Sabtu, 05 Oktober 2013

KB Suntik

Menurut Solita (2003) kontrasepsi suntik merupakan cara kontrasepsi dengan menyuntikkan suatu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari suatu tubuh wanita. Sedangkan menurut Mansjoer (2001) menyebutkan bahwa kontrasepsi suntik merupakan suatu cara kontrasepsi dengan jalan menyuntikkan hormon pencegah kehamilan pada wanita yang masih subur.

7
 
 


1.  Macam-macam Kontrasepsi Suntik dan Cara Pemberiannya
a.      Depro Provera
Adalah Depo Medroksi Progesterone Asetat (DMPA) yang diberikan tiap 3 bulan sekali dengan dosis 150 mg.
Cara pemberian :
1)      Pada pasca persalinan (post partum), dapat diberikan suntikan KB         pada hari ke 3 sampai ke 5 post partum, atau sesudah air susu ibu berproduksi, atau 6 sampai 8 minggu pasca persalinan dan pastikan bahwa ibu tidak dalam keadaan hamil.
2)      Pada pasca keguguran (post abortus), dapat diberikan segera atau 30 hari pasca abortus, asal ibu tidak hamil lagi. Dalam masa interval diberikan pada waktu haid pada hari 1 sampai hari ke 5.
Depo Provera disuntikkan secara intramuscular pada otot bokong (musculus gluteus) agak dalam. Sebelum obat diberikan, botol obat harus dikocok agak lama, sampai seluruh obat betul-betul terlihat larut dan tercampur dengan baik (Mochtar, 2000).
b.      Norigest
Cara pemberian :
Norigest berupa ampul berisi 200 mg zat aktif, yang disuntikkan di intramuscular agak dalam pada otot gluteus. Untuk 6 bulan pertama, suntikan diberikan setiap 8 minggu, setelah itu diberikan setiap 12 minggu (Mochtar, 2000).



c.       Cyclofem
Cara pemberian :

Cyclofem mengandung progesterone sebanyak 50 mg dan estrogen yang  disuntikan setiap bulan dengan harapan akan mendapatkan menstruasi setiap bulan setelah penyuntikan 4 sampai 5 kali (Manuaba, 2000).

5.      Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik
        Mekanisme kerja dari kontrasepsi suntik yaitu menghambat sekresi hormon, yang disebut hormon Gonadotropin terutama luteinizing hormone (LH). Sehingga mencegah terjadinya ovulasi dimana hal ini dapat mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan terjadinya nidasi (pembuahan) dari ovum (sel telur) yang telah dibuahi. Selain itu kontrasepsi suntik juga dapat menambah viskositas (kepekatan) lendir serviks sehingga menghalangi masuknya spermatozoa kedalam rahim dan dapat pula merubah transportasi ovum (sel telur) melalui tuba ke uterus (Manuaba, 2000).
6.      Indikasi dan Kontra Indikasi Pemakaian Kontrasepsi Suntik
                           a.   Indikasi kontrasepsi suntik
1)      Dilakukan pada ibu dengan usia subur
2)      Pada ibu yang sedang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, karena pada pemakaian kontrasepsi suntik yang mengandung Depo Provera dapat meningkatkan produktifitas ASI.
3)      Ibu dengan riwayat siklus haid yang teratur.



                    b.   Kontra indikasi pemakaian kontrasepsi suntik
1)      Hamil
      Data penelitian menunjukkan bahwa pada pemakaian Depo Provera tidak menyebabkan cacat janin, abortus atau lahir mati.
2)      Ikterus, penyakit hati akut atau tumor jinak atau ganas dari hati
Hormon progesteron sangat sulit dimetabolisme oleh wanita yang mempunyai kelainan hati. Sehingga dikhawatirkan khasiat kontrasepsi Depo Provera akan berkurang.
3)      Pengeluaran darah lewat jalan lahir yang tidak diketahui penyebabnya
Pada pemberian kontrasepsi suntik kadang kala dapat menyebabkan terjadinya pengeluaran darah lewat jalan lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan tertutupnya gejala kehamilan di luar kandungan, radang servik atau kanker pada rahim.
4)      Adanya benjolan pada payudara
Hasil sementara dari WHO menunjukkan bahwa Depo Provera tidak menambah resiko kanker payudara.
5)      Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi).
Sebagian besar tekanan darah tinggi ( hipertensi ) disebabkan   karena pemakaian kontrasepsi suntik.
7.      Keuntungan Pemakaian Kontrasepsi Suntik
a.   Dapat dilaksanakan oleh tenaga medis (Bidan), tidak harus dengan tenaga medis (Dokter), dengan pengawasan ringan.
b.  Efektifitasnya (99,6%) dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % kegagalan 100 wanita per tahun.  
c.   Kontrasepsi jangka panjang, untuk suntik kembali sampai tiga bulan lagi.
d.        Tidak mempengaruhi pengeluaran ASI karena pemberian depo provera dapat meningkatkan produktifitas ASI.
e.   Reaksi suntikan sangat cepat (< 24 jam) karena daya ikat depo profera sangat tinggi yaitu 100% dalam uterus.
f.   Dapat dipakai setelah melahirkan, pasca keguguran atau pasca menstruasi.
8.     Kerugian Pemakaian Kontrasepsi Suntik
a.       Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
b.      Harus kembali ke sarana pelayanan untuk mendapatkan suntikan ulang
c.       Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
d.      Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering, karena progesterone mempengaruhi metabolisme karbohidrat dalam tubuh
e.       Menyebabkan ketidakteraturan dalam menstruasi
f.       Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual (Syaifudin, 2001).
9.      Efek Samping dan Penanggulangan
a.       Gangguan Siklus Haid
1)      Gejala
a.       Tidak mengalami menstruasi (amenore).
b.      Pengeluaran darah lewat jalan lahir berupa tetesan atau bercak-bercak darah.
c.       Pengeluaran darah lewat jalan lahir di luar siklus menstruasi.
d.      Pengeluaran darah lewat jalan lahir yang lebih lama dan lebih banyak dari pada biasanya (menorrhagia).

2)      Penyebab
Karena adanya ketidakseimbangan hormon, sehingga endometrium mengalami perubahan histologi. Keadaan amenore disebabkan atropi endometrium.
3)      Penanggulangan atau Pengobatan
a.       KIE (Konseling Information Education).
1.                                    Jelaskan sebab terjadinya.
2.                                    Jelaskan bahwa gejala atau keluhan tersebut bersifat sementara.
3.                                    Memotivasi agar tetap memakai kontrasepsi suntik.
b.      Tindakan Medis
1.  Amenore (tidak menstruasi)
         Pastikan bahwa hal itu bukan karena kehamilan dan tidak berbahaya. Beri motivasi bahwa hal tersebut bukan suatu yang abnormal dan biasa terjadi pada KB suntik pada 2-3 bulan pertama.
2.      Spotting atau Metroragia (pengeluaran darah lewat jalan lahir berupa bercak – bercak atau tetesan).
        Apabila gejala tersebut masih ringan, maka tidak perlu diberi obat. Apabila gejala tersebut cukup mengganggu, maka dapat diberikan Pil KB 3x1 tablet per hari selama 7 hari.
3.  Menorrhagia 
          Menorrhagia adalah pengeluaran darah lewat jalan lahir yang lebih banyak atau lebih lama dari biasanya. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.  Cara mengatasinya yaitu dengan diberikan Tablet Sulfas Ferosus 3x1 tablet selama 5-7 hari sampai keadaan membaik.
b.      Depresi
1)      Gejala
Perasaan lesu (lethargi) tidak bersemangat dalam bekerja atau dalam kehidupan sehari-hari.
2)      Penyebab
Adanya hormon progesteron 19 Norsteroid yang menyebabkan kurangnya vitamin B6 (Pyridoxin) dalam tubuh.
3)      Penanggulangan
a.       KIE (Konseling Information Education)
1.  Jelaskan sebab terjadinya.
2.  Jelaskan bahwa gejala tersebut bersifat sementara dan individu.
3.  Beri motivasi agar tetap memakai kontrasepsi suntik.
b.   Tindakan Medis
      Untuk gejala depresi ringan dapat diberikan Vitamin B6, 2-3 x 1 tablet (10 mg) per hari sampai gejala depresi hilang. Apabila depresi masih ada dan terus meningkat, maka hentikan pemakaian kontrasepsi suntik dan ganti dengan kontrasepsi non hormonal.
c.    Keputihan
1)      Gejala
Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina



2)      Penyebab
        Efek dari progesteron yang merubah flora dan PH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan keputihan.
3)      Penanggulangan
a.   KIE (Konseling Information Education)
1.  Jelaskan sebab terjadinya.
2.  Jelaskan bahwa gejala tersebut bersifat sementara.
3.  Menjaga kebersihan pada daerah kemaluan.
4.  Beri motivasi agar tetap memakai kontrasepsi suntik.
b.  Tindakan Medis
        Apabila keputihan disertai rasa gatal, keluar cairan berwarna kuning kehijauan atau berbau tidak sedap, maka dapat diberikan pengobatan Antimikotik selama 14 hari. Apabila pada pemberian Antimikotik masih terjadi keputihan, maka pemakaian kontrasepsi suntik dihentikan.
a.       Jerawat
1)      Gejala
Timbulnya jerawat pada wajah.
2)      Penyebab
Progestin terutama 19-non progestin yang menyebabkan peningkatan kadar lemak



3)      Penanggulangan
a.       KIE (Konseling Information Education).
1.      Jelaskan sebab terjadinya.
2.      Mengurangi makanan yang berlemak seperti kacang, susu dan kuning telur.
3.      Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah 2 kali  sehari.
4.      Menghindari pemakaian kosmetik pada wajah yang berlebihan.
b.      Tindakan Medis
1.      Apabila tidak mengganggu, cukup menjaga kebersihan wajah.
2.      Apabila terlihat infeksi dapat diberi : Tetrasiklin 3 - 4 x 1  kapsul 250 mg selama 1 sampai 2 minggu.  
3.      Apabila jerawat masih menetap dan bertambah banyak, maka ganti dengan kontrasepsi non hormonal.
b.      Perubahan berat badan
1)                              Gejala
a.       Berat badan bertambah atau naik.
b.      Kenaikan berat badan setiap tahun bervariasi antara 2,3 - 2,9 kg menurut hasil penelitian Depo Provera.
c.       Berat badan berkurang atau turun.
d.      Setiap tahun rata-rata penurunan berat badan antara 1,6 -1,9 kg.
2)                              Penyebab
        Terjadinya kenaikan berat badan disebabkan karena hormon progesteron yang mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah. Selain itu hormon progesterone juga dapat menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktifitas fisik. Akibatnya berat badan akan menjadi bertambah.  
3)                              Penaggulangan
a.       KIE (konseling Information Education)
             Jelaskan sebab terjadinya penambahan berat badan. Hal ini bersifat sementara dan individu (tidak terjadi pada semua pemakai kontrasepsi suntik, tergantung reaksi tubuh wanita itu terhadap metabolisme progesteron). Sebagian klien menganggap hal ini sebagai keuntungan.
b.      Tindakan Medis
1.      Berat badan meningkat
       Bila kenaikan berat badan ini tidak mengganggu, maka tidak perlu diberi obat apapun dan pastikan bahwa penambahan berat badan bukan karena kehamilan. Anjurkan klien untuk melakukan diet rendah kalori dan olah raga yang teratur untuk menjaga berat badannya stabil. Bila cara tersebut diatas tidak menolong dan berat badan terus bertambah maka pemakaian kontrasepsi suntik dihentikan dan diganti dengan kontrasepsi lain yang sifatnya non hormonal, misalnya AKDR
2.      Berat badan menurun:
       Bila penurunan berat badan ini tidak mengganggu maka tidak perlu di beri obat apapun. Pastikan bahwa penurunan berat badan bukan karena penyakit kronis seperti kanker ganas atau TBC. Anjurkan klien untuk melakukan diet tinggi protein dan kalori serta olah raga yang teratur. Apabila cara tersebut tidak menolong dan berat badan terus menurun maka pemakaian kontrasepsi suntik dihentikan dan diganti dengan kontrasepsi lain
c.       Perubahan tekanan darah
1)      Gejala
Terjadi penurunan atau peningkatan tekanan darah.
2)      Penyebab
       Terjadinya perubahan tekanan darah disebabkan karena pengaruh hormon gonadotropin dan progesterone. Sehingga dapat membuat pompa jantung menjadi lebih kuat, arteri besar lehilangan kelenturannya dan menjadi kaku dalam bersirkulasi sehingga dapat membuat tekanan darah menjadi meningkat. Begitu pula sebaliknya, apabila aktivitas jantung berkurang dan arteri mengalami pelebaran dalam bersirkulasi maka dapat menyebabkan tekanan darah menjadi menurun.
3)      Penanggulangan
a.   KIE (konseling information education)
1.      Jelaskan sebab terjadinya perubahan tekanan darah
2.      Jelaskan bahwa gejala tersebut hanya bersifat sementara, tergantung dari reaksi tubuh terhadap metabolisme hormon gonadotropin dan progesteron
3.      Beri motivasi agar tetap memakai kontrasepsi suntik. Apabila terjadinya perubahan tekanan darah dapat mengganggu, maka dianjurkan untuk mengganti kontrasepsi non hormonal.
b.  Tindakan Medis
1.      Tekanan darah meningkat
       Apabila peningkatan tekanan darah ini  mengganggu, maka pastikan bahwa peningkatan tekanan darah bukan karena penyakit kronis, tetapi karena efek dari hormone gonadotropin dan progesteron. Anjurkan klien untuk melakukan diet rendah kalori dan olah raga yang teratur untuk menjaga tekanan darahnya stabil. Apabila cara tersebut diatas tidak menolong dan tekanan darah terus meningkat, maka pemakaian kontrasepsi suntik dihentikan dan diganti dengan kontrasepsi lain yang sifatnya non hormonal, misalnya AKDR.
2.      Tekanan darah menurun
       Apabila terjadinya penurunan tekanan darah ini mengganggu, maka pastikan bahwa penurunan tekanan darah ini bukan karena penyakit kronis, tetapi karena efek dari hormone gonadotropin dan progesteron. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi obat penambah darah, makan  makanan yang bergizi dan olah raga secara teratur. Apabila cara tersebut tidak menolong dan tekanan darah terus menurun, maka hentikan pemakaian kontrasepsi suntik dan ganti dengan kontrasepsi lain.
d.      Sakit kepala atau migran
1)      Gejala
       Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat.
2)        Penyebab
       Belum ada kesepakatan dikalangan para ahli tentang penyebabnya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadap progesterone.
3)        Penanggulangan
a.       KIE (konseling information education)
1.      Jelaskan sebab terjadinya
2.      Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara
3.      Beri motivasi agar tetap memakai kontrasepsi suntik
b.      Tindakan Medis
Pastikan tekanan darahnya normal. Berikan pengobatan sintomatis:
1.      Sakit kepala :Antalgin 3 x 5 00 mg per hari selama 3-5 hari, Parasetamol 3 x 500 mg per hari selama 3–4 hari, asam mefenamat 3 x 250-500 mg kapsul per hari selama 3-5 hari.
2.      Migran : preparat ergotamine 2 x 1 mg selama 3-5 hari.
3.      Apabila pemberian obat tidak menolong dan keadaan bertambah berat, maka hentikan pemakaian kontrasepsi suntik dan ganti dengan kontrasepsi non hormonal
e.       Perubahan Libido atau Dorongan seksual
1)      Gejala
Terjadinya penurunan atau peningkatan dorongan sexual (libido).
2)      Penyebab
       Penurunan libido terjadi karena efek progesteron, terutama yang berisi 19-nonsteroid yang menyebabkan keadaan vagina menjadi kering. Namun demikian faktor psikis juga dapat berpengaruh dalam hal ini.
3)      Penanggulangan
a.        KIE (Konseling Information Education)
                                                            1.      Jelaskan sebab terjadinya
                                                            2.      Jelaskan bahwa gejala tersebut hanya bersifat sementara
                                                            3.      Beri motivasi agar tetap memakai kontrasepsi suntik. Apabila penurunan libido mengganggu keharmonisan rumah tangga, maka dianjurkan untuk mengganti kontrasepsi non hormonal.
b.      Tindakan Medis
       Apabila perubahan libido tidak dapat diterima oleh klien, maka hentikan pemakaian kontrasepsi suntik dan ganti dengan kontrasepsi non hormonal.

10.  Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi Suntik
a.       Faktor Internal
       Dari beberapa teori yang telah dikembangkan, terdapat faktor internal yaitu karakteristik akseptor yang terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritas, pengetahuan, sikap, sosial budaya dan sosial ekonomi. Umur menunjukkan waktu yang telah dilewati manusia selama hidupnya, artinya sejak lahir saat manusia menemui ajalnya. Hampir semua aspek kehidupan manusia berkaitan dengan umur, baik secara aspek fisik maupun aspek non fisik misalnya personalitas (mental, moral, kecerdasan dan emosi) berkembang sesuai umur seseorang (Hurlock, 1996). Umur dapat mempengaruhi individu dalam menggunakan jenis kontrasepsi. Pola pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat pada umumnya memperhatikan kurun reproduksi sehat dan hal tersebut terlihat dengan adanya penundaan kehamilan usia di bawah 20 tahun, mengatur kehamilan atau kelahiran di antara usia 20 – 30 tahun dan mengakhiri kehamilan atau kesuburan di atas usia 30 tahun ( BKKBN, 2001).
        Menurut Yusuf (2004) pendidikan merupakan proses pengembangan diri dari individu dan seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta nilai-nilai, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pendidikan juga akan memberikan pada akseptor untuk membuka jalan pikirannya dalam menerima hal-hal baru, dimana tingkat pendidikan pada umumnya berpengaruh terhadap pemilihan metode kontrasepsi khususnya kontrasepsi suntik (Soetjiningsih, 2001).
        Menurut Markum  (2005), bekerja merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bagi ibu-ibu bekerja akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga khususnya dalam hal mengasuh anak. Dimana pada umumnya seseorang yang mempunyai pekerjaan dan aktifitas akan cenderung melepaskan peranan dan tanggung jawab mengasuh dan memelihara anak, sehingga akan cenderung mengurangi jumlah kelahiran anak.  
       Menurut Notoatmojo (2003), ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang berperilaku secara alamiah, sedangkan tingkatnya tergantung dari ilmu pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut. Untuk memperoleh pengetahuan dapat melalui bangku sekolah, pengalaman, maupun lingkungan pergaulan. Melalui pengetahuan yang didapatkan akan mendasari seseorang dalam mengambil keputusan secara rasional dan efektif untuk kesehatannya termasuk dalam memilih jenis kontrasepsi yang cocok.
       Sikap merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek dilingkungan tertentu, sebagai suatu penghayatan terhadap obyek. Pada umumnya semakin banyak stimulus yang diterima seseorang mengenai program KB baik dengan mendengar dan melihat maka dapat mempengaruhi emosi dan keyakinan dalam menentukan sikap terhadap obyek tertentu, seperti memilih jenis kontrasepsi suntik             (Notoatmodjo, 2003).
       Menurut pandangan sosial budaya yaitu adat istiadat dan agama. Adat   istiadat merupakan suatu kepercayaan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat tertentu dengan adanya mitos banyak anak banyak rejeki dan anak adalah anugerah Tuhan, maka masyarakat tradisional masih menganggap program KB adalah tindakan dilarang agama, karena merupakan tindakan membunuh hasil konsepsi.. Sedangkan agama mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan motivasi dan tujuan guna mensukseskan usaha pemerintah kususnya program KB (BKKBN, 2001).
       Menurut pandangan sosial ekonomi, penghasilan yang rendah dapat menyebabkan kurangnya fasilitas yang diperoleh seseorang. Dalam keadaan ekonomi yang terbatas, seseorang berhak memilih fasilitas kesehatan yang sesuai dengan kemampuannya. Begitu juga dengan seseorang dengan tingkat ekonomi cukup atau lebih, maka mereka akan memilih fasilitas dan metode  KB yang baik untuk kesehatannya (BKKBN, 2005). 
b.      Faktor Eksternal
        Menurut Manuaba (2000), yang mempengaruhi individu dalam memilih kontrasepsi KB suntik dari faktor eksternal yaitu provider seperti metode pelayanan, petugas kesehatan dan sarana pelayanan. Metode pelayanan merupakan cara-cara yang dipergunakan dalam melayani seseorang. Metode pelayanan yang digunakan yaitu metode dengan pendekatan bimbingan, penyuluhan dan interview. Dengan bimbingan penyuluhan dan wawancara yang baik, maka seseorang akan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Maka dengan metode pelayanan yang baik, akan sangat menunjang seseorang dalam menentukan program KB termasuk dalam memilih jenis kontrasepsi yang cocok bagi kesehatannya  (Manuaba, 2000).
        Menurut Solita (2003), petugas kesehatan harus menunjukkan sikap   yang ditunjukkan dengan tingkah laku yang memenuhi norma dan dikehendaki oleh masyarakat. Sebagai petugas kesehatan hendaknya sopan, sabar, ramah, tidak ragu-ragu, penuh perhatian, selalu bersedia memberi bantuan dan pertolongan serta dapat menciptakan situasi dan hubungan yang baik agar timbul kepercayaan yang baik antara akseptor dengan petugas kesehatan. Solita (2003), juga menyebutkan bahwa sarana pelayanan  merupakan kelengkapan, baik peralatan, obat-obatan maupun tenaga kesehatan yang dimiliki. Dengan sarana pelayanan yang lengkap akan menunjang tercapainya program KB dengan optimal dan sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh akseptor KB khususnya pada akseptor KB suntik.         

A.    Tekanan Darah
1.  Pengertian
       Tekanan darah sering disebut sebagai kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa, sehingga darah dapat terus mengalir dalam pembuluh darah (Potter, 2009). Tekanan darah juga merupakan suatu keadaan di mana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh                   (www. kesehatan berita sehat com. 16 Oktober 2006). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar