Senam
diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan
merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia, 2000). Penggunaan
olah raga dalam pengobatan diabetes mellitus sudah bukan hal yang baru, dan
justru dipergunakan sebelum ditemukannya insulin pada tahun 1921. WHO (1985)
dalam laporannya mengenai mellitus mengatakan bahwa aktivitas fisik yang
dirancang menurut usia dan status fisik merupakan bagian penting dalam
pengobatan diabetes mellitus. Senam mempunyai efek menaikkan aksi insulin di
jaringan, sehingga kebutuhan akan insulin menurun.
1.
Manfaat senam diabetes
Manfaat tersebut didapat karena olah raga memberi pengaruh pada:
a. Jantung
Otot jantung bertambah kuat dan bilik jantung
bertambah besar, sehingga denyutan kuat dan daya tampung besar. Kedua hal ini
akan meningkatkan efisiensi kerja jantung. Dengan efisiensi kerja yang tinggi,
jantung tak perlu berdenyut terlalu sering (Strauss, 1979 dalam Kushartanti,
2007).
b. Pembuluh darah
Elastisitas pembuluh darah akan bertambah, karena
berkurangnya timbunan lemak dan penambahan kontraktilitas otot dinding pembuluh
darah. Elastisitas pembuluh darah yang tinggi akan memperlancar jalannya darah
dan mencegah timbulnya hipertensi (Sukarman, 1987 dalam Kushartanti, 2007).
c. Paru-paru
Elatisitas paru-paru akan bertambah, sehingga
kemampuan berkembang kempis juga akan bertambah (McArdle, 1986 dalam
Kushartanti, 2007).
d. Otot
Kekuatan, kelentukan dan daya tahan otot akan
bertambah. Hal ini disebabkan oleh bertambah besarnya serabut otot dan
meningkatnya sistem penyediaan energi di otot (Brooks, 1984 dalam Kushartanti,
2007).
e. Tulang
Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan
meningkatkan kekuatan, kepadatan dan besarnya tulang, selain mencegah
pengeroposan tulang (Fox, 1988 dalam Kushartanti, 2007).
f. Ligamentum dan tendo
Ligamentum dan tendo akan bertambah kuat, demikian
juga perlekatan tendo pada tulang (Teitz, 1989 dalam Kushartanti, 2007).
Ada tiga terapi pengobatan penyakit
diabetes mellitus. Yaitu menjalani pola hidup sehat, rutin senam diabetes dan
minum obat. Namun obat bukan terapi utama untuk diabetesi. Karena itu diabetesi
dianjurkan untuk melakukan senam diabetes secara utin 3-4 kali seminggu
(Sumarni, 2008). Olahraga akan meningkatkan sensitivitas insulin melalui
perbaikan metabolisme glukosa dan metaboisme lemak. Intensitas senam yang
tinggi akan meningkatkan sensitivitas insulin terutama melalui perbaikan
metabolisme glukosa. Devlin (1992) dalam Kushartanti (2000) mengemukakan bahwa
senam merupakan salah satu terapi utama untuk meningkatkan sensitivitas insulin
pada penderita diabetes mellitus tipe II dan penderita gangguan toleransi
glukosa. Penelitian senada juga dilakukan oleh Richter dan Turcotte (1992) yang
menemukan adanya peningkatan sensitivitas insulin sehari setelah latihan berat
dan latihan sedang.
Dalam jangka panjang senam mampu
menurunkan kadar glukosa dalam darah, memperbaiki profil lemak, menurunkan
tekanan darah dan menanggulangi kegemukan. Penderita yang diutamakan dalam
latihan senam ini adalah penderita yang belum menggunakan insulin, tetapi
penderita yang telah menggunakan insulin juga tetap mendapatkan manfaat dari
senam ini, sebab kenyataan menunjukkan bahwa selama melakukan senam, kebutuhan
akan dosis pengobatan insulin menurun (Viru, 1985 dalam Kushartanti, 2007).
Disamping
memberikan manfaat untuk menurunkan glukosa darah dan perbaikan profil lipid,
senam juga memberi manfaat untuk mencegah komplikasi mikroangiopati dan
makroangiopati. Pemilihan jenis latihan bagi pasien diabetes mellitus pada
dasarnya tidak berbeda dengan orang sehat. Memilih latihan yang disenangi, akan
bisa menjamin keberlangsungan latihan yang teratur. Jogging, bersepeda, jalan,
berenang, mendayung dan senam bisa dijadikan latihan pilihan. Macam latihan
diatas mampu menjamin keberlangsungan CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval,
Progressive, Endurance training). Latihan yang terus menerus dan ritmis
memang mempunyai berbagai kelebihan, antara lain mudah dilakukan, mudah
dipantau intensitasnya dan memberi efek besar terhadap kebugaran dan kesehatan
seseorang (Soegondo, 2008).
Hal lain
yang perlu diperkatikan dalam pemilihan jenis latihan adalah keadaan penderita.
Pada penderita dengan berat badan berlebih, lebih dianjurkan untuk memilih
renang atau bersepeda agar beban pada lutut terkurangi. Sementara penderita
dengan kaki yang tidak sensitif harus
menghindari latihan berlarilari atau jogging dan memilih bersepeda atau
berenang. Penderita retinopati proliferatif harus menghindari latihan yang
berkaitan dengan valsava meneuver yang menyebabkan gangguan dan sentaka pada
kepala, dan latihan dengan posisi kepala lebih rendah. Sedangkan bagi penderita
dengan hipertensi harus menghindari latihan valsava dengan maneuver: latiha
yang berat pada tubuh dan lengan (latihan ekstremitas bawah) lebih dianjurkan
(Soegondo, 2008).
FID (Frekuensi, Intensitas, dan Durasi)
olahraga bagi penderita diabetes pada prinsipnya tidak berbeda dengan yang
diterapkan untuk orang sehat. Frekuensi berolah raga adalah 3-5 kali seminggu.
Olah raga akan meningkatkan sensitivitas insulin melalui perbaikan metabolisme
glukosa dan metabolisme lemak. Devlin (1992) dalam Kushartanti, 2007
mengungkapkan bahwa senam merupakan salah satu terapi utama untuk menigkatkan
sensitivitas insulin pada penderita Diabetes Mellitus tipe II dan penderita
gangguan toleransi gklukosa. Senam dan penurunan berat badan akan menambah
sensitivitas insulin (Syahab, 2006).
Pedoman program latihan bagi penderita
diabetes melitus (Rifkin: 1984 dalam Long, 1996).
a. Jenis senam; aerobik
b. Durasi; 30-60 menit (pemanasan, inti, dan
pendinginan)
Tahapan senam: masing-masing
tahap senam meliputi:
1) Lima sampai 10 menit pemanasan peregangan
tungkai
2) 20-30 menit latihan aerobik dengan denyut
jantung pada zona target (75-80% denyut jantung maksimal)
3) 15-20 menit latihan ringan dan peregangan
untuk pendinginan
Hal-hal yang perlu di
perhatikan adalah setiap program latihan, apapun macamnya harus mengandung
unsur pemanasan, latihan inti dan pendinginan. Pemanasan dimaksudkan untuk
mempersiapkan organ-organ tubuh beserta perangkatnya (termasuk enzim) agar
mampu melakukan gerakan-gerakan dengan baik dan terhindar dari cedera. Lebih
dari itu pemanasan juga dimaksudkan untuk mempersiapkan menghadapi latihan.
Latihan inti disesuaikan dengan kemampuan, kemauan, keharusan dan keadaan.
Latihan ini sangat spesifik, setiap kasus berbeda dan pada kasus yang sama pun
satu orang dengan orang lain akan berbeda. Pendinginan dilakukan dengan cara
mengurangi gerakan secara bertahap sebelum berhenti sama sekali. Merupakan
suatu keharusan untuk melakukan pendinginan setelah latihan, sebab tanpa
pendinginan dapat timbul rasa pusing, mual, muntah, bahkan bisa sampai pingsan.
Pendinginan juga bermanfaat untuk mempercepat hilangnya rasa capai setelah
latihan, sebab zat pelelah (asam laktat) akan segera kembali ke peredaran
darah.
Tahap-tahap senam seperti yang
diungkapkan Sumarni (2008) adalah:
1) Pemanasan 1
Berdiri di tempat. Angkat
kedua tangan keatas seluruh bahu. Kedua tangan bertautan. Lakukan bergantian
dengan posisi kedua tangan di depan tubuh.
2) Pemanasan 2
Berdiri di tempat, angkat
kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu. Kemudian, gerakkan kedua jari
seperti hendak meremas. Lalu, buka lebar. Lakukan secara bergantian, namun
tangan diangkat ke kanan-kiri tubuh hingga lurus bahu.
3) Inti 1
Posisi tegap berdiri, kaki
kanan maju selangkah ke depan. Kaki kiri tetap di tempat. Tangan kanan diangkat
diangkat ke kanan tubuh selurus bahu. Sedangkan tangan kiri ditekuk hingga
telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara bergantian.
4) Inti 2
Posisi berdiri tegap. Kaki
kanan diangkat hingga paha dan betis bentuk sudut 90 derajat. Kaki kiri tetap ditempat. Tangan kanan
diangkat kekanan tubuh selurus bahu. Sedangkan tangan kiri di tekuk hingga
telapak tagan mendekati dada. Lakukan secara bergantian.
5) Pendinginan 1
Kaki kanan agak menekuk, kaki
kiri lurus. Tangan kiri lurus kedepan selurus bahu. Tangan kanan ditekuk ke
dalam. Lakukan secara
bergantian.
6) Pendinginan 2
Posisi kaki bentuk hurut V
terbalik. Kedua tangan direntangkan ke atas dengan membentuk huruf V.
Tahap-tahap dalam melakukan
senam seperti dikutip dari Brosur Diabetasol ”olahraga dan senam diabetes
mellitus” adalah:
1) Peregangan (streching). Latihan ini bertujuan untuk mencegah cedera
otot. Lakukan gerakan peregangan pada semua otot tubuh selama lebih kurang 5
menit.
2) Pemanasaan (warming up). Pemanasan
sebaiknya dilakukan dalam gerakan lambat selama lima sampai 10 menit sehingga
kecepatan jantung meningkat secara bertahap.
3) Latihan inti dengan kecepatan penuh (full
speed). Lakukan gerakan olahraga dengan irama lebih cepat selama 20-30
menit. Ini bertujuan untuk meninglatkan kerja jantung dan paru.
4) Pendinginan (cooling down). Lakukan
gerakan pendinginan dalam tempo lambat selama 5-10 menit. Regangkan semua otot
untuk mencegah nyeri atau cidera.
Variasi gerakan dalam
senam diabetes cukup banyak. Senam tersebut bisa mengolah semua organ tubuh manusia, mulai drai otak
hingga ujung kaki. Sebab, dampak penyakit diabetes melitus menyerang seluruh
tubuh. Dampak yang paling ringan adalah kesemutan, sedangkan yang terparah
adalah menderita stroke. Senam kaki dapat memperbaiki sirkulasi darah dan
memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki.
Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot paha, betis dan juga mengatasi
keterbatasan gerak sendi. Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi
tidur, duduk dan berdiri dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki
(Sumarni, 2008).
c. Frekuensi senam: tiga sampai lima kali
seminggu
d. Intensitas senam: menyesuaikan usia,
kapasitas oksigen maksimal dan tingkat keparahan penyakit.
Intensitas latihan dan
beratnya latihan paling tepat ditentukan dengan presentase kapasitas oksigen
maksimal, namun karena pengukuran kapasitas oksigen maksimal secara langsung
tidak mudah, maka digunakan jumlah denyut nadi per menit sebagai penunjuk
intensitas latihan. Denyut nadi maksimal yang boleh dicapai adalah 220 di
kurangi umur. Untuk menentukan denyut nadi latihan di kemukakan berbagai cara,
antara lain presentase langsung dari denyut nadi maksimal, misal 50% dari
200-umur (Sumarni, 2008).
e. Gerakan senam
Gerakan kaki (Kushartanti,
2000).
Posisi awal: duduk tegak
diatas sebuah kursi jangan bersandar.
Latihan 1 (10 kali)
- Gerakan
jari-jari kedua kaki seperti membentuk cakar
- Luruskan
kembali
Latihan ke 2 (10 kali)
1. Angkat ujung kaki, tumit tetap diletakkan
diatas lantai
2. Turunkan ujung kaki, kemudian angkat
tumitnya dan turunkan kembali
Latihan ke 3 (10 kali)
1. Angkat kedua ujung kaki
2. Putar kaki pada pergelangan tangan, ke
arah samping
3. Turunkan kembali ke lantai dan gerakan ke
arah tengah
Latihan ke 4 (10 kali)
1. Angkat kedua tumit
2. Putar kedua tumit ke arah samping
3. Turunkan kembali kelantai dan kembali
ketengah
Latihan ke 5 (10 kali)
1. Angkat salah satu lutut
2. Luruskan kaki
3. Gerakan jari-jari kaki ke depan
4. Turunkan kembali kaki, bergantian dengan
kaki yang lain
Latihan ke 6 (10 kali)
1. Luruskan salah satu kaki diatas lantai
2. Kemudian angkat kaki tersebut
3. Gerakan ujung-ujung kearah muka
4. Turunkan kembali tumit kelantai
Latihan ke 7 (10 kali)
Seperti latihan ke 6, tetapi
kali ini dengan kedua kaki bersamaan
Latihan ke 8 (10 kali)
1. Angkat kedua kaki, luruskan dan
pertahankan posisi tersebut
2. Gerakan kaki pada pergelangan kaki, ke
depan dan ke belakang
Latihan ke 9 (10 kali)
1. Luruskan salah satu kaki dan angkat
2. Putar kaki pada pergelangan kaki
3. Tuliskan di udara pada kaki angka 0 s/d 10
Latihan ke 10 (10 kali)
1. Selembar koran dilipat-lipat dengan kaki
menjadi bentuk bulat seperti bola. Kemudian dilicinkan kembali dengan
menggunakan ke dua kaki, setelah itu di sobek-sobek.
2. Kumpulkan sobekan-sobekan tersebut dengan
kedua kaki dan letakkan diatas lembaran koran lainnya. Bungkuslah semuanya dengan
kedua kaki menjadi bentuk bola.
Perhatian khusus bagi
penderita diabetik yang sedang memakai obat hipoglikemik menurut Syahab (2006):
1. Membawa kartu identitas atau mengenakan
gelang yang menunjukkan pemakainya menderita diabetes melitus dan apa yang
harus dilakukan jika bertingkah abnormal.
2. Memantau diri sendiri akan timbulnya
hipoglikemia selama dan setelah melakukan senam (termasuk memeriksa diri
sendiri gula darah paling tidak saat memulai senam)
3. Membawa sumber karbohidart yang segera
dapat diabsorpsi
4. Menghindari dehidrasi
5. Berkonsultasi dengan ahli mengenai alas
kaki yang terbaik untuk dipakai senam
6. Latihan pada saat gula darah tinggi (1-3
jam setelah makan)
7. Latihan yang terencana secara teratur
menurunkan insulin
8. Memakan karbohidrat tambahan sebelum dan
sesudah senam, kebutuhannya ditentukan oleh pemeriksaan gula darahnya sendiri.
bahaya sekali yah hipertensi itu, harus mengubah pola makan dan pola kesehatan nih untuk menjaga agar tekanan darah tetap stabil ^^. Oh iya tau gak sis yang menjual baju senam murah untuk menunjang penampilan pas senam supaya makin okeee ;) makasih banyak ^^
BalasHapusSalam kenal Gan. senam diabetas ini bermafaat memperkuat jantung pd gerakan apakah jantung bisa lebih kuat? dan senam diabetes ini disarankan mengunakan baju senam berbahan apa ya? dan dimana ya ada baju senam wanita murah dan berkualitas . trims :)
BalasHapusSalam kenal. . mau nanya nih apakah senam diabetes ini disarankan memakai baju senam khusus tidak? terimakasih ditunggu jawabnnya.
BalasHapusKalau metode penyembuhan stroke dengan senam kira2 berapa lama yah yg bisa dilakukan agar hasilnya bisa maksimal atau setidaknja sampai terlihat ada perubahan nyata? dan apakah ada baju senam terbaru khusus yg bisa digunakan utk melakukan ini? Trimmsss ^^
BalasHapusbagus sekali senam ini dengan gerakan yang sangat sederhana memberikan manfaat yang luar biasa...
BalasHapusseperti kaos kaki anak yang sangar sederhana dan manfaatnya juga luar bisa
moga artikenya sis makin bagus lagi ya oke
Keren gan artikelnya, senam kaki juga belum begitu familiar ditelinga masyarakat jadi harus dipublikasikan lebih luas lagi. Oiya tau gak gan tempat yang jual baju senam terbaru dan murah dimana ya? terimakasih ^^
BalasHapushello Gan ..
BalasHapusartikelnya menarik ...dan mudah untuk kita pahami...
oya kalau untuk kaos kaki muslimah yang bagus untuk menjaga kesehatan kaki seperti apa ya
salam kenal...
BalasHapusterima kasih ya...infonya membantu sekali. meski gerakannya sederhana tapi manfaatnya luar biasa ya...dan kalau untuk toko kaos kaki wanita yang murah dan koleksinya lengkap dimana ya...
mohon infonya ya..