Jumat, 04 Oktober 2013

Persalinan



1.      Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan ( setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Jaringan Nasional Pelatihan Klinik, 2008).
Persalinan adalah rangkaian peristiwa mulai dari kenceng-kenceng teratur sampai dikeluarkannya produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri (Sumarah, 2009).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri) (Sulistyawati, 2010)
Persalinan normal adalah pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 Minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala , tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat, 2010)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Aprilia, 2011).
Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala/ ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu serta tidak melukai ibu maupun bayi( kecuali episiotomi) (Anggraeni,2012).
2.      Istilah-istilah yang berhubungan dengan persalinan
a.       Bentuk-bentuk persalinan menurut Sulistyawati ( 2010 ) adalah :
1)      Persalinan spontan adalah persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.
2)      Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forseps atau dilakukan SC.
3)      Persalinan Anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostalglandin.
b.      Partus menurut umur kehamilan menurut  Hidayat (2010) yaitu :
1)      Abortus/ keguguran
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu  atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
2)      Partus Immaturus
Persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 22-28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
3)      Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
4)      Partus Maturus atau aterme
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
5)      Partus postmaturus atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.
c.       Gravida dan Para menurut Suliatyawati (2010) diantaranya:
1)      Gravida
Seorang wanita yang sedang hamil.
2)      Primigravida
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup.
3)      Para
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup.
4)      Nuli para
Seorang wanita yang belum melahirkan bayi hidup.
5)      Primi para
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali.
6)      Multi para atau pleuri para
Wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (sampai 5 kali).
7)      Grande multi para
Wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati.
3.      Faktor-faktor Mempengaruhi Proses Persalinan
Menurut Sumarah (2008) faktor-faktor yang mempengruhi dalam persalinan adalah:
a.       Power
1)      His kontraksi otot rahim
2)      Kontraksi otot dinding perut
3)      Kontraksi diafragma atau kekuatan mengejan
b.      Passage
Terdiri dari jalan lahir lunak dan jalan lahir keras (tulang).
a)      Bagian keras yang dibentuk oleh empat buah tulang :
a)      2 tulang pangkal paha (os coxae)
b)      1 tulang kelangkang (os sacrum)
c)      1 tulang tungging (os coccyges)
b)      Bagian lunak
Bagian jalan lahir lunak terdiri dari segmen bawah rahim (SBR) yaitu serviks, vagina, juga otot-otot, jaringan ikat dan ligamen-ligamen yang berfungsi menyokong alat-alat urogenitalis yang semuanya mempengaruhi dalam persalinan.
c.       Passenger (Isi Kehamilan)
Pasenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa factor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian dari passanger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan normal.

Tulang-tulang kepala bayi, terdiri dari:
a)      Bagian tengkorak
a)      Os Frontal/ tulang dahi
b)      Os Parietal/tulang ubun-ubun
c)      Os Occipital/tulang belakang kepala
d)     Os Temporal/tulang pelipis.
b)      Bagian Muka
a)      Os nasalis/tulang hidung
b)      Os Maxilaris/tulang rahang atas
c)      Os mandibularis/tulang rahang bawah
d)     Os zygomatic/tulang pipi

Sutura merupakan sela ruang antara dua tulang.
1)      Sutura Frontalis : antara kedua tulang frontal.
2)      Sutura Sagitalis : antara kedua tulang parietal kiri dan kanan.
3)      Sutura Koronaris : antara tulang parietal dan frontal.
4)      Sutura lamboidea : antara tulang parietal dan oksipital.
4.      Proses Persalinan
Menurut Sulistyawati (2010) persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :
a.       Kala I (Kala Pembukaan)
Yaitu kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
a)      Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, pembukaan serviks berlangsung perlahan dari 0 cm sampai 3 cm lamanya 8 jam.
b)      Fase aktif
Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif.
Fase aktif berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
a)      Periode akselerasi : berlangsung 2 jam dari pembukaan 3cm menjadi 4 cm.
b)      Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam dari pembukaan 4cm berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c)      Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9 cm  menjadi 10 cm atau lengkap.
Menurut Hidayat (2010), pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat ( kontraksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik  atau lebih), serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10 cm), terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Menurut Sumarah (2008), dalam satu kontraksi terjadi 3 fase, yaitu fase naik, puncak dan turun. Fase naik lamanya 2 x fase lainnya. Kontraksi uterus yang paling kuat pada fase kontraksi puncak tidak akan melebihi 40 mmHg.
b.      Kala II
Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir.
Tanda dan gejala kala II adalah :
a)      His semakin kuat, kira-kira 2-3 menit sekali
b)      Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan vaginanya
c)      Perineum terlihat menonjol
d)     Vulva dan vagina dan spingterani terlihat membuka
e)      Peningkatan pengeluaran lendir darah
Pada primigravida berlangsung 1 ½ - 2 jam dan pada multigravida berlangsung ½ - 1 jam.
c.       Kala III
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri, ditandai dengan tali pusat bertambah panjang. Dalam waktu 1 – 5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir sepontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100 – 200 cc.
d.      Kala IV
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada Kala IV dilakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan :
a.       Tingkat kesadaran penderita
b.      Pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi dan pernafasan, suhu
c.       Kontraksi uterus
d.      Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc.
5.      Persalinan Kala I
Persalinan Kala I menurut Sumarah (2010) adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu dapat berjalan-jalan. Memasuki tahap inpartu apabila timbul his dan ibu mengelurkan lendir bercampur darah. Lendir yang bercampur darah berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar, sedangkan darah berasal di sekitar kanalis servikalis tersebut pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.
Proses pembukaan dan penipisan serviks ini, terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif dibagi menjadi 3 fase, yaitu fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm, dan fase deselerasi, dimana pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.
Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan tersebut dapat dijumpai pada primigravida maupun mulitigravida, akan tetapi pada multigravida, fase laten dan fase aktif lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium uteri eksternum membuka.
Menurut Aprilia (2011), fase aktif dan fase laten digambarkan melalui tabel 2.1 berikut:
Fase Laten
1.      Fase laten dimulai pada awal persalinan dan berakhir pada dilatasi 3 cm. Pada primigravida (ibu yang hamil pertama kali), akhir fase laten ditandai dengan pendataran serviks atau leher rahim secara sempurna. Namun pada multipara (ibu yang pernah melahirkan lebih dari sekali), pada akhir fase laten serviks belum mendatar sepenuhnya.
2.      Dilatasi atau pembukaan serviks pada fase laten berlangsung dalam waktu 8 jam.
3.      Selama fase laten, terjadi kemajuan frekuensi dan durasi his secara progesif.
Fase aktif
1. Fase ini dimulai saat dilatasi serviks mencapai 3 cm dan berakhir setelah dilatasi serviks lengkap (10 cm).
2. Selama fase aktif, dilatasi serviks berlangsung semakin progesif.
3.  Kecepatan dilatasi serviks 1 cm/ jam.

Menurut Aprilia (2010), kala I berlangsung sekitar 13-14 jam untuk primigravida dan 8-10 jam untuk multigravida. Pertama-tama ibu sedang dalam persalinan merasakan kontraksi (his) yang ringan atau jarang, semakin lama, semakin berat. Kontraksi terjadi sekitar 30-60 detik dan datang setiap lima sampai 20 menit.
Dalam buku Ilmu Kebidanan menurut Prawirohardjo (2009), his sesudah kehamilan 36 minggu lebih meningkat sampai persalinan mulai, yakni permulaan kala I, frekuensi ( jumlah his dalam waktu tertentu), dan amplitudo(tiap tekanan kontraksi) his meningkat. Amplitudo uterus meningkat terus sampai 60 mmHg pada akhir kala I dan frekuensi his menjadi 2 sampai 4 kontraksi tiap 10 menit. His menyebabkan pembukaan dan penipisan disamping tekanan air ketuban pada permulaan kala I dan selanjutnya oleh kepala janin yang makin masuk ke rongga panggul dan sebagai benda keras yang mengadakan tekanan kepala serviks hingga pembukaan menjadi lengkap. Menurut Sumarah (2008), kontraksi teratur minimal 3 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung sedikit 40 detik.
6.      Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme persalinan normal menurut Sumarah (2008):
a.       Gerakan utama kepala janin
a)      Engagement
Kepala masuk pintu atas panggul dalam keadaan sinklitismus bila sumbu kepala janin tegak lurus dengan pintu atas panggul,dapat pula keadaan asinklitismus yaitu kepala janin miring atau membentuk sudut terhadap pintu atas panggul.
b)      Descent (penurunan)
Kepala turun dalam rongga panggul.
c)      Fleksi
Setelah kepala janin dalam rongga panggul, kemudian mengadakan fleksi sehingga kepala janin memasuki ruang panggul dan posisi kepala dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito bregmatika (belakang kepala).
d)     Internal rotation (putaran paksi dalam)
Ubun-ubun kecil berputar ke arah depan sehingga berada di bawah simfisis.
e)      Defleksi
Setelah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada dibawah simfisis, maka dengan sub oksiput sebagai hipomoklion kepala mengadakan defeksi untuk dapat dilahirkan, dengan kekuatan his dan tenaga mengejam akan lahir bregma, dahi, hidung, mulut dan dagu.
f)       Eksternal rotation (putaran paksi luar)
Setelah kepala lahir seluruhnya maka kepala akan mengadakan putaran paksi luar dimana kepala akan berputar menyesuaikan punggung anak.
b.      Mekanisme kelahiran bahu
Pada waktu kepala tampak di pintu bawah panggul, bahu memasuki pintu atas panggul dan engage pada diameter oblique saat kepala tampak di pintu bawah panggul, karena kontraksi uterus dan tenaga mengejan ibu mendorong janin ke bawah sehingga bahu depan di bawah simfisis. Kemudian bahu depan akan dilahirkan diikuti bahu belakang, setelah lahir maka bayi akan lahir seluruhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar