Lokasi nyeri
merupakan area atau daerah terjadinya nyeri. Lokasi nyeri persalinan yang
biasanya ibu alami ada di bagian pinggang, perut dan paha. Berdasarkan hasil
penelitian pada tabel 5.6 tentang lokasi nyeri persalinan di pinggang sebanyak 20
orang (90,9%), di perut sebanyak 22 orang (100,0%), dan di paha sebanyak 5
orang (22,7%).
Sebagian
besar responden mengalami nyeri persalinan di area pinggang karena adanya
kontraksi otot rahim yang mempengaruhi pembukaan dan penipisan mulut rahim. Selama
proses persalinan berlangsung, sebagian besar responden meminta pada pendamping
persalinan untuk melakukan pijatan pada area pinggang karena nyeri yang
dirasakan. Ibu terlihat lebih nyaman
saat pijatan tersebut dilakukan. Saat diwawancarai, banyak responden yang
mengatakan area pinggang merupakan area yang paling nyeri. Hal ini dijelaskan
dalam Judha (2012) bahwa kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks
dan iskemia (kekurangan oksigen) rahim akibat kontraksi arteri miometrium.
Karena rahim merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri
visceral. Nyeri visceral juga dapat dirasakan pada organ lain yang bukan
merupakan asalnya yang disebut nyeri alih. Pada persalinan nyeri alih dapat
dirasakan pada punggung bagian bawah (pinggang) dan sacrum. Biasanya ibu hanya
mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada
interval antar kontraksi.
Pada
ibu yang tidak mengalami nyeri punggung, hal ini karena adanya hormon endorphin
yang bekerja. Saat diwawancara, ibu mengatakan tidak merasakan nyeri punggung,
ibu mengatakan nyeri pada bagian perut bawah. Ibu yang tidak mengalami nyeri
punggung ini lebih tenang pada fase istirahat, tidak meminta pendamping
persalinan untuk memijat punggungnya. Hormon endorphin yang bekerja berfungsi
untuk mengalihkan nyeri. Hormon endorphin adalah suatu bahan alami yang
dihasilkan oleh tubuh saat mengalami nyeri. Dalam Nisman (2011) dijelaskan
tugas endorphin adalah untuk menghambat perjalanan sensasi nyeri dari bagian
tubuh yang mengalami trauma menuju ke otak. Dengan adanya endhorphin ini, nyeri
alih yang ditimbulkan dapat diblokir, sehingga ibu tidak merasakan nyeri.
Hasil
penelitian yang mengatakan responden mengalami nyeri perut, dalam hal ini, yang
dimaksud peneliti adalah perut bagian bawah sampai vagina. Saat diwawancarai,
ibu mengatakan perut bagian bawah terasa nyeri, seperti ada ditekan dari atas,
bagian vulva terasa panas. Responden
mengalami nyeri ini karena adanya pembukaan dan penipisan yang terjadi di mulut
rahim, yang berarti pada bagian vagina dalam. Selain itu adanya tekanan dalam
rahim saat rahim berkontraksi untuk kemajuan kepala janin menyebabkan regangan
dari otot-otot di sekitar panggul. Hal ini yang menyebabkan nyeri daerah perut
bagian bawah sampai vagina. Judha (2012) mengatakan regangan otot dasar panggul
timbul saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri visceral, nyeri ini
terlokalisir daerah perut bagian bawah, vagina, rectum dan perineum sekitar
anus. Nyeri ini disebut nyeri somatik dan disebabkan peregangan struktur jalan
lahir bagian bawah akibat penurunan bagian bawah janin.
Responden
yang mengatakan merasakan nyeri di bagian paha, ini disebabkan karena adanya
tekanan di area lumbal yang menyalur ke bagian paha sampai lutut. Saat
diwawancarai, responden mengatakan terasa nyeri pada bagian paha, terutama pada
area pangkal paha yang dekat area vulva. Ada responden yang mengatakan nyeri
paha seperti pegal dari area pangkal sampai mendekati lutut. Dalam Yanti (2009)
menjelaskan tekanan dan perlukaan pada facia, jaringan subkutan dan otot-otot
skeletal merangsang reseptor-reseptor dan menggantikan nyeri bagian luar.
Tekanan pada akar-akar dari fleksus-lumbal-sakral menimbulkan nyeri pada paha,
lutut, vagina dan rektum.
Sedangkan
responden yang tidak merasakan nyeri pada paha, hal ini karena adanya hormone
endorphin yang mengalihkan nyeri. Dalam Nisman (2011) dijelaskan tugas
endorphin adalah untuk menghambat perjalanan sensasi nyeri dari bagian tubuh
yang mengalami trauma menuju ke otak. Dengan adanya endhorphin ini, nyeri alih
yang ditimbulkan dapat diblokir, sehingga ibu tidak merasakan nyeri. Selain itu
posisi ibu yang mampu mengurangi rasa nyeri bagian paha. Posisi ibu diantara
istirahat yang digunakan biasanya adalah posisi miring kiri. Dalam Yanti (2009)
menjelaskan posisi miring kiri merupakan posisi istirahat yang paling baik
untuk istirahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar