Jumat, 04 Oktober 2013

Konsep Bayi Baru Lahir Normal



Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan (Fatkul, 2008). Menurut FKUGM (2008), BBLN adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan 2500 – 4000 gram dan nilai APGAR 7 dan tanpa cacat bawaan.
1.    Karakteristik bayi baru lahir normal
Menurut Pusdiknakes (2003), karakteristik bayi baru lahir normal adalah :
1)       Bayi yang memiliki berat badan 2500 - 4000 gram
2)       Bayi yang memiliki panjang badan 48 - 52 cm
3)       Bayi yang memiliki lingkar dada 30 - 38 cm
4)       Bayi yang memiliki lingkar kepala 33 - 35 cm
5)       Bayi yang memiliki frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6)       Bayi yang memiliki frekwensi pernafasan ± 40 – 60 kali/menit
7)       Bayi kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan
cukup
8)          Bayi yang memiliki rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9)          Bayi yang memiliki kuku agak panjang dan lemas
10)      Bayi yang memiliki ciri genetalia : perempuan, labia mayora sudah menutupi labia miyora. Laki – laki , testis sudah turun dan skrotum sudah ada
11)      Bayi yang memiliki reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12)      Bayi yang memiliki reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13)      Bayi yang memiliki reflek graps atau menggenggan sudah baik
14)      Bayi yang memiliki pola eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
2.    Reflek fisiologis
Reflek fisiologis pada BBLN menurut Wong (2004) adalah :
a.         Mata
1)   Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf kranial.
2)   Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus ada sepanjang hidup.


3)   Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.
b.        Mulut dan tenggorokan
1)   Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
2)   Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
3)   Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada usia kira – kira 3 - 4 bulan
4)   Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
5)   Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan

6)   Batuk
Iritasi membran mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir
c.         Ekstrimitas
1)      Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari.
2)      Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar ke arah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi
3)      Masa tubuh
a)      Reflek morrow
Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah.
b)      Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam.


c)      Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.
d)     Neck – righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis
e)      Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.
3.      Penanganan bayi baru lahir
Menurut Saifudin (2006) tujuan utama penanganan bayi adalah :
a.         Membersihkan jalan napas. Mulut dan hidung bayi baru lahir harus dibersihkan dari lender supaya jalan napas bebas dan bayi dapat bernapas sebaik – baiknya.
b.        Merawat tali pusat. Langkah ini bertujuan untuk menghindari infeksi sepsis, meningitis, dan lain – lain sehingga tali pusat harus dirawat dengan steril / bersih dan kering.
c.         Mempertahankan suhu tubuh bayi. Bayi baru lahir kehilangan panas oleh karena evaporasi (oleh karena bayi basah) dan radiasi, untuk mengatasi hal tersebut maka bayi harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan handuk kering dan diletakkan di ruangan dengan suhu 280C – 300C untuk mengurangi kehilangan panas karena radiasi.
d.        Identifikasi bayi. Identifikasi dilakukan segera setelah bayi lahir dan ibu masih berdekatan dengan bayinya dikamar bersalain, bila ibu sadar bayinya diperlihatkan kepadanya dan diteliti  apakah tanda pengenal bayi sama dengan tanda pengenal ibu. Hal ini perlu untuuk mencegah terjadinya kekeliruan di kemudian hari.
e.         Pencegahan terhadap infeksi. Bayi harus dirawat dengan kondisi yang bersih karena bayi baru lahir rentan terkena infeksi. Peralatan bayi disterilkan terlebih dahulu, ruangan dan baju bayipun harus dalam keadaan bersih dan kering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar