Persalinan
menjadi moment yang membanggakan karena lahirnya bayi mungil dari rahim ibu,
akan tetapi terkadang menjadi hal yang menakutkan bila tertinggal ingatan
mengenai nyeri saat proses persalinan. Nyeri dalam persalinan merupakan hal
yang fisiologi sehingga respon terhadap nyeri tergantung pada ambang nyeri tiap
orang.
Penelitian
tentang nyeri persalinan normal fase aktif di wilayah puskesmas Ungaran yang
telah peneliti lakukan, didapatkan hasil dimana responden mengatakan persalinan
itu nyeri. Nyeri persalinan ini digambarkan dengan melihat tingkat nyeri,
frekuensi nyeri dan lokasi nyeri dengan harapan dapat diketahui bagaimana nyeri
persalinan yang dialami primigravida pada persalinan normal fase aktif di
wilayah kerja Puskesmas Ungaran.
Fisiologi
nyeri persalinan dalam Judha (2012) dijelaskan bahwa rasa yang dialami selama
persalinan memiliki dua jenis menurut sumbernya yaitu nyeri visceral dan nyeri
somatik. Nyeri Viseral merupakan rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan
serviks dan iskemia uterus pada persalinan kala I.
Kala
I fase laten lebih banyak penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks dan
penurunan daerah terendah janin terjadi pada fase aktif dan transisi. Ibu akan
merasakan nyeri yang berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah
lumbal punggung dan menurun ke paha. Ibu
biasanya mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas rasa nyeri pada
interval antar kontraksi.
Nyeri
somatic merupakan nyeri yang dialami Ibu pada akhir kala I dan Kala II
persalinan. Nyeri ini disebabkan oleh peregangan perineum, vulva, tekanan uteri
servikal saat kontraksi, penekanan bagian terendah janin secara progesif pada
fleksus lumbosakral, kandung kemih, usus dan struktur sensitive panggul yang
lain.
Teori
Kontrol Gerbang (Gate Control Theory)
berdasarkan teori ini serabut syaraf menstransmisikan rasa nyeri ke spinal cord, yang hasilnya dapat
dimodifikasi di tingkat spinal cord sebelum ditransmisikan ke otak. Sinap –
sinap pada dorsal horn berlaku sebagai gate yang tertutup untuk menjaga implus
sebelum mencapai otak atau membuka untuk mengizinkan impuls sebelum mencapai
otak atau membuka untuk mengizinkan implus naik ke otak
Teori
Gate Control menyatakan bahwa selama
proses persalinan impuls nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat syaraf
besar kearah uterus ke subtansia gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel
transmisi memproyeksikan pesan nyeri ke otak. Adanya stimulasi (seperti
vibrasi, mengisak, gosok atau massage) mengakibatkan pesan yang berlawanan yang
lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat syaraf kecil. Pesan yang
berlawanan ini menutup gate di subtansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri
sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut.
Mekanisme
secara instrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi pada uterus
dan adnexa selama kontraksi berlangsung. beberapa penelitian awal menyatakan
nyeri disebabkan karena penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot
dari korpus fundus uterus, adanya iskemik miometrium dan serviks karena
kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena
adanya vasokontraksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis, adanya
proses peradangan pada otot uterus, kontraksi pada serviks dan segmen bawah
rahim menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari system
simpatis, adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak data yang
mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi
serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan
kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi. Rasa nyeri pada setiap fase
persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala
satu terutama bersal dari uterus.
Tingkat
nyeri adalah tingkat keparahan yang
dirasakan penderita dan bersifat subyektif. Berdasarkan hasil penelitian
terhadap 22 persalinan yang terjadi pada tanggal 02 April – 02 Mei 2013 di
wilayah kerja puskesmas Ungaran, pada tabel 5.4 didapatkan tingkat nyeri
persalinan sebagian besar ibu primigravida mengalami nyeri berat terkontrol,
yaitu sejumlah 21 orang ( 95,5%) , sedangkan 1 orang lainnya (4,5%) mengalami
nyeri sedang.
Besarnya
responden yang mengalami nyeri berat terkontrol dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya karena responden merupakan seorang primigravida yang mengalami
persalinan untuk pertama kali. Primigravida lebih sering cemas dan takut dalam
menghadapi persalinan, sehingga secara fisiologis, dapat meningkatkan respon
terhadap nyeri dan menghambat persalinan. Nisman (2011) menjelaskan kondisi
psikologis cemas dan takut sangat berpengaruh pada fungsi tubuh secara fisik.
Pada saat seorang cemas dan takut, pembuluh darah mengalami vasokontraksi atau
menyempit sehingga aliran darah ke seluruh tubuh akan terhambat atau berkurang,
hal ini yang menyebabkan bertambah nyeri. Selain itu, ada faktor lain seperti
kondisi ibu saat persalinan. Persiapan
persalinan yang kurang matang juga dapat menambah kekhawatiran ibu terhadap
persalinan. Bila ibu belum siap secara mental dalam persalinan, belum mengerti
apa yang harus dilakukan ketika terjadi persalinan, maka hal ini akan
mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Pendamping persalinan dibutuhkan pada
ibu untuk membuatnya lebih bersemangat dan kuat dalam menghadapi persalinan
Sedangkan
responden yang mengalami nyeri sedang, dapat dipengaruhi karena beberapa
faktor, diantaranya persiapan persalinan yang matang, baik fisik maupun
psikologis, adanya pendamping persalinan, kemampuan ibu dalam menguasai emosi,
akan mengurangi respon terhadap nyeri. Hal ini sesuai dengan Yanti (2009) yang
mengatakan wanita yang menjalani persalinan normal dengan pendidikan dan
persiapan yang baik, perawatan preventif yang cermat, dukungan dengan
pendampingan oleh bidan yang kompeten dan dengan analgesia yang tepat waktu
serta indikasinya cenderung untuk memberikan pengalaman persalinan yang baik.
Frekuensi
nyeri merupakan jumlah nyeri yang ditimbul dalam periode atau rentan waktu
tertentu. Berdasarkan hasil penelitian
pada tabel 5.5 tentang frekuensi nyeri persalinan normal kala I fase aktif pada
ibu primigravida di wilayah kerja puskesmas Ungaran menunjukan frekuensi nyeri
persalinan sebanyak 3 kali dalam 10 menit sejumlah 1 orang (4,5%), 4 kali dalam
10 menit sejumlah 13 orang (59,1%) sedangkan 5 kali dalam 10 menit sejumlah 8
orang (36,4%).
Perbedaan
antara ketiga frekuensi tersebut disebabkan karena aktivitas rahim atau
miometrium yang mana aktivitas ini tidak dapat diketahui pasti kapan mulai
bereaksi, seberapa sering dalam menghasilkan kontraksi, dan seberapa kuat
kontraksi yang dihasilkan. Dalam Prawirohardjo (2009) menyebutkan apa yang
menyebabkan uterus mulai berkontraksi sampai saat ini masih belum diketahui
dengan pasti. Diperkirakan adanya sinyal biomolekular dari janin yang diterima
otak ibu akan memulai kaskade penurunan progesteron, esterogen dan peningkatan
prostaglandin dan oksitosin sehingga terjadilah tanda-tanda persalinan. Satu
teori yang menyatakan bahwa janin merupakan dirigen dari orkestrasi
kehamilannya sendiri dan komunikasi biomolekular antara ibu dan janin ini
merupakan bagian awal ikatan (bounding
ang attachment) antara ibu dan janin yang akan terjalin seumur hidup.
Berdasarkan
hasil penelitian pada tabel 5.6 tentang lokasi nyeri persalinan di pinggang
sebanyak 20 orang (90,9%), di perut sebanyak 22 orang (100,0%), dan di paha
sebanyak 5 orang (22,7%).
Nyeri
persalinan termasuk dalam nyeri viseral dan nyeri somatik. Dalam Judha (2012)
menjelaskan nyeri persalinan dikatakan nyeri viseral karena rasa nyeri yang
dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus pada persalinan kala I.
Pada primigravida, saat fase laten lebih banyak terjadi penipisan di serviks
sedangkan pembukaan serviks dan penurunan daerah terendah janin terjadi pada
fase aktif. Ibu akan merasakan nyeri yang berasal dari lumbal punggung dan
menurun ke paha. Ibu biasanya mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas
nyeri pada fase istirahat antar kontraksi.
Nyeri
persalinan termasuk nyeri somatik karena nyeri yang dialami ibu pada akhir Kala
I dan Kala II persalinan. Nyeri ini disebabkan oleh pergangan perineum dan
vulva, tekanan uteri servikal saat kontraksi, penekanan bagian terendah janin
secara progesif pada fleksus lumboskral, kandung kemih, usus dan struktur
sensitive panggul yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar