Bayi baru lahir normal (BBLN)
adalah janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar
kandungan (Fatkul, 2008). Menurut FKUGM (2008), BBLN adalah bayi yang lahir
dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan 2500 – 4000 gram
dan nilai APGAR 7
dan tanpa cacat bawaan.
1.
Karakteristik bayi baru
lahir normal
Menurut Pusdiknakes (2003), karakteristik bayi baru
lahir normal adalah :
1) Bayi
yang memiliki berat badan 2500
- 4000 gram
2) Bayi
yang memiliki panjang badan 48
- 52 cm
3) Bayi
yang memiliki lingkar dada 30
- 38 cm
4) Bayi
yang memiliki lingkar kepala
33 - 35 cm
5) Bayi
yang memiliki frekuensi
jantung 120 - 160 kali/menit
6)
Bayi yang memiliki frekwensi pernafasan ± 40 – 60 kali/menit
7)
Bayi
kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan
cukup
8)
Bayi
yang memiliki rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9)
Bayi
yang memiliki kuku agak panjang dan lemas
10) Bayi yang memiliki ciri genetalia : perempuan, labia
mayora sudah menutupi labia miyora. Laki – laki , testis sudah turun dan skrotum sudah ada
11)
Bayi yang memiliki reflek
hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12)
Bayi yang memiliki reflek morrow
atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13)
Bayi yang memiliki reflek graps atau
menggenggan sudah baik
14)
Bayi yang memiliki pola
eliminasi
baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam
kecoklatan.
2. Reflek fisiologis
Reflek fisiologis pada BBLN menurut Wong (2004) adalah :
a.
Mata
1) Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada
pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah
kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan
adanya kerusakan pada saraf kranial.
2) Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya,
reflek ini harus ada sepanjang hidup.
3) Glabela
Ketukan halus pada glabela
(bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.
b.
Mulut
dan tenggorokan
1) Menghisap
Bayi harus memulai gerakan
menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek
ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun,
seperti pada saat tidur.
2)
Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan
atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini
harus menetap sepanjang hidup.
3)
Rooting
Menyentuh dan menekan dagu
sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi
tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada usia kira – kira 3 - 4 bulan
4)
Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan
maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
5)
Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan
mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan
6)
Batuk
Iritasi membran mukosa
laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya
ada setelah hari pertama lahir
c.
Ekstrimitas
1)
Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan
atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari.
2)
Babinski
Tekanan di telapak kaki
bagian luar ke arah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan
jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi
3) Masa tubuh
a) Reflek morrow
Kejutan atau perubahan tiba
– tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang
tiba –tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C”
diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah.
b)
Startle
Suara keras yang tiba – tiba
menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam.
c)
Tonik
leher
Jika kepala bayi dimiringkan
dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi
tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.
d)
Neck
– righting
Jika bayi terlentang, kepala
dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut
dan diikuti dengan pelvis
e)
Inkurvasi
batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi
sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang
terstimulasi.
3. Penanganan bayi baru lahir
Menurut
Saifudin (2006) tujuan utama penanganan bayi adalah :
a.
Membersihkan jalan
napas. Mulut dan hidung bayi baru lahir harus dibersihkan dari lender supaya
jalan napas bebas dan bayi dapat bernapas sebaik – baiknya.
b.
Merawat tali pusat.
Langkah ini bertujuan untuk menghindari infeksi sepsis, meningitis, dan lain –
lain sehingga tali pusat harus dirawat dengan steril / bersih dan kering.
c.
Mempertahankan suhu
tubuh bayi. Bayi baru lahir kehilangan panas oleh karena evaporasi (oleh karena
bayi basah) dan radiasi, untuk mengatasi hal tersebut maka bayi harus segera
dikeringkan dan dibungkus dengan handuk kering dan diletakkan di ruangan dengan
suhu 280C – 300C untuk mengurangi kehilangan panas karena
radiasi.
d.
Identifikasi bayi.
Identifikasi dilakukan segera setelah bayi lahir dan ibu masih berdekatan
dengan bayinya dikamar bersalain, bila ibu sadar bayinya diperlihatkan kepadanya
dan diteliti apakah tanda pengenal bayi
sama dengan tanda pengenal ibu. Hal ini perlu untuuk mencegah terjadinya
kekeliruan di kemudian hari.
e.
Pencegahan terhadap infeksi.
Bayi harus dirawat dengan kondisi yang bersih karena bayi baru lahir rentan
terkena infeksi. Peralatan bayi disterilkan terlebih dahulu, ruangan dan baju
bayipun harus dalam keadaan bersih dan kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar