Menurut
Perry & Potter (2005), faktor fisik yang mempengaruhi kualitas tidur pada
anak yaitu:
1. Faktor fisik meliputi:
a. Asupan makanan dan minuman
Orang tidur
lebih baik ketika dalam keadaan sehat sehingga mengikuti kebiasaan makan yang
baik dan dapat meningkatkan kualitas tidur karena tidur sangat dipengaruhi oleh
asupan makanan dan minuman. Makanan berat atau berbumbu pada saat makan malam
dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan yang mengganggu tidur. Alergi
makanan menyebabkan insomnia, makanan yang sering menyebabkan insomnia pada
anak-anak meliputi jagung, gandum, kacang-kacangan, telur, ikan laut dan ragi
(Hauri dan Linde, 1990 dalam Potter dan Perry, 2005).
Makan
makanan kecil yang ringan sebelum pergi tidur sebenarnya mendukung tidur,
terutama jika anda memasukkan kebiasaan ini kedalam rutinitas sebelum tidur.
Kombinasi ringan karbohidrat dan protein, seperti keju dan kue kering adalah
baik. Namun demikian, aspek yang mendukung tidur dari makanan ringan ini lebih
bersifat psikologis dari pada biologis. Makanan ringan anda sebelum tidur
berfungsi sebagai bagian dari ritual sebelum tidur, seperti menggosok gigi.
Vitamin dan
senyawa kimia tertentu dapat memberikan sedikit efek yang mendukung tidur.
Sehubungan dengan vitamin dan mineral, kekurangan vitamin atau mineral tertentu
cenderung menyebabkan gangguan tidur. Vitamin dan mineral ini dapat digantikan
dengan mengkonsumsi tablet multivitamin setiap hari. Kebutuhan multi vitamin
dapat diperoleh dari buah dan sayuran (Currie dan Keith, 2006). Itulah alasan
mengapa kita perlu sekali makan dengan diet yang seimbang mencakup vitamin dan
mineral berikut ini :
1) Magnesium, 350 mg/hari.
2) Calsium, 800 mg/hari.
3) Vitamin B3 (Niacin), 75 mg/hari.
4) Vitamin B12, 2 mikrogram/hari.
5) Asam folat, 2-5 mg/hari.
Menurut the nasional slip SleepFoundation (NSP),
makanan dan minuman tinggi kafein dapat menyebabkan anak-anak dan orang dewasa
sulit tidur. Orang tua sering kali tidak menyadari jumlah kafein yang
terkandung dalam es teh, minuman bersoda, coklat dan berbagai makanan lain yang
sering di konsumsi anak-anak, sehingga tidak mengejutkan jika banyak anak yang
mengalami kesulitan tidur pada malam hari. Selain itu sebaiknya konsumsi
minuman dibatasi hingga 90 menit sebelum tidur agar tidur tidak terganggu oleh
keinginan untuk buang air kecil pada malam hari, karena tubuh kita membutuhkan
waktu 90 menit untuk memproses cairan (Zainal, 2005).
Kebanyakan
orang percaya kafein adalah zat yang relatif tidak berbahaya. Sehingga mereka
tidak menyadari kandungan kafein pada banyak produk minuman dan makanan yang
dapat mempengaruhi tidur pada seseorang. Jumlah kafein dalam produk-produk
minuman dan makanan bervariasi, tetapi rata-rata kandungan kafein adalah
sebagai berikut :
1) Secangkir (140 ml) teh seduh = 40 mg
kafein
2) Cokelat panas (140 ml) = 6 mg kafein
3) Minuman jenis Coca cola = 45 mg kafein
Efek
kafein pada tidur sudah terkenal. Kafein adalah perangsang mengaktifkan sistem
saraf pusat, yang membuat seseorang merasa lebih waspada dan terjaga. Kafein
mengganggu tidur dengan meningkatkan jumlah waktu untuk jatuh tertidur dan
mengurangi jumlah waktu tidur. Pada anak satu cangkir kopi, teh, atau coca cola di malam hari cukup bisa
mengacaukan proses tidur normal. Rata-rata dibutuhkan 3-7 jam untuk melenyapkan
kafein dari tubuh (Currie dan Keith, 2006).
Sebuah
penelitian pada tahun 1934 melihat hubungan antara berbagai makanan dan tidur
pada anak-anak dan menyimpulkan bahwa makanan yang dimakan terakhir sebelum
tidur memang mempunyai efek tertentu dalam kualitas tidur. Makanan yang sulit
dicerna maupun makan normal menyebabkan lebih banyak gangguan tidur dari pada
makan malam yang ringan dan susu (Haslam, 1998).
b. Penyakit
Penyakit
dapat didefinisikan sebagai perubahan dalam individu yang menyebabkan parameter
kesehatan mereka berubah di luar batas-batas normal. Semua sel dalam tubuh
membutuhkan sejumlah oksigen dan zat makan tertentu bagi kelanjutan hidup dan
fungsi mereka dan juga memerlukan lingkungan yang menghasilkan batas-batas suhu
yang sempit, kandungan air, keasaman, juga keadaan internal yang tetap itu
merupakan ciri penting dari tubuh yang normal (Price, 2001).
Penyakit
dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada seseorang, sehingga orang akan mengalami
kesulitan untuk tidur dan mempertahankan tidurnya. Selain itu irama tidur dan
bangun yang normal sering terganggu. Penyakit dapat menurunkan kemampuan untuk
tidur (Potter dan Perry, 2005). Penyakit yang biasa terjadi pada anak antara
lain batuk,influensa dan demam. Batuk bisa jadi merupakan gejala dari penyakit
yang dideritanya, seperti asma, alergi atau flu, untuk mengatasi masalah ini
adalah gendong anak dan usahakan agar posisi kepala lebih tinggi dari kaki,
beri minum agar tenggorokan lebih nyaman. Influensa adalah salah satu penyakit
yang menyebabkan anak susah tidur, hidung meler terus atau tersumbat, sehingga
ia susah bernafas (Rahayu, 2006).
Faktor
obat-obatan juga sangat berpengaruh terhadap istirahat tidur seseorang, dalam
ini obat yang dimaksud adalah obat tidur. Beberapa obat-obatan dapat
berpengaruh terhadap tidur. Obat-obatan yang diresepkan untuk membantu tidur
sering kali menyebabkan lebih banyak masalah dari pada manfaat. Orang yang tua sering
menggunakan kombinasi bermacam obat untuk mengatasi penyakit kronis, dimana
efek dari obat tersebut dapat mengganggu tidur. Obat-obatan seperti beta bloker
dan digoxin dapat menyebabkan insomnia dan terbangun dari tidur (Potter dan
Perry, 2005).
c. Lingkungan
Lingkungan
merupakan suatu keadaan atau kondisi baik bersifat positif atau negatif yang
mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur. Faktor lingkungan merupakan suatu
faktor yang dapat membantu atau mengganggu tidur seseorang, lingkungan yang
dapat membantu tidur adalah lingkungan rumah sendiri, karena individu sudah
terbiasa dengan situasi di sekitarnya. Keakraban dengan lingkungan merupakan
faktor yang penting khususnya dalam mempertimbangkan kebiasaan tidur. Hal ini
di buktikan dengan sedikitnya orang yang dapat tidur nyenyak pada malam pertama
di suatu lingkungan yang baru.
Faktor
lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap istirahat tidur seseorang yaitu
ruangan, cahaya, temperatur, tempat tidur, selimut, bantal, suara dan rutinitas
tidur. Sebagian orang senang tidur dengan jendela dan gorden terbuka, pintu
kamar terbuka sedikit atau tertutup dan ada yang tidur dengan orang lain.
Pencahayaan juga sangat berpengaruh terhadap tidur, sebagian individu senang
tidur dengan lampu dinyalakan, ada yang tidur dengan lampu kecil, dan ada pula
orang yang tidur dengan lampu di matikan (Roper, 1996).
Suhu
ruangan bisa mempengaruhi seberapa baik tidur kita. Misalnya, kebanyakan orang
merasa sulit tidur dalam ruangan yang betul-betul hangat. Malam musim panas
bisa menjadi kondisi yang parah untuk tidur, terutama jika sudah mengalami
tidur yang buruk.suhu tinggi (di atas 800 F atau 300 C)
semakin membuat kita sering terjaga dan mengurangi tidur gelombang lambat
(Currie dan Keith, 2006).
Lingkungan
mempunyai peran penting dalam hal tidur bagi anak. Tidur harus merupakan
sesuatu yang menyenangkan bagi anak. Kalau suasana lingkungan tidak nyaman,
misalnya panas atau bising, bisa jadi anak akan ”membenci” kegiatan tidur. Agar
anak cepat tidur, ciptakan suasana yang mendorong keinginannya untuk tidur.
Misalnya bila waktu tidurnya sudah tiba, kenakan piyamanya dan ajak si anak ke
kamar tidurnya. Lalu, ciptakan kondisi yang mendukung, seperti meredupkan lampu
kamar dibuat senyaman mungkin (Rahayu, 2006).
2. Faktor psikologis
Kecemasan
Kecemasan adalah suatu
perasaan tidak menyenangkan yang terjadi
atas respon-respon psikofisiologis terhadap antisipasi bahaya yang tidak riil
atau yang terbayangkan secara nyata disebabkan oleh konfik intrapsikis yang
tidak diketahui dan merupakan reaksi normal terhadap ancaman atau bahaya
(Smeltzer, 2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar