Perkembangan
1. Pengertian
Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, jadi bersifat
kualitatif yang pengukurannya lebih sulit dari pada pengukuran pertumbuha
(Irwan, 2008).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya
roses diferensiasi dari sel-sel tubuh. Jaringan, organ-organ dan sistem yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing daat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2002).
Perkembangan adalah proses pematangan
fungsi organ-organ (Sulistjani dan Herlianti, 2004).
Perkembangan adalah suatu proses yang
teratur dan berurutan yang dimulai dari beberapa hal sederhana dan terus
berkembang menjadi suatu hal yang kompleks (Markum, 2002).
Perkembangan dapat diartikan sebagai
suatu proses yang kekal dan menuju ke arah suatu organisasi dan tingkat
integrasi yang lebih tinggi berdasarkan pertumbuhan, pemasukan, dan belajar
(Monks, 2004).
2. Tujuan
Tujuan umum mempelajari tumbuh kembang
adalah untuk menjaga agar seorang anak dapat tumbuh dan berkembang melalui
tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik, mental, emosi dan
sosial sesuai dengan potensi yang dimilikinya agar menjadi manusia memahami
proses pertumbuhan dan perkembangan sejak konsepsi sampai dewasa agar dapat
mendeteksi kelainan yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan
(Soesilowati, 2010).
3. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Menurut Wistiani (2006), secara garis
besar terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang , yaitu :
a.
Faktor Internal
Faktor genetik merupakan modal dasar
dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Termasuk faktor genetika antara lain adalah berrbagai faktor bawaan
normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa atau ras. Potensi genetik yang
bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga
diperoleh hasil akhir yang optimal.
b.
Faktor Eksternal
Lingkungan merupakan faktor yang sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensial bawaan, merupakan lingkungan
“bio-fisiko-psiko-sosial” yaitu nutrisi, lingkungan pengasuhan (kasih sayang
orang tua, rasa aman), sosial ekonomi, paparan toksin atau zat kimia, stimulasi
dini yang terdiri atas pendidikan, pelatihan, dan terapi bermain yang diberikan
oleh orang tua atau pengasuh anak yang dapat merangsang hubungan antarsel otak.
4. Ciri-ciri
Perkembangan
Menurut Hurlock (2000)
ciri-ciri perkembangan adalah
a.
Perkembangan melibatkan
perubahan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi, merupakan dua
proses yang tak terpisahkan dan saling mempengaruhi
b.
Perkembangan awal
menentukan pertumbuhan selanjutnya
c.
Perkembangan mempunyai
pola yang tetap yaitu pola sefalokaudal dan pola proksimodistal
d.
Perkembangan memiliki
tahap yang berurutan
e.
Perkembangan mempunyai
tahap yng berbeda
f.
Perkembangan berkorelasi
dengan pertumbuhan
5. Aspek-aspek
Perkembangan yang Dipantau
Menurut Hurlock (2000), dalam
perkembangan terdapat aspek-aspek yang perlu dipantau, yaitu
a.
Gerak kasar atau
motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan
dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk dan berdiri
b.
Gerak halus dan motorik
halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakuka oleh otot-otot kecil
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menulis.
c.
Kemampuan bicara dan
bahasa adalah adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah.
d.
Sosialisasi dan
kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan
sendiri, membereskan mainan sendiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya).
6. Tingkat
Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun
Menurut Suriviana (2007), tingkat
perkembangan balita berbeda-beda dan bertahap sesuai tingkat umurnya.
a.
Kemampuan yang
diharapkan pada usia 12-18 bulan adalah latihan mencoret-coret menggunakan
pensil warna, menyusun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle)
memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya, bermain dengan
boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, lap. Melatih berjalan tanpa
berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana,
mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini,
masukan itu, ambil itu), menyebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.
b.
Kemampuan yang
diharapkan pada usia 18- 24 bulan adalah : Ditambah dengan menanyakan,
menyebutkan dan menunjukkan bagian-bagian tubuh (mana mata ? hidung?, telinga?,
mulut ? dll), menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang &
benda-benda di sekitar rumah, mengajak bicara tentang kegiatan sehari-hari
(makan, minum mandi, main, minta dll), latihan menggambar garis-garis, mencuci
tangan, memakai celana - baju, bermain melempar bola, melompat.
c.
Kemampuan yang
diharapkan pada usia 2 – 3 tahun adalah ditambah dengan mengenal dan
menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil,
panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit dll), menyebutkan nama-nama teman,
menghitung benda-benda, memakai baju, menyikat gigi, bermain kartu, boneka,
masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu
kaki, buang air kecil atau besar di toilet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar