Jumat, 04 Oktober 2013

Persepsi



Persepsi adalah merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pebginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Namun proses ini tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi, dan penginderaan merupakan proses pendahuluan dari proses persepsi (Walgito, 2010)
Menurut Widayatun(1999) persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terdiri pada diri manusia yang akan menunujukkan bagaimana kita melihat, mendengar,merasakan, member serta meraba (kerja indera) disekitar kita.
Menurut Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.
Sedangkan menurut William James dalam Widayatun (1999) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu pengalaman yang terbentuk berupa data-data melalui indera, hasil pengolahan, otak dan ingatan.

1.      Faktor – faktor Yang Berperan Dalam Persepsi
Menurut Walgito (2010) menyatakan bahwa ada 3 faktor yang berpengaruh dalam persepsi yaitu :
a.       Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat dating dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat dating dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus dating dari luar individu.
b.      Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
c.       Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
2.      Proses Persepsi
Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda tetapi ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut.
Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut proses fisilogis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusatkesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.
Dalam proses persepsiperlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun demikian tidak semua stimulus mendapatkan respon individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Secara skematis hal tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
L – S - O - R - L
L = Lingkungan
S = Stimulus
O = Organisme atau individu
R = Respon
Namun demikian masih ada pendapat atau teori lain yang melihat kaitan antara lingkungan atau stimulus dengan respon individu. Skema tidak seperti yang dikemukakan di atas, tetapi berbentuk lain, yaitu:
L – S - R - L
L = Lingkungan
S = Stimulus
R = Respon
Dalam skema tersebut terlihat bahwa organism atau individu tidak berperan dalam memberikan respon terhadap stimulus yang mengenainya. Hubungan antara stimulus dengan respon bersifat mekanistis, stimulus atau lingkungan akan sangat berperan dalam menentukan respon atau perilaku organism. Pandangan yang demikian merupakan pandangan yang behavioristik. Pandangan ini berbeda dengan pandangan yang bersifat kognitif, yang memandang berperannya organism dalam menentukan perilaku atau responnya (Weiner, 1972).
3.      Objek Persepsi
Objek yang dapat dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Manusia itu sendiri dapat menjadi objek persepsi. Orang yang menjadikan dirinya sendiri sebagai objek persepsi, ini yang disebut sebagai persepsi diri atau self-perception. Karena sangat banyaknya objek yang dapat dipersepsi, maka pada umumnya objek persepsi diklasifikasikan. Objek persepsi dapat dibedakan atas objek yang nonmanusia dan manusia. Objek persepsi yang berujud manusia ini disebut person perception atau juga ada yang menyebutkan sebagai social perception, sedangkan persepsi yang berobjekkan nonmanusia, hal ini sering disebut sebagai nonsocial perception atau juga disebut sebagai things perception (Walgito, 2010).
4.      Konsistensi Dalam Persepsi
Pengalaman seseorang akan berperan dalam seseorang mempersepsi sesuatu. Persepsi merupakan aktivitas yang integrated. Adanya aktivitas dalam diri seseorang yang berperan sehingga menghasilkan hasil persepsi tersebut (Walgito, 2010).
a.       Konsistensi bentuk
Pengalaman memberikan pengertian bahwa bentuk uang logam itu bulat. Hal tersebut sebagai hasil persepsi, yaitu bahwa uang logam itu bulat, dan disimpan dalam ingatan seseorang. Kalau seseorang melihat uang logam dalam posisi miring, maka akan terlihat bahwa uang logam tersebut tidak kelihatan bulat. Namun demikian orang akan selalu berkata dan ini sebagai hasil persepsi bahwa uang logam itu bulat, sekalipun yang dilihat pada posisi uang logam miring tidak bulat. Ini berarti bahwa hasil persepsi itu tidak semata-mataditentukan oleh stimulus secaraobjektif semata, tetapi individu yang mempersepsi ikut aktif dalam hasil persepsi. Inilah yang disebut konsistensi bentuk dalam persepsi.
b.      Konsistensi warna
Atas dasar pengalaman orang yang mengerti bahwa susu murni itu berwarna putih. Walaupun pada suatu waktu orang yang dijamu minuman susu yang penerangannya agak remang-remang berwarna merah sehingga susu itu kelihatan agak merah, tetapi dalam mempersepsi susu tersebut orang akan berpendapat bahawa susu itu berwarna putih. Inilah yang disebut sebagai konsistensi warna.
c.       Konsistensi ukuran (size)
Pengalaman memberikan pengertian bahwa binatang yang namanya gajah yang telah dewasa itu ukurannya besar, lebih besar daripada seekor harimau. Apabila seseorang melihat seekor gajah dari kejauhan, maka gajah tersebut kelihatannya kecil, namun dari hasil persepsi tetap orang yang menyatakan bahwa gajah itu tetap mempunyai ukuran yang besar. Inilah yang disebut sebagai konsistensi ukuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar