantong air panas/botol berisi air panas, uap panas, lumpur
panas, handuk panas, electric pads dan lain-lain.
1.
Manfaat/efek Panas
Panas digunakan secara luas dalam pengobatan karena
memiliki efek dan manfaat yang besar. Adapun manfaat/efek panas adalah
(Gabriel, 1996) :
a.
Efek Fisik
Panas dapat manyebabkan zat cair, padat dan gas mengalami pemuaian ke
segala arah.
b.
Efek Kimia
Panas dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Pada jaringan akan
terjadi metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia
tubuh dengan cairan tubuh.
c.
Efek Biologis
Panas dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan
peningkatan sirkulasi darah.
Secara fisilogis respon tubuh terhadap panas yaitu
menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah, menurunkan
ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan
permeabilitas kapiler. Respon dari panas inilah yang dipergunakan untuk
keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan yang terjadi dalam tubuh.
2.
Mekanisme Kerja Panas
Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh
melalui kulit dengan empat cara yaitu : secara konduksi, konveksi, radiasi dan
evaporasi (Gabriel, 1996).
Adapun prinsip kerja kompres hangat dengan
mempergunakan buli-buli panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi dimana
terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan
menyebabkan pelebaran pembuluh darah, sehingga akan terjadi penurunan
ketegangan otot. Kompres ini dilakukan dengan menggunakan buli-buli panas yang
dibungkus dengan kain, bersuhu 360-380 C, yang ditempelkan
langsung pada sisi kanan dan sisi kiri perut secara bergantian antara sisi
perut kanan dan sisi perut kiri setiap 5 menit selama 20 menit. Air panas
diganti setiap lima sampai sepuluh menit untuk mempertahankan suhu buli-buli
panas tetap hangat. Kompres diberikan sampai nyeri yang dirasakan berkurang
atau hilang (Perry and Potter, 1993).
B. Hubungan Kompres Hangat dengan Kejadian Penurunan Dismenore
Primer
Pemberian kompres hangat merupakan salah satu
tindakan mandiri keperawatan. Penggunaan panas dalam hal ini air panas adalah
mengambil efek dari panas itu sendiri. Secara fisiologis respon tubuh terhadap
panas yaitu dapat melancarkan sirkulasi
darah, dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menurunkan ketegangan otot,
meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan permeabilitas kapiler.
Pemberian kompres hangat memakai prinsip pengantaran panas melalui cara
konduksi yaitu dengan menempelkan buli-buli panas pada perut sehingga akan terjadi perpindahan panas dari buli-buli
panas ke dalam perut yang akan melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan
ketegangan otot sehingga akan menurunkan nyeri pada wanita dengan dismenore primer, karena pada wanita dengan dismenore ini mengalami kontraksi uterus
dan kontraksi otot polos (Gabriel, 1996).
Kompres hangat memiliki arti penting bagi
remaja/wanita dengan dismenore karena dapat menurunkan rasa nyeri pada saat haid. Program terapi ini
dapat berlangsung secara lancar dan efektif bila didukung dengan olah raga
secara teratur, makan-makanan yang bergizi dan menjaga pikiran agar tidak
stres.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar