Jumat, 04 Oktober 2013

Mobilisasi Dini



Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu essensial untuk mempertahankan kemandirian.
Menurut Siregar (2009), mobilisasi dini adalah menggerakkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain yang harus dilakukan secara bertahap dan langsung setelah melahirkan, minimal 8 – 24 jam setelah persalinan.
Ambulasi dini (Early ambulation) ialah kebijakan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan (Saleha, 2009).
1.      Manfaat mobilisasi dini
Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut :
a.       Dapat melancarkan pengeluaran lochea
Menurut Lia (2008). Dengan melakukan mobilisasi dini post partum membantu mengeluarkan darah dari jalan lahir.
b.      Mengurangi infeksi post partum yang timbul adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi.

c.       Mempercepat involusio alat kandungan
Menurut Lia (2008) dengan melakukan mobilisasi dini post partum bisa mempelancar pengeluaran darah dan sisa plasenta, kontraksi uterus baik sehingga proses kembalinya rahim kebentuk semula berjalan dengan baik.
d.      Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
Menurut Moechtar (1995) dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kandung kemih kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula (Laila, 2009).
e.       Meningkatkan kelancaran peredaran darah
Menurut Lia (2008) dengan melakukan mobilisasi dini post partum bisa mempelancar pengeluaran darah dan sisa plasenta, kontraksi uterus baik sehingga proses kembalinya rahim kebentuk semula berjalan dengan baik
f.       Mempercepat fungsi ASI (Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI) dan pengeluaran sisa metabolisme
g.      Ibu merasa lebih baik dan lebih kuat
h.      Menurunkan banyak frekuensi emboli paru pada postpartum
2.    Tahap-tahap Mobilisasi Dini
a.       Menurut Carpenito (2000), tahap-tahap dalam mobilisasi dini terdapat tiga rentang gerak yaitu :


1)      Rentang gerak pasif
Rentan gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif, misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien
2)      Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya, berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3)      Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktivitas yang diperlukan.
Pelaksanaan mobilisasi dini terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut tidur terlentang dulu selama 8 jam, kemudian boleh miring-miring, duduk, berdiri dan bejalan-jalan. Sebelum melakukan mobilisasi terlebih dahulu melakukan nafas dalam dan latihan kaki sederhana. Tahapan mobilisasi dapat membantu tubuh melakukan adaptasi dengan baik sehingga tidak menimbulkan keluhan lain yang tidak di harapkan.Gerakan mobilisasi ini diawali dengan gerakan ringan seperti :
a)       Miring ke kiri-kanan
Memiringkan badan kekiri dan kekanan merupakan mobilisasi paling ringan dan yang paling baik dilakukan pertama kali. Disamping dapat mempercepat proses penyembuhan, gerakan ini juga mempercepat proses kembalinya fungsi usus dan kandung kemih secara normal.
b)       Menggerakkan kaki
Setelah mengembalikan badan ke kanan dan ke kiri, mulai gerakan kedua belah kaki. Mitos yang menyatakan bahwa hal ini tidak boleh dilakukan karena dapat menyebabkan timbulnya varices adalah salah total. Justru bila kaki tidak digerakkan dan terlalu lama diatas tempat tidur dapat menyebabkan terjadinya pembekuan pembuluh darah batik yang dapat menyebabkan varices ataupun infeksi
c)       Duduk
Setelah merasa lebih ringan cobalah untuk duduk di tempat tidur. Bila merasa tidak nyaman jangan dipaksakan lakukan perlahan-lahan sampai terasa nyaman
d)      Berdiri atau turun dari tempat tidur
Jika duduk tidak menyebabkan rasa pusing, teruskanlah dengan mencoba turun dari tempat tidur dan berdiri. Bila tersa sakit atau ada keluhan, sebaiknya hentikan dulu dan dicoba lagi setelah kondisi terasa lebih nyaman.
e)       Ke kamar  mandi
Hal ini harus dicoba setelah memastikan bahwa keadaan ibu benar - benar baik dan tidak ada keluhan. Hal ini bermanfaat untuk melatih mental karena adanya rasa takut pasca persalinan.
3.      Kerugian Mobilisasi Dini
Menurut Carpenito (2000), kerugian apabila tidak melakukan mobilisasi dini adalah :
a.    Dapat menyebabkan aliran darah tersumbat
Menurut Admin (2009) untuk mengurangi pembekuan darah pada vena dalam (deep vein) ditungkai yang dapat menyebabkan masalah mobilisasi dini dapat segera dilakukan.
b.    Dapat menyebabkan pemulihan kondisi akan lebih lama pulih.
c.    Dapat menyebabkan infeksi (Deep vein thrombosis)
Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi.
d.   Dapat menyebabkan perdarahan
Menurut Laili (2009) Perdarahan yang abnormal dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka.
e.    Peningkatan suhu tubuh
Menurut Lailia (2009) peningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.


4.      Faktor – faktor yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini
Menurut Chapman (2006), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi pasca persalinan adalah sebagai berikut:
a.    Rendahnya pengetahuan
Tingkat pengetahuan merupakan faktor yang berperan penting dalam mewujudkan pelaksanaan mobilisasi dini pasca persalinan. Jika tingkat pengetahuan seseorang rendah terhadap manfaat dari mobilisasi maka hal itu akan sangat mempengaruhi pada tingkat pelaksanaannya. Pengetahuan yang dimiliki ibu hamil tentang manfaat mobilisasi dini adalah dasar bagaimana ibu postpartum tersebut akan mengambil sikap dalam pelaksanaan mobilisasi.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003), bahwa ada kecenderungan apabila pengetahuan seseorang baik terhadap masalah yang dihadapinya maka seseorang itu akan mempunyai sikap positif terhadap masalah yang dihadapinya, dan sebaliknya apabila pengetahuan seseorang itu kurang terhadap masalah yang dihadapinya maka seseorang itu akan mempunyai sikap negatif.
Tingginya pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap respon dan tanggapan terhadap suatu obyek atau situasi baru. Tanggapan tersebut akan menimbulkan gambaran dari seseorang untuk menerima atau menolak hal baru yang diterimanya. Pengetahuan yang dimiliki ibu hamil tentang manfaat mobilisasi dini tentu saja akan mempengaruhi sikap dalam pelaksanaan mobilisasi dini post partum.
b.    Ketidakmampuan atau kelemahan fisik dan mental
Persalinan merupakan proses yang melelahkan, saat persalinan ibu mengerahkan seluruh tenaganya untuk melewati proses yang persalinan yang panjang. Tidak jarang setelah melahirkan ibu lebih sering memilih tidur dari pada melakukan pergerakan secara bertahap  (Chapman, 2006).
c.    Depresi
Besar kemungkinan setelah melahirkan ibu akan mengalami depresi. Biasanya depresi berlangsung sekitar satu sampai dua hari, hal ini dapat terjadi karena perubahan mendadak dari hormon. Gejalanya berupa mudah tersinggung , menangis, tanpa sebab, gelisah, takut pada hal yang sepele (Chapman, 2006).
d.   Nyeri atau rasa tidak nyaman
Rasa nyeri setelah melahirkan membuat ibu enggan untuk mulai belajar mclakukan pergerakan, dimana seluruh alat reproduksi mengalami perubahan, rasa nyeri saat buang air kecil, buang air besar. Hal ini membuat ibu menjadi lebih takut dan tidak nyaman, besar kemungkinan ibu akan lebih memilih berbaring terus, diatas tempat tidur, dan pelaksanaan mobilisasi tentu saja akan terhambat (Chapman, 2006).

e.    Kecemasan
Kecemasan ibu terhadap ketidakmampuan dalam melakukan mobilisasi sangat berpengaruh pada tingkat keberhasilan saat melakukan pergerakan, ibu harus mempunyai keyakinan untuk dapat melakukan mobilisasi dengan cepat dan tepat. Mobilisasi yang dilakukan sesegera mungkin dengan cara yang benar dan bertahap dapat mempercepat proses pemulihan kondisi tubuh secara umum (Chapman, 2006).
5.      Enam hal penting tentang mobilisasi
Menurut Siregar (2009), ada enam hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan mobilisasi dini, diantaranya :
a.       Rasa kepercayaan diri untuk dapat melakukan mobilisasi dengan cepat adalah salah satu  cara untuk melatih mental
b.      Mobilisasi yang dilakukan segera mungkin dengan cara yang benar dapat mempercepat proses pemulihan kondisi tubuh
c.       Gerakan tubuh saja tidak menyebabkan jahitan lepas atau rusak, buang air kecil harus dilatih karena biasanya setelah proses persalinan normal timbul rasa takut untuk buang air kecil, dan akhirnya kesulitan untuk buang air kecil
d.      Mobilisasi harus dilakukan secara bertahap agar sernua sistem sirkulasi dalam tubuh bisa menyesuaikan diri untuk dapat berfungsi dengan normal kembali

e.       Jantung perlu menyesuaikan diri, karena pembuluh darah harus bekerja keras selama masa pemulihan. Mobilisasi yang berlebihan bisa membebani kerja jantung.
f.       Tetap memperhatikan pola nutrisi. Sebaiknya mengkonsumsi yang berserat, supaya proses pencemaan lancar dan tidak perlu terlalu mengedan saat buang air besar.

2 komentar: