a.
Menstruasi
(Haid) adalah suatu peristiwa alami yang dialami oleh semua wanita sehat dan
merupakan proses yang sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon wanita (estrogen
dan progesteron) (Hesti, 2002).
b.
Menstruasi adalah peristiwa perdarahan
dari rahim disertai pelepasan selaput lender rahim yang secara periodic dan
siklik (bulanan) (Hembing, 2008).
c.
Menstruasi adalah proses pelepasan
dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara
berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan (Nita, 2008).
d.
Menstruasi
adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi (Bobak, 2004).
1. Siklus Menstruasi
Hari
ke-1 dalam siklus menstruasi merupakan awal dari sebuah periode. Sekitar hari
ke-5, estrogen membantu lapisan uterus (endometrium) akan tumbuh dan menebal.
Sekitar hari ke-14 , salah satu ovarium akan melepaskan sebuah telur. Hal ini
yang dinamakan sebagai Ovulasi.
Setelah mencapai tahap ovulasi ,
progesterone akan meningkat. Pada tahap ini, gejala-gajala PMS (PreMenstruasi Sindrome) mulai nampak.
Sekitar hari ke-28, jika telur tidak dibuahi oleh sperma, maka hormon
progesteron akan menurun. Hormon progesteron yang menurun tersebut menyebabkan
dinding uterus meluruh sehingga terjadi perdarahan yang biasa disebut menstruasi. Pada tahap ini, gejala PMS
sudah mulai menghilang. Hal ini menandai awal dari suatu siklus yang baru.
Siklus menstruasi yang akan terus berlanjut (Saryono dan Waluyo, 2009).
Menurut
Saryono (2009), siklus menstruasi terdapat 3 fase, yaitu :
a.
Fase Folikuler
Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai
sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi).
Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di
dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat
sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing
mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya
hancur.
Pada suatu siklus, sebagian endometrium
dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan
lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan
menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua
lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7
hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah
menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
b.
Fase ovulasi
Fase ovulasi dimulai ketika kadar LH meningkat
dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam
waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari
permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi
ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri
ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa
menit sampai beberapa jam.
c.
Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan
berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang
pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan
sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit
meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai.
Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan
terjadinya ovulasi.
Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan
siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur
dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin).
Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin
bisa menghasilkan
hormonnya sendiri.Tes
kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
Sistem
hormonal yang
mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
a.
FSH-RH (follicle stimulating hormone
releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis
mengeluarkan FSH.
b.
LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone)
yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
c.
PIH (prolactine inhibiting hormone)
yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar