Persepsi
adalah merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pebginderaan, yaitu
merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Namun
proses ini tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan
dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi, dan penginderaan merupakan
proses pendahuluan dari proses persepsi (Walgito, 2010)
Menurut
Widayatun(1999) persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terdiri pada
diri manusia yang akan menunujukkan bagaimana kita melihat, mendengar,merasakan,
member serta meraba (kerja indera) disekitar kita.
Menurut
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seorang menyeleksi,
mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti.
Sedangkan
menurut William James dalam Widayatun (1999) menyatakan bahwa persepsi adalah
suatu pengalaman yang terbentuk berupa data-data melalui indera, hasil
pengolahan, otak dan ingatan.
1. Faktor
– faktor Yang Berperan Dalam Persepsi
Menurut
Walgito (2010) menyatakan bahwa ada 3 faktor yang berpengaruh dalam persepsi
yaitu :
a. Objek
yang dipersepsi
Objek
menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat
dating dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat dating dari dalam
individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja
sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus dating dari luar individu.
b. Alat
indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat
indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu
juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima
reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
c. Perhatian
Untuk
menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu
merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan
persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas
individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
2. Proses
Persepsi
Proses
terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan
stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Perlu dikemukakan
bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda tetapi ada kalanya bahwa objek dan
stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek
langsung mengenai kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut.
Proses
stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik.
Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke
otak. Proses ini yang disebut proses fisilogis. Kemudian terjadilah proses di
otak sebagai pusatkesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau
apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau
dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi ialah
individu menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, atau apa yang didengar,
atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses
ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya.
Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai
macam bentuk.
Dalam
proses persepsiperlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi
itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai
oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang
ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun demikian tidak semua stimulus
mendapatkan respon individu tergantung pada perhatian individu yang
bersangkutan. Secara skematis hal tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
L
– S - O - R - L
L
= Lingkungan
S
= Stimulus
O
= Organisme atau individu
R
= Respon
Namun
demikian masih ada pendapat atau teori lain yang melihat kaitan antara
lingkungan atau stimulus dengan respon individu. Skema tidak seperti yang
dikemukakan di atas, tetapi berbentuk lain, yaitu:
L
– S - R - L
L
= Lingkungan
S
= Stimulus
R
= Respon
Dalam
skema tersebut terlihat bahwa organism atau individu tidak berperan dalam
memberikan respon terhadap stimulus yang mengenainya. Hubungan antara stimulus
dengan respon bersifat mekanistis, stimulus atau lingkungan akan sangat
berperan dalam menentukan respon atau perilaku organism. Pandangan yang
demikian merupakan pandangan yang behavioristik. Pandangan ini berbeda dengan
pandangan yang bersifat kognitif, yang memandang berperannya organism dalam
menentukan perilaku atau responnya (Weiner, 1972).
3. Objek
Persepsi
Objek
yang dapat dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia. Manusia itu sendiri dapat menjadi objek persepsi. Orang yang
menjadikan dirinya sendiri sebagai objek persepsi, ini yang disebut sebagai
persepsi diri atau self-perception.
Karena sangat banyaknya objek yang dapat dipersepsi, maka pada umumnya objek
persepsi diklasifikasikan. Objek persepsi dapat dibedakan atas objek yang
nonmanusia dan manusia. Objek persepsi yang berujud manusia ini disebut person perception atau juga ada yang
menyebutkan sebagai social perception, sedangkan persepsi yang berobjekkan nonmanusia,
hal ini sering disebut sebagai nonsocial
perception atau juga disebut sebagai things
perception (Walgito, 2010).
4. Konsistensi
Dalam Persepsi
Pengalaman
seseorang akan berperan dalam seseorang mempersepsi sesuatu. Persepsi merupakan
aktivitas yang integrated. Adanya
aktivitas dalam diri seseorang yang berperan sehingga menghasilkan hasil
persepsi tersebut (Walgito, 2010).
a. Konsistensi
bentuk
Pengalaman
memberikan pengertian bahwa bentuk uang logam itu bulat. Hal tersebut sebagai
hasil persepsi, yaitu bahwa uang logam itu bulat, dan disimpan dalam ingatan
seseorang. Kalau seseorang melihat uang logam dalam posisi miring, maka akan
terlihat bahwa uang logam tersebut tidak kelihatan bulat. Namun demikian orang
akan selalu berkata dan ini sebagai hasil persepsi bahwa uang logam itu bulat,
sekalipun yang dilihat pada posisi uang logam miring tidak bulat. Ini berarti
bahwa hasil persepsi itu tidak semata-mataditentukan oleh stimulus
secaraobjektif semata, tetapi individu yang mempersepsi ikut aktif dalam hasil
persepsi. Inilah yang disebut konsistensi bentuk dalam persepsi.
b. Konsistensi
warna
Atas
dasar pengalaman orang yang mengerti bahwa susu murni itu berwarna putih.
Walaupun pada suatu waktu orang yang dijamu minuman susu yang penerangannya
agak remang-remang berwarna merah sehingga susu itu kelihatan agak merah,
tetapi dalam mempersepsi susu tersebut orang akan berpendapat bahawa susu itu
berwarna putih. Inilah yang disebut sebagai konsistensi warna.
c. Konsistensi
ukuran (size)
Pengalaman
memberikan pengertian bahwa binatang yang namanya gajah yang telah dewasa itu
ukurannya besar, lebih besar daripada seekor harimau. Apabila seseorang melihat
seekor gajah dari kejauhan, maka gajah tersebut kelihatannya kecil, namun dari
hasil persepsi tetap orang yang menyatakan bahwa gajah itu tetap mempunyai
ukuran yang besar. Inilah yang disebut sebagai konsistensi ukuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar