Jumat, 04 Oktober 2013

Gambaran Nyeri Persalinan pada Primigravida

Persalinan menjadi moment yang membanggakan karena lahirnya bayi mungil dari rahim ibu, akan tetapi terkadang menjadi hal yang menakutkan bila tertinggal ingatan mengenai nyeri saat proses persalinan. Nyeri dalam persalinan merupakan hal yang fisiologi sehingga respon terhadap nyeri tergantung pada ambang nyeri tiap orang.
Penelitian tentang nyeri persalinan normal fase aktif di wilayah puskesmas Ungaran yang telah peneliti lakukan, didapatkan hasil dimana responden mengatakan persalinan itu nyeri. Nyeri persalinan ini digambarkan dengan melihat tingkat nyeri, frekuensi nyeri dan lokasi nyeri dengan harapan dapat diketahui bagaimana nyeri persalinan yang dialami primigravida pada persalinan normal fase aktif di wilayah kerja Puskesmas Ungaran.
Fisiologi nyeri persalinan dalam Judha (2012) dijelaskan bahwa rasa yang dialami selama persalinan memiliki dua jenis menurut sumbernya yaitu nyeri visceral dan nyeri somatik. Nyeri Viseral merupakan rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus pada persalinan kala I.
Kala I fase laten lebih banyak penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks dan penurunan daerah terendah janin terjadi pada fase aktif dan transisi. Ibu akan merasakan nyeri yang berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbal punggung dan  menurun ke paha. Ibu biasanya mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas rasa nyeri pada interval antar kontraksi.
Nyeri somatic merupakan nyeri yang dialami Ibu pada akhir kala I dan Kala II persalinan. Nyeri ini disebabkan oleh peregangan perineum, vulva, tekanan uteri servikal saat kontraksi, penekanan bagian terendah janin secara progesif pada fleksus lumbosakral, kandung kemih, usus dan struktur sensitive panggul yang lain.
Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory) berdasarkan teori ini serabut syaraf menstransmisikan rasa nyeri  ke spinal cord, yang hasilnya dapat dimodifikasi di tingkat spinal cord sebelum ditransmisikan ke otak. Sinap – sinap pada dorsal horn berlaku sebagai gate yang tertutup untuk menjaga implus sebelum mencapai otak atau membuka untuk mengizinkan impuls sebelum mencapai otak atau membuka untuk mengizinkan implus naik ke otak
Teori Gate Control menyatakan bahwa selama proses persalinan impuls nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat syaraf besar kearah uterus ke subtansia gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan pesan nyeri ke otak. Adanya stimulasi (seperti vibrasi, mengisak, gosok atau massage) mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat syaraf kecil. Pesan yang berlawanan ini menutup gate di subtansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut.
Mekanisme secara instrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi pada uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung. beberapa penelitian awal menyatakan nyeri disebabkan karena penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus, adanya iskemik miometrium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontraksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis, adanya proses peradangan pada otot uterus, kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari system simpatis, adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak data yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi. Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala satu terutama bersal dari uterus.
Tingkat nyeri  adalah tingkat keparahan yang dirasakan penderita dan bersifat subyektif. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 22 persalinan yang terjadi pada tanggal 02 April – 02 Mei 2013 di wilayah kerja puskesmas Ungaran, pada tabel 5.4 didapatkan tingkat nyeri persalinan sebagian besar ibu primigravida mengalami nyeri berat terkontrol, yaitu sejumlah 21 orang ( 95,5%) , sedangkan 1 orang lainnya (4,5%) mengalami nyeri sedang.
Besarnya responden yang mengalami nyeri berat terkontrol dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya karena responden merupakan seorang primigravida yang mengalami persalinan untuk pertama kali. Primigravida lebih sering cemas dan takut dalam menghadapi persalinan, sehingga secara fisiologis, dapat meningkatkan respon terhadap nyeri dan menghambat persalinan. Nisman (2011) menjelaskan kondisi psikologis cemas dan takut sangat berpengaruh pada fungsi tubuh secara fisik. Pada saat seorang cemas dan takut, pembuluh darah mengalami vasokontraksi atau menyempit sehingga aliran darah ke seluruh tubuh akan terhambat atau berkurang, hal ini yang menyebabkan bertambah nyeri. Selain itu, ada faktor lain seperti kondisi ibu saat persalinan.  Persiapan persalinan yang kurang matang juga dapat menambah kekhawatiran ibu terhadap persalinan. Bila ibu belum siap secara mental dalam persalinan, belum mengerti apa yang harus dilakukan ketika terjadi persalinan, maka hal ini akan mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Pendamping persalinan dibutuhkan pada ibu untuk membuatnya lebih bersemangat dan kuat dalam menghadapi persalinan
Sedangkan responden yang mengalami nyeri sedang, dapat dipengaruhi karena beberapa faktor, diantaranya persiapan persalinan yang matang, baik fisik maupun psikologis, adanya pendamping persalinan, kemampuan ibu dalam menguasai emosi, akan mengurangi respon terhadap nyeri. Hal ini sesuai dengan Yanti (2009) yang mengatakan wanita yang menjalani persalinan normal dengan pendidikan dan persiapan yang baik, perawatan preventif yang cermat, dukungan dengan pendampingan oleh bidan yang kompeten dan dengan analgesia yang tepat waktu serta indikasinya cenderung untuk memberikan pengalaman persalinan yang baik.
Frekuensi nyeri merupakan jumlah nyeri yang ditimbul dalam periode atau rentan waktu tertentu. Berdasarkan  hasil penelitian pada tabel 5.5 tentang frekuensi nyeri persalinan normal kala I fase aktif pada ibu primigravida di wilayah kerja puskesmas Ungaran menunjukan frekuensi nyeri persalinan sebanyak 3 kali dalam 10 menit sejumlah 1 orang (4,5%), 4 kali dalam 10 menit sejumlah 13 orang (59,1%) sedangkan 5 kali dalam 10 menit sejumlah 8 orang (36,4%).
Perbedaan antara ketiga frekuensi tersebut disebabkan karena aktivitas rahim atau miometrium yang mana aktivitas ini tidak dapat diketahui pasti kapan mulai bereaksi, seberapa sering dalam menghasilkan kontraksi, dan seberapa kuat kontraksi yang dihasilkan. Dalam Prawirohardjo (2009) menyebutkan apa yang menyebabkan uterus mulai berkontraksi sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Diperkirakan adanya sinyal biomolekular dari janin yang diterima otak ibu akan memulai kaskade penurunan progesteron, esterogen dan peningkatan prostaglandin dan oksitosin sehingga terjadilah tanda-tanda persalinan. Satu teori yang menyatakan bahwa janin merupakan dirigen dari orkestrasi kehamilannya sendiri dan komunikasi biomolekular antara ibu dan janin ini merupakan bagian awal ikatan (bounding ang attachment) antara ibu dan janin yang akan terjalin seumur hidup.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6 tentang lokasi nyeri persalinan di pinggang sebanyak 20 orang (90,9%), di perut sebanyak 22 orang (100,0%), dan di paha sebanyak 5 orang (22,7%).
Nyeri persalinan termasuk dalam nyeri viseral dan nyeri somatik. Dalam Judha (2012) menjelaskan nyeri persalinan dikatakan nyeri viseral karena rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus pada persalinan kala I. Pada primigravida, saat fase laten lebih banyak terjadi penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks dan penurunan daerah terendah janin terjadi pada fase aktif. Ibu akan merasakan nyeri yang berasal dari lumbal punggung dan menurun ke paha. Ibu biasanya mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas nyeri pada fase istirahat antar kontraksi.
Nyeri persalinan termasuk nyeri somatik karena nyeri yang dialami ibu pada akhir Kala I dan Kala II persalinan. Nyeri ini disebabkan oleh pergangan perineum dan vulva, tekanan uteri servikal saat kontraksi, penekanan bagian terendah janin secara progesif pada fleksus lumboskral, kandung kemih, usus dan struktur sensitive panggul yang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar