Jumat, 04 Oktober 2013

Motivasi

Menurut Quinn (1995) dalam Notoatmodjo (2005), motivasi berasal dari bahasa latin yang berarti to move. Secara umum mengacu pada adanya kekuatan dorongan yang menggerakan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam mempelajari motivasi kita akan berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan, dan tujuan. Di dalam konsep motivasi kita juga akan mempelajari sekelompok fenomena yang mempengaruhi sifat, kekuatan, dan ketetapan dari tingkah laku manusia.
Menurut John Elder (et.al) (1998) dalam Notoatmodjo (2005), mendefinisikan motivasi sebagai interaksi antara pelaku dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan, menurunkan, dan mempertahankan perilaku.
Motivasi merupakan keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri manusia, motivasi berhubungan dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan daya dorong yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh motivator. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi, agar mau bekerjasama secara produktif sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja sama secara giat sehingga mencapai hasil yang optimal (Caray, 2010).

                1.  Fungsi dan Manfaat Motivasi
Menurut Basuki (2004), motivasi berfungsi untuk mengarahkan, mendorong dan menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat ditempuh melalui cara: mengusahakan terciptanya suatu keadaan yang dapat menumbuhkan dorongan batin seseorang agar tergerak hatinya untuk bertingkah laku.
Memberikan pengertian pada individu atau kelompok agar mereka terdorong untuk melakukan sesuatu setelah ia mengerti.
Menurut Basuki (2004) dengan mengetahui fungsinya, maka motivasi mempunyai beberapa manfaat, yaitu sebagai usur penggerak atau pendorong, unsur pemantapan, unsur pengayoman, unsur penggerak semangat. Dari empat manfaat tersebut dapat dikatakan bahwa dengan motivasi seseorang bisa menjadi tergerak atau terdorong untuk melakukan sesuatu, merasa lebih mantap, merasa terayomi, merasa terampil untuk ikut serta.
  

                2.  Macam – Macam Teknik Motivasi
Menurut Basuki (2004), macam-macam teknik motivasi terdiri dari:
                      a.         Teknik motivasi secara persuasive edukatif
Teknik motivasi ini adalah suatu cara memotivasi sasaran dengan membujuk dan mengajak sasaran agar bersikap dan berprilaku seperti yang diharapkan. Cara memotivasi dengan jalan membujuk dan mengajak tersebut memerlukan alas an-alasan yang kuat serta pertimbangan yang masuk akal.
                     b.         Teknik motivasi tekanan kelompok
Teknik motivasi ini dilakukan untuk membangkitkan minat seseorang atau kelompok orang secara tidak langsung agar bersikap positif dengan sikap yang ditampilkan oleh sebagian besar anggota kelompok.
                      c.         Teknik motivasi dengan penerangan atau penyadaran
Teknik ini dilakukan dengan usaha semaksimal mungkin untuk memberikan penerangan seluas-luasnya tentang isi pesan.
                     d.         Teknik motivasi dengan imbalan atau kompensasi
Teknik ini merupakan suatu cara memotivasi seseorang yang dilakukan dengan memberikan imbalan atau kompensasi dalam bentuk materi atau psikologis.

                3.  Teori Motivasi
Menurut Wood (1998) dalam Notoatmodjo (2005), ada dua aliran teori motivasi, yaitu motivasi yang dikaji dengan mempelajari kebutuhan-kebutuhan, atau content theory, dan ada yang mengkaji dengan mempelajari prosesnya atau disebut sebagai process theory. Conten theory: teori-teori ini mengajukan cara untuk menganalisis kebutuhan yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku tertentu, sedangkan process theory berusaha memahami proses berfikir yang ada yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu.

                4.  Teori Kebutuhan
Salah satu teori motivasi yang terkenal adalah teori kebutuhan hierarki Maslow. Dalam teori ini menyusun kebutuhan manusia secara hierarki. Maslow membagi dua kategori besar, yaitu kebutuhan tingkat dasar dan tingkat tunggi. Kebutuhan tingkat dasar adalah kebutuhan yang dapat dipuaskan dari luar, misalnya kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman. Sedangkan kebutuhan tingkat tinggi adalah kebutuhan yang hanya dapat dipuaskan dari dalam diri orang yang bersangkutan, misalnya kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri. Sebelum kebutuhan yang paling rendah terpenuhi, maka tidak akan muncul kebutuhan pada tingkat berikutnya (Notoatmodjo, 2005).

                5.  Teori Mc Leland
Teori ini juga merupakan teori yang bertumpu pada kebutuhan manusia. Namun teori ini diciptakan dalam konteks organisasi kerja. Teori Mc Leland mengatakan bahwa perilaku manusia didasari dari tiga kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n-achievement), kebutuhan untuk berkuasa (n-power), kebutuhan untuk berafiliasi (n-affiliation). Mc Leland kemudian mengembangkan pelatihan untuk mengembangkan kebutuhan, untuk berprestasi, untuk mengembangkan sumber daya manusia (Notoatmodjo, 2005).

                6.  Teori Hertzberg
Teori ini menyebutkan bahwa ada dua faktor yang penting dalam meningkatkan motivasi, yaitu hiegyne factor dan motivating factor. Hiegyne factor adalah faktor yang jika terpenuhi tidak dapat memberikan kepuasan namun hanya dapat menghilangkan rasa tidak puas. Sedangkan motivating factor adalah faktor yang jika terpenuhi dapat menimbulkan rasa puas. Dengan kata lain, Hertzberg berpendapat bahwa faktor yang dapatmenimbulkan rasa puas  berbeda dengan faktor-faktor yang menimbulkan rasa tidak puas. Faktor hiegyne adalah merupakan setara dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman dari teori Maslow, sedangkan motivating factor adalah faktor yang setara dengan kebutuhan untuk dihargai (Notoatmodjo, 2005).

                7.  Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang timbul dari dalam individu, seperti usia, pendidikan dan pengetahuan. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang dipengaruhi dari luar diri individu seperti pekerjaan, status sosial budaya. 

                     1.         Faktor – faktor intrinsik
                                  a.         Pengetahuan
Menurut Notoatamodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dari manusia, yang seedar menjawab pertanyaan “What”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran yang tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal, maka terbentuklah disiplin ilmu.
                                 b.         Usia
Faktor usia sangat mempengaruhi motivasi seseorang, motivasi yang sudah berusia lanjut lebih sulit dari orang yang masih muda. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti kosa kata dan pengetahuan umum. Pada usia dewasa muda (20-30 tahun) merupakan periode pertumbuhan fungsi tubuh dalam tingkat yang optimal, dibarengi tingkat kematangan emosional, intelektual dan social, sedngkan dewasa pertengahan (41-50tahun) secara umum merupakan puncak kejayaan social, kesejahteraan, sukses ekonomi dan stabilisasi, jadi usia sangat berpengaruh terhadap motivasi seseorang dalam berbegai kegiatan termasuk dalam pencegahan osteoporosis (Sudrajat, 2008).
                                  c.         Persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri, pemahaman dan evaluasi seseorang pada dirinya sendiri.
Menurut Sudrajat (2008), menyatakan bahwa persepsi ataupun sebuah mekanisme pengorganisasian, sebagai proses seleksi atau screaning berarti, bahwa beberapa informasi akan diperoses dan lainnya tidak diperoses.
                                 d.         Harga diri, perasaan menjaga pada harga dan jati diri.
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative baik langsung maupun tidak lansung (Sudrajat, 2008).
                                  e.         Harapan pribadi, keinginan dan motivasi seseorang pada masa yang akan datang.
Menurut Keliat dalam Sudrajat (2008), ideal diri adalah persepsi individual tentang bagaimana keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut bahwa ideal diri sama dengan cita-cita, kinginan, harapan tentang diri sendiri .
                                  f.          Kebutuhan, sesuatu yang dibutuhkan secara fisiologis dalam pemenuhan kelangsungan hidup seseorang. Menurut Rakhmat (2000) dalam Sudrajat (2008), kebutuhan akan sangat mempengaruhi dorongan atau motivasi seseorang untuk mempersepsikan stimulus yang ada.
                                 g.         Keinginan, sebuah tujuan dari seseorang untuk dicapai.
                                 h.         Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka makin tinggi pula tingkat motivasi seseorang. Disisni jelas bahwa faktor pendidikan besar pengaruhnya terhadap peningkatan motivasi seseorang. Pendidikan adalah suatu proses dimana manusia membina perkembangan manusia lain secara sadar dan berencana (Sudrajat, 2008).
                     2.         Faktor – faktor ekstrinsik
                                  a.         Pekerjaan
Jenis dan sifat pekerjaan yang dianggap sesuai oleh seseorang akan dijalaninya dengan penuh tanggung jawab dan kebesaran hati.
                                 b.         Status budaya
Kebudayaan dalam tatanan masyarakat merupakan suatu system atau aturan yang dipegang teguh oleh masyarakat, tidak ada sanksi hukum yang tegas bagi yang melanggarnya, hanya berupa teguran dan sanksi moral berupa dikucilkan.
                                  c.          Imbalan
Penghargaan dapat diartikan sebagai ekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu penghargaan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu tersebut (Sudrajat, 2008).
                                 d.         Lingkungan
Sesuatu yang asing bagi lingkungan tertentu sering dipersepsikan salah, sehingga perlu pemahama yang mendalam tentang hal-hal yang baru, juga perlu mempertimbangkan sosial budaya daerah tersebut (Sudrajat, 2008).


                8.  Pengukuran Motivasi
Menurut Notoatmodjo (2005), motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur. Pada umumnya, yang diukur adalah motivasi social dan motivasi biologis. Ada beberapa cara mengukur motivasi, yaitu:
                  1.            Tes Proyektif
Apa yang kita katakana merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan orang, maka kita beri stimulus yang harus diinterprestasikan. Dalam teori Mc Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n-ach), kebutuhan untuk power (n-power), kebutuhan untuk berafiliasi (n-aff).
                  2.            Kuesioner
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesoner adalah dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien.
                  3.            Observasi perilaku
Cala lain mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya. Perilaku yang diobservasi adalah, apakah klien menggunakan umpan balik yang diberikan, mengambil keputusan yang beresiko dan meningkatkan kualitas daripada kualitas kerja.


                9.  Motivasi Untuk Berperilaku sehat
Menurut Elder (1994) dalam Notoatmodjo (2005), untuk dapat berperilaku sehat diperlukan tiga hal yaitu: pengetahuan yang tepat, motivasi, dan keterampilan. Jika seseorang memiliki pengetahuan dan keterampilan namun tidak memiliki motivasi maka disebut sebagai performance deficits.
Menurut Notoatmodjo (2005), pada dasarnya tidak ada seorang pun di dunia ini yang ingin menjadi sakit, namun sering kali secara sadar melakukan perilaku yang merupakan faktor resiko untuk mendapatkan penyakit. Masalah utama dalam hal ini adalah bahwasannya prilaku tidak sehat lebih menyenangkan dari perilaku sehat yang harus dilaksanakan. Hal ini menyebabkan timbulnya konflik dalam diri orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, mereka umumnya mengadakan negoisasi dengan memelihara keseimbangan psikologisnya.
Masalah lain yang menyebabkan seseorang sulit termotivasi untuk berperilaku sehat adalah karena perubahan perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat tidak menimbulkan dampak langsung secara cepat, bahkan mungin tidak berdampak apa-apa pada penyakitnya, namun hanya mencegah menjadi lebih buruk lagi (Notoatmodjo, 2005).




              10.Hubungan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terhadap Motivasi
KIE adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik.  KIE  membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Melalui pendekatan ini, masyarakat akan menyadari bahwa ada sesuatu yang mengancam dalam dirinya sehingga mereka berada dalam kondisi yang tidak seimbang.
Menurut Morgan (1989) dalam Notoatmodjo (2005), menyatakan bahwa pada dasarnya manusia selalu ingin berada dalam keadaan seimbang. Untuk itu mereka selalu memenuhi kebutuhannya sehingga ketegangan akan menurun dan kondisi menjadi seimbang kembali. Pada dasarnya manusia terdorong untuk berada pada posisi yang nyaman. Jika kenyamanan ini turun lebih rendah dari ambang batas tertentu, maka manusia akan berusaha melakukan segala sesuatu untuk mempertahankan drajat kenyamanan tersebut agar mencapai batas ambang minimal. Dengan demikian manusia tidak akan bergerak untuk mencapai kenyamanan namun bergerak untuk mempertahankan kenyamanan.   Begitu pula dengan kesehatan, pada dasarnya tidak satu orang pun di dunia ini yang ingin menjadi sakit, untuk itu seseorang akan terdorong untuk mencapai kesehatan dan selalu mempertahankan kesehatannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar