Jumat, 04 Oktober 2013

hUBUNGAN Kecemasan dengan Kualitas Tidur

Sebagian besar anak mempunyai kesukaran waktu tidur. Anak dapat mengungkapkan ketakutan mereka secara lahiriyah atau mereka mungkin menyembunyikannya, sering dengan taktik berdoa yang dirancang untuk menunda waktu tidur. Anak yang ketakutan dapat juga tidur di kamar tidur orang tua atau mungkin berupaya masuk ke kamar tidur mereka setelah mereka tidur. Ketidakmampuan untuk tidur atau untuk mempertahankan tidur itu jarang pada masa anak, namun lebih lazim pada masa remaja.
Kualitas tidur disebut juga dengan kedalaman tidur. Kualitas tidur perlu menjadi perhatian, kualitas tidak tergantung pada jumlah, namun bergantung pada pemenuhan kebutuhan tubuh akan tidur. Setiap orang membutuhkan waktu tidur yang berbeda, ada yang butuh sekitar 10 jam, ada pula yang 6 jam, lamanya waktu tidur tergantung individu, dan yang dapat mengukur adalah diri kita sendiri. Tetapi menurut aturan kesehatan, kebutuhan tidur untuk anak usia sekolah rata-rata 9 ½ jam (Mira, 2006).
Tidur NREM terjadi ketika seseorang mengalami tidur ringan dan tidur lelap. Sedangkan tidur REM merujuk pada kondisi ketika seseorang mengalami mimpi. Mereka yang dalam tidurnya mengalami mimpi bisa dibilang tidurnya berkualitas (Tedjakusukmana, 2005). Jika bangun pada tahap REM ia dapat menjelaskan isi mimpi dengan jelas dan nyata. Sedangkan ketika dibangunkan pada tahap NREM ia hanya mengingat mimpi secara samar-samar, atau malah lupa sama sekali. Pada tahap tidur REM, bola mata bergerak-gerak dengan cepat. Bahkan pada sebuah penelitian, terjadi gerakan mata yang teratur ke kiri dan ke kanan. Meskipun tidak dapat dijelaskan secara pasti sumber biologis dari mimpi, dapat dikatakan bahwa aktivitas otak saat mimpi sama persis dengan saat terjaga. Hanya saja pada tidur REM (mimpi) gelombang otak ke arah bawah akan terhambat di syaraf tulang belakang sehingga tegangan otot menjadi nol dan seluruh tubuh kecuali bola mata akan lumpuh total. Ini menjadi semacam mekanisme pengaman bagi diri agar tubuh tidak bergerak-gerak dalam tidur mengikuti skenario mimpi (Prasadja, 2006).
Kualitas tidur ditentukan apakah kedalaman tidur tercapai, artinya fase tidur REM sama bagus dan seimbang dengan fase tidur NREM. Kualitas tidur yang baik terlihat ketika tidur, anak tidak banyak membolak-balikkan yang tanpa keseimbangan kedua fase tidur bukan tergolong tidur yang berkualitas. Kendati tidurnya lama, belum tentu anak merasa sudah cukup tidur, sesudah bangun tidur mungkin tidak merasa bugar. Artinya kualitas tidurnya memang rendah (Irvannudin, 2006).
Kekebalan tubuh anak langsung menurun bila kualitas tidurnya buruk. Biasanya merekapun memiliki kepercayaan diri rendah, tingkat depresi lebih tinggi dan ketidakberdayaan. Masalah-masalah tersebut biasanya muncul dalam bentuk gangguan perilaku, kesulitan belajar dan menjadi mudah marah, pola serta selera makannya berubah. Seseorang anak yang mendapatkan cukup tidur dengan kualitas yang tidak terganggu, ia akan terbangun dengan tenang, senang dan penuh perhatian terhadap lingkungan (Soedjatmiko, 2001).
Sekarang ini sekitar 7-15 % anak-anak melaporkan masalah mimpi buruk. Mimpi karena cemas terjadi selama tidur gerakan mata cepat REM anak terbangun menjadi cepat sadar, dan biasanya ingat isi mimpi. Mimpi buruk lebih sering terjadi pada anak perempuan dari pada anak laki- laki dan biasanya mulai sebelum usia 10 tahun. Mimpi buruk terutama lazim pada anak dengan gangguan kecemasan dan afektif.
Kecemasan, ketakutan dan kekuatiran di alami secara tetap sebagai bagian perkembangan normal. Apabila keadaan ini menjadi terlepas dari situasi-situasi atau peristiwa- peristiwa spesifik atau apabila hal-hal tersebut menjadi tidak mampu mengarah pada tujuan sehingga hal-hal tersebut mempengaruhi kasih sayang dan perpisahan. Anak prasekolah secara khas mengembangkan ketakutan spesifik akibat gelap, binatang, situasi khayalan. Jaminan orang tua biasanya cukup membantu anak selama periode ini. Anak usia sekolah berhenti mengkhayalkan ketakutan secara perlahan dan menggantinya dengan takut bahaya badaniah dan juga dengan kekuatiran lain yang secara potensial nyata. Kecemasan sosial sering berkembang selama umur belasan tahun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar