Menurut
Solita (2003) kontrasepsi suntik merupakan cara
kontrasepsi dengan menyuntikkan suatu sintesa progestin yang mempunyai efek
seperti progesterone asli dari suatu tubuh wanita. Sedangkan menurut Mansjoer (2001)
menyebutkan bahwa kontrasepsi suntik merupakan suatu cara kontrasepsi dengan
jalan menyuntikkan hormon pencegah kehamilan pada wanita yang masih subur.
|
1. Macam-macam Kontrasepsi Suntik dan Cara
Pemberiannya
a. Depro Provera
Adalah Depo Medroksi Progesterone Asetat (DMPA)
yang diberikan tiap 3 bulan sekali dengan dosis 150 mg.
Cara pemberian :
1)
Pada pasca persalinan (post
partum), dapat diberikan suntikan KB
pada hari ke 3 sampai ke 5 post partum, atau sesudah air susu ibu
berproduksi, atau 6 sampai 8 minggu pasca persalinan dan pastikan bahwa ibu
tidak dalam keadaan hamil.
2) Pada pasca keguguran (post abortus), dapat
diberikan segera atau 30 hari pasca abortus, asal ibu tidak hamil lagi. Dalam
masa interval diberikan pada waktu haid pada hari 1 sampai hari ke 5.
Depo Provera disuntikkan secara intramuscular pada otot bokong (musculus gluteus) agak dalam. Sebelum
obat diberikan, botol obat harus dikocok agak lama, sampai seluruh obat
betul-betul terlihat larut dan tercampur dengan baik (Mochtar, 2000).
b. Norigest
Cara pemberian :
Norigest berupa ampul berisi
200 mg zat aktif, yang disuntikkan di intramuscular agak dalam pada otot
gluteus. Untuk 6 bulan pertama, suntikan diberikan setiap 8 minggu, setelah itu
diberikan setiap 12 minggu (Mochtar, 2000).
c. Cyclofem
Cara pemberian :
Cyclofem mengandung
progesterone sebanyak 50 mg dan estrogen yang
disuntikan setiap bulan dengan harapan akan mendapatkan menstruasi setiap
bulan setelah penyuntikan 4 sampai 5 kali (Manuaba, 2000).
5.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik
Mekanisme kerja dari kontrasepsi suntik
yaitu menghambat sekresi hormon, yang disebut hormon Gonadotropin terutama luteinizing hormone (LH). Sehingga
mencegah terjadinya ovulasi dimana
hal ini dapat mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi yang
diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan terjadinya nidasi (pembuahan)
dari ovum (sel telur) yang telah dibuahi. Selain itu kontrasepsi suntik juga
dapat menambah viskositas (kepekatan) lendir serviks sehingga menghalangi
masuknya spermatozoa kedalam rahim dan dapat pula merubah transportasi ovum (sel
telur) melalui tuba ke uterus (Manuaba, 2000).
6.
Indikasi dan Kontra Indikasi Pemakaian
Kontrasepsi Suntik
a. Indikasi kontrasepsi suntik
1) Dilakukan pada ibu dengan usia subur
2) Pada ibu yang sedang menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, karena pada pemakaian kontrasepsi suntik
yang mengandung Depo Provera dapat meningkatkan produktifitas ASI.
3) Ibu dengan riwayat siklus haid yang
teratur.
b. Kontra indikasi pemakaian kontrasepsi suntik
1) Hamil
Data penelitian menunjukkan
bahwa pada pemakaian Depo Provera tidak menyebabkan cacat janin, abortus atau
lahir mati.
2) Ikterus, penyakit hati akut atau tumor
jinak atau ganas dari hati
Hormon
progesteron sangat sulit dimetabolisme oleh wanita yang mempunyai kelainan
hati. Sehingga dikhawatirkan khasiat kontrasepsi Depo Provera akan berkurang.
3) Pengeluaran darah lewat jalan lahir yang
tidak diketahui penyebabnya
Pada pemberian
kontrasepsi suntik kadang kala dapat menyebabkan terjadinya pengeluaran darah
lewat jalan lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan tertutupnya gejala kehamilan
di luar kandungan, radang servik atau kanker pada rahim.
4) Adanya benjolan pada payudara
Hasil
sementara dari WHO menunjukkan bahwa Depo Provera tidak menambah resiko kanker
payudara.
5) Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi).
Sebagian
besar tekanan darah tinggi ( hipertensi ) disebabkan karena pemakaian kontrasepsi suntik.
7.
Keuntungan Pemakaian Kontrasepsi Suntik
a. Dapat dilaksanakan oleh tenaga medis (Bidan),
tidak harus dengan tenaga medis (Dokter), dengan pengawasan ringan.
b.
Efektifitasnya (99,6%) dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 %
kegagalan 100 wanita per tahun.
c. Kontrasepsi jangka panjang, untuk suntik
kembali sampai tiga bulan lagi.
d. Tidak mempengaruhi pengeluaran ASI karena
pemberian depo provera dapat meningkatkan produktifitas ASI.
e. Reaksi suntikan sangat cepat (< 24 jam)
karena daya ikat depo profera sangat tinggi yaitu 100% dalam uterus.
f. Dapat dipakai setelah melahirkan, pasca
keguguran atau pasca menstruasi.
8. Kerugian Pemakaian
Kontrasepsi Suntik
a. Kemungkinan terlambatnya pemulihan
kesuburan setelah penghentian pemakaian
b. Harus kembali ke sarana pelayanan untuk
mendapatkan suntikan ulang
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
sebelum suntikan berikutnya
d. Permasalahan berat badan merupakan efek
samping tersering, karena progesterone mempengaruhi metabolisme karbohidrat
dalam tubuh
e.
Menyebabkan ketidakteraturan
dalam menstruasi
f. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan
penyakit menular seksual (Syaifudin, 2001).
9.
Efek Samping dan Penanggulangan
a.
Gangguan Siklus Haid
1)
Gejala
a.
Tidak mengalami menstruasi
(amenore).
b. Pengeluaran darah lewat jalan lahir berupa
tetesan atau bercak-bercak darah.
c. Pengeluaran darah lewat jalan lahir di
luar siklus menstruasi.
d. Pengeluaran darah lewat jalan lahir yang
lebih lama dan lebih banyak dari pada biasanya (menorrhagia).
2)
Penyebab
Karena adanya
ketidakseimbangan hormon, sehingga endometrium mengalami perubahan histologi. Keadaan amenore disebabkan atropi endometrium.
3)
Penanggulangan atau Pengobatan
a.
KIE (Konseling Information Education).
1.
Jelaskan sebab terjadinya.
2.
Jelaskan
bahwa gejala atau keluhan tersebut bersifat sementara.
3.
Memotivasi
agar tetap memakai kontrasepsi suntik.
b.
Tindakan Medis
1. Amenore (tidak
menstruasi)
Pastikan bahwa hal itu bukan karena kehamilan dan tidak berbahaya. Beri motivasi bahwa hal
tersebut bukan suatu yang abnormal dan biasa terjadi pada KB suntik pada 2-3
bulan pertama.
2. Spotting
atau Metroragia (pengeluaran darah lewat jalan lahir berupa bercak –
bercak atau tetesan).
Apabila
gejala tersebut masih ringan, maka tidak perlu diberi obat. Apabila gejala
tersebut cukup mengganggu, maka dapat diberikan Pil KB 3x1 tablet per hari
selama 7 hari.
3. Menorrhagia
Menorrhagia
adalah pengeluaran darah lewat jalan lahir yang lebih banyak atau lebih lama
dari biasanya. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Cara mengatasinya yaitu dengan diberikan
Tablet Sulfas Ferosus 3x1 tablet selama 5-7 hari sampai keadaan membaik.
b.
Depresi
1)
Gejala
Perasaan lesu
(lethargi) tidak bersemangat dalam bekerja atau dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Penyebab
Adanya hormon
progesteron 19 Norsteroid yang menyebabkan kurangnya vitamin B6 (Pyridoxin)
dalam tubuh.
3)
Penanggulangan
a.
KIE (Konseling Information Education)
1. Jelaskan sebab terjadinya.
2. Jelaskan
bahwa gejala tersebut bersifat sementara dan individu.
3. Beri
motivasi agar tetap memakai kontrasepsi suntik.
b. Tindakan Medis
Untuk gejala depresi ringan dapat diberikan Vitamin B6, 2-3 x 1 tablet (10
mg) per hari sampai gejala depresi hilang. Apabila depresi masih ada dan terus
meningkat, maka hentikan pemakaian kontrasepsi suntik dan ganti dengan
kontrasepsi non hormonal.
c.
Keputihan
1)
Gejala
Keluarnya cairan berwarna
putih dari dalam vagina
2)
Penyebab
Efek dari progesteron yang merubah flora
dan PH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan
keputihan.
3)
Penanggulangan
a.
KIE (Konseling
Information Education)
1. Jelaskan sebab terjadinya.
2. Jelaskan
bahwa gejala tersebut bersifat sementara.
3. Menjaga
kebersihan pada daerah kemaluan.
4. Beri
motivasi agar tetap memakai kontrasepsi suntik.
b. Tindakan Medis
Apabila keputihan disertai rasa gatal, keluar cairan berwarna kuning kehijauan
atau berbau tidak sedap, maka dapat diberikan pengobatan Antimikotik selama 14
hari. Apabila pada pemberian Antimikotik masih terjadi keputihan, maka pemakaian
kontrasepsi suntik dihentikan.
a.
Jerawat
1)
Gejala
Timbulnya jerawat pada wajah.
2)
Penyebab
Progestin terutama 19-non
progestin yang menyebabkan peningkatan kadar lemak
3)
Penanggulangan
a.
KIE (Konseling Information Education).
1.
Jelaskan sebab terjadinya.
2. Mengurangi makanan yang berlemak seperti
kacang, susu dan kuning telur.
3. Menjaga kebersihan wajah dengan
membersihkan wajah 2 kali sehari.
4. Menghindari pemakaian kosmetik pada wajah
yang berlebihan.
b.
Tindakan Medis
1. Apabila tidak mengganggu, cukup menjaga
kebersihan wajah.
2. Apabila terlihat infeksi dapat diberi : Tetrasiklin
3 - 4 x 1 kapsul 250 mg selama 1 sampai
2 minggu.
3. Apabila jerawat masih menetap dan
bertambah banyak, maka ganti dengan kontrasepsi non hormonal.
b.
Perubahan berat badan
1)
Gejala
a. Berat badan bertambah atau naik.
b. Kenaikan berat badan setiap tahun
bervariasi antara 2,3 - 2,9 kg menurut hasil penelitian Depo Provera.
c. Berat badan berkurang atau turun.
d. Setiap tahun rata-rata penurunan berat
badan antara 1,6 -1,9 kg.
2)
Penyebab
Terjadinya kenaikan berat badan disebabkan
karena hormon progesteron yang mempermudah perubahan karbohidrat dan gula
menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah. Selain itu hormon
progesterone juga dapat menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan
aktifitas fisik. Akibatnya berat badan akan menjadi
bertambah.
3)
Penaggulangan
a.
KIE (konseling Information
Education)
Jelaskan sebab terjadinya penambahan berat
badan. Hal ini bersifat sementara dan individu (tidak terjadi pada semua
pemakai kontrasepsi suntik, tergantung reaksi tubuh wanita itu terhadap
metabolisme progesteron). Sebagian klien menganggap hal
ini sebagai keuntungan.
b.
Tindakan Medis
1.
Berat badan meningkat
Bila kenaikan berat badan ini tidak
mengganggu, maka tidak perlu diberi obat apapun dan pastikan bahwa penambahan
berat badan bukan karena kehamilan. Anjurkan klien untuk melakukan diet rendah
kalori dan olah raga yang teratur untuk menjaga berat badannya stabil. Bila
cara tersebut diatas tidak menolong dan berat badan terus bertambah maka
pemakaian kontrasepsi suntik dihentikan dan diganti dengan kontrasepsi lain
yang sifatnya non hormonal, misalnya AKDR
2.
Berat badan menurun:
Bila penurunan berat badan ini tidak
mengganggu maka tidak perlu di beri obat apapun. Pastikan bahwa penurunan berat
badan bukan karena penyakit kronis seperti kanker ganas atau TBC. Anjurkan
klien untuk melakukan diet tinggi protein dan kalori serta olah raga yang
teratur. Apabila cara tersebut tidak menolong dan berat badan terus menurun
maka pemakaian kontrasepsi suntik dihentikan dan diganti dengan kontrasepsi
lain
c.
Perubahan tekanan darah
1)
Gejala
Terjadi
penurunan atau peningkatan tekanan darah.
2)
Penyebab
Terjadinya perubahan
tekanan darah disebabkan karena pengaruh hormon gonadotropin dan progesterone.
Sehingga dapat membuat pompa jantung menjadi lebih kuat, arteri besar
lehilangan kelenturannya dan menjadi kaku dalam bersirkulasi sehingga dapat
membuat tekanan darah menjadi meningkat. Begitu pula sebaliknya, apabila
aktivitas jantung berkurang dan arteri mengalami pelebaran dalam bersirkulasi
maka dapat menyebabkan tekanan darah menjadi menurun.
3)
Penanggulangan
a.
KIE (konseling
information education)
1. Jelaskan sebab terjadinya perubahan
tekanan darah
2. Jelaskan bahwa gejala tersebut hanya
bersifat sementara, tergantung dari reaksi tubuh terhadap metabolisme hormon
gonadotropin dan progesteron
3. Beri motivasi agar tetap memakai
kontrasepsi suntik. Apabila terjadinya perubahan tekanan darah dapat mengganggu,
maka dianjurkan untuk mengganti kontrasepsi non hormonal.
b. Tindakan Medis
1.
Tekanan darah meningkat
Apabila peningkatan tekanan darah ini mengganggu, maka pastikan bahwa peningkatan
tekanan darah bukan karena penyakit kronis, tetapi karena efek dari hormone
gonadotropin dan progesteron. Anjurkan klien untuk melakukan diet rendah kalori
dan olah raga yang teratur untuk menjaga tekanan darahnya stabil. Apabila cara
tersebut diatas tidak menolong dan tekanan darah terus meningkat, maka
pemakaian kontrasepsi suntik dihentikan dan diganti dengan kontrasepsi lain
yang sifatnya non hormonal, misalnya AKDR.
2.
Tekanan darah menurun
Apabila terjadinya penurunan tekanan darah ini mengganggu, maka pastikan
bahwa penurunan tekanan darah ini bukan karena penyakit kronis, tetapi karena
efek dari hormone gonadotropin dan progesteron. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi
obat penambah darah, makan makanan yang
bergizi dan olah raga secara teratur. Apabila cara tersebut tidak menolong dan tekanan
darah terus menurun, maka hentikan pemakaian kontrasepsi suntik dan ganti
dengan kontrasepsi lain.
d.
Sakit kepala atau migran
1)
Gejala
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala
dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat.
2)
Penyebab
Belum ada kesepakatan dikalangan para ahli
tentang penyebabnya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan
reaksi tubuh terhadap progesterone.
3)
Penanggulangan
a.
KIE (konseling information education)
1.
Jelaskan sebab terjadinya
2. Jelaskan bahwa gejala ini bersifat
sementara
3. Beri motivasi agar tetap memakai
kontrasepsi suntik
b.
Tindakan Medis
Pastikan tekanan darahnya
normal. Berikan pengobatan sintomatis:
1. Sakit kepala :Antalgin 3 x 5 00 mg per
hari selama 3-5 hari, Parasetamol 3 x 500 mg per hari selama 3–4 hari, asam
mefenamat 3 x 250-500 mg kapsul per hari selama 3-5 hari.
2. Migran : preparat ergotamine 2 x 1 mg
selama 3-5 hari.
3. Apabila pemberian obat tidak menolong dan
keadaan bertambah berat, maka hentikan pemakaian kontrasepsi suntik dan ganti dengan
kontrasepsi non hormonal
e.
Perubahan Libido atau Dorongan
seksual
1)
Gejala
Terjadinya penurunan atau
peningkatan dorongan sexual (libido).
2)
Penyebab
Penurunan libido terjadi karena efek progesteron, terutama yang berisi
19-nonsteroid yang menyebabkan keadaan vagina menjadi kering. Namun demikian
faktor psikis juga dapat berpengaruh dalam hal ini.
3)
Penanggulangan
a.
KIE (Konseling
Information Education)
1.
Jelaskan sebab terjadinya
2.
Jelaskan
bahwa gejala tersebut hanya bersifat sementara
3.
Beri
motivasi agar tetap memakai kontrasepsi suntik. Apabila penurunan libido
mengganggu keharmonisan rumah tangga, maka dianjurkan untuk mengganti
kontrasepsi non hormonal.
b.
Tindakan Medis
Apabila perubahan libido tidak dapat
diterima oleh klien, maka hentikan pemakaian kontrasepsi suntik dan ganti
dengan kontrasepsi non hormonal.
10.
Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi
Pemilihan Kontrasepsi Suntik
a.
Faktor Internal
Dari beberapa teori yang telah dikembangkan, terdapat faktor internal yaitu
karakteristik akseptor yang terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, dan
paritas, pengetahuan, sikap, sosial budaya dan sosial ekonomi. Umur menunjukkan
waktu yang telah dilewati manusia selama hidupnya, artinya sejak lahir saat
manusia menemui ajalnya. Hampir semua aspek kehidupan manusia berkaitan dengan
umur, baik secara aspek fisik maupun aspek non fisik misalnya personalitas
(mental, moral, kecerdasan dan emosi) berkembang sesuai umur seseorang
(Hurlock, 1996). Umur dapat mempengaruhi individu dalam menggunakan jenis
kontrasepsi. Pola pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat pada umumnya
memperhatikan kurun reproduksi sehat dan hal tersebut terlihat dengan adanya
penundaan kehamilan usia di bawah 20 tahun, mengatur kehamilan atau kelahiran
di antara usia 20 – 30 tahun dan mengakhiri kehamilan atau kesuburan di atas
usia 30 tahun ( BKKBN, 2001).
Menurut Yusuf (2004) pendidikan
merupakan proses pengembangan diri dari individu dan seseorang yang
dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta nilai-nilai, sehingga mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pendidikan juga akan memberikan pada
akseptor untuk membuka jalan pikirannya dalam menerima hal-hal baru, dimana
tingkat pendidikan pada umumnya berpengaruh terhadap pemilihan metode
kontrasepsi khususnya kontrasepsi suntik (Soetjiningsih, 2001).
Menurut Markum (2005), bekerja merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bagi ibu-ibu bekerja akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga khususnya dalam hal mengasuh
anak. Dimana pada umumnya seseorang yang mempunyai pekerjaan dan aktifitas akan
cenderung melepaskan peranan dan tanggung jawab mengasuh dan memelihara anak,
sehingga akan cenderung mengurangi jumlah kelahiran anak.
Menurut
Notoatmojo (2003), ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk mendasari
seseorang berperilaku secara alamiah, sedangkan tingkatnya tergantung dari ilmu
pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut. Untuk memperoleh pengetahuan
dapat melalui bangku sekolah, pengalaman, maupun lingkungan pergaulan. Melalui
pengetahuan yang didapatkan akan mendasari seseorang dalam mengambil keputusan
secara rasional dan efektif untuk kesehatannya termasuk dalam memilih jenis
kontrasepsi yang cocok.
Sikap merupakan reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek dilingkungan tertentu, sebagai suatu
penghayatan terhadap obyek. Pada umumnya semakin banyak stimulus yang diterima
seseorang mengenai program KB baik dengan mendengar dan melihat maka dapat
mempengaruhi emosi dan keyakinan dalam menentukan sikap terhadap obyek
tertentu, seperti memilih jenis kontrasepsi suntik (Notoatmodjo, 2003).
Menurut pandangan sosial budaya yaitu
adat istiadat dan agama. Adat istiadat
merupakan suatu kepercayaan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat tertentu
dengan adanya mitos banyak anak banyak rejeki dan anak adalah anugerah Tuhan,
maka masyarakat tradisional masih menganggap program KB adalah tindakan
dilarang agama, karena merupakan tindakan membunuh hasil konsepsi.. Sedangkan
agama mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan motivasi dan tujuan
guna mensukseskan usaha pemerintah kususnya program KB (BKKBN, 2001).
Menurut pandangan sosial ekonomi, penghasilan
yang rendah dapat menyebabkan kurangnya fasilitas yang diperoleh seseorang.
Dalam keadaan ekonomi yang terbatas, seseorang berhak memilih fasilitas
kesehatan yang sesuai dengan kemampuannya. Begitu juga dengan seseorang dengan
tingkat ekonomi cukup atau lebih, maka mereka akan memilih fasilitas dan
metode KB yang baik untuk kesehatannya
(BKKBN, 2005).
b.
Faktor Eksternal
Menurut Manuaba (2000), yang mempengaruhi individu dalam memilih kontrasepsi KB suntik dari
faktor eksternal yaitu provider seperti metode pelayanan, petugas kesehatan dan
sarana pelayanan. Metode pelayanan merupakan cara-cara yang dipergunakan dalam
melayani seseorang. Metode pelayanan yang digunakan yaitu metode dengan
pendekatan bimbingan, penyuluhan dan interview. Dengan bimbingan penyuluhan dan
wawancara yang baik, maka seseorang akan merasa puas terhadap pelayanan yang
diberikan. Maka dengan metode pelayanan yang baik, akan sangat menunjang
seseorang dalam menentukan program KB termasuk dalam memilih jenis kontrasepsi
yang cocok bagi kesehatannya (Manuaba, 2000).
Menurut
Solita (2003), petugas kesehatan harus menunjukkan
sikap yang ditunjukkan dengan tingkah
laku yang memenuhi norma dan dikehendaki oleh masyarakat. Sebagai petugas
kesehatan hendaknya sopan, sabar, ramah, tidak ragu-ragu, penuh perhatian, selalu
bersedia memberi bantuan dan pertolongan serta dapat menciptakan situasi dan
hubungan yang baik agar timbul kepercayaan yang baik antara akseptor dengan
petugas kesehatan. Solita (2003), juga menyebutkan bahwa sarana
pelayanan merupakan kelengkapan, baik
peralatan, obat-obatan maupun tenaga kesehatan yang dimiliki. Dengan sarana
pelayanan yang lengkap akan menunjang tercapainya program KB dengan optimal dan
sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh akseptor KB khususnya pada akseptor
KB suntik.
A. Tekanan Darah
1. Pengertian
Tekanan
darah sering disebut sebagai kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang
berkontraksi seperti pompa, sehingga darah dapat terus mengalir dalam pembuluh
darah (Potter, 2009). Tekanan darah juga merupakan suatu keadaan di mana tekanan yang
dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke
seluruh anggota tubuh (www. kesehatan berita sehat com.
16 Oktober 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar